Dia mencontohkan, restoran dan hotel-hotel di Ubud penuh selama gelaran ini. “Pengunjung mencapai 4 ribu, dari jumlah tersebut berapa pendapatan hotel dan restoran di Ubud selama event ini. Saya berharap, daerah lain bisa menggelar event serupa, selain meningkatkan sektor pariwisata juga menghidupkan ekonomi masyarakat,” tutur wanita berkacamata ini.
Melalui event ini, Gayatri sekaligus ingin menegaskan, Bali masih aman. UWRF menghapus stigma negatif tentang erupsi Gunung Agung, di Kab. Karangasem. “Sampai event ini selesai, semua berjalan lancar. Bali masih tetap aman menjadi destinasi wisata.”
Direktur Kerjasama Yayasan Mudra Swari Saraswati, Saraswati Ratnanggana mengucapkan terima kasih atas dukungan Kementerian Pariwisata dalam event ini. Terbukti, event ini mampu meningkatkan kunjungan turis asing.
Dukungan Kementerian Pariwisata di UWRF ini cukup signifikan, terutama dalam bentuk promosi fisik seperti, baliho, umbul- umbul, street banner, poster, flyer dan suvenir berupa payung. Kemenpar juga meluncurkan buku berisi kumpulan karya sastra 15 penulis Indonesia di ajang UWRF 2017.
“Kami senang karena Kemenpar memberikan support dari bidang nusantara dan mancanegara. Semoga tahun depan dukungan dari Kemenpar terus berlanjut. Sastra juga memiliki pasar sendiri. Terbukti, dari event ini, mampu mendatangkan puluhan ribu pengunjung,” papar Saras .
Menteri Pariwisata, Arief Yahya memberikan pujian gelaran UWRF 2017 lantaran berhasil mengundang banyak pembicara berskala dunia dan mampu menjaring ribuan wisman dan wisnus datang ke event ini.
Mantan Direktur Utama PT Telkom ini menilai, Bali punya banyak alternatif wisata, termasuk MICE melalui kegiatan UWRF. ”Bali memiliki jenis wisata paling lengkap. Memiliki budaya kuat, alam hebat, dan wisata buatan juga kreatif, termasuk di MICE, meetings, incentives, conferences and exhibitions,”tandasnya.(rel)