PALEMBANG-Gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) ke-III/2013 di Palembang, Sumatera Selatan, memang baru ditutup malam nanti. Tapi, sebelum even negara-negara Islam ini usai, Indonesia sudah memastikan diri menjadi juara umum.
Kepastian itu didapat setelah Indonesia kembali mengumpulkan banyak emas dalam pertandingan, Senin (30/9). Wushu menjadi penyumbang medali terbanyak dengan torehan empat emas. Sementara, satu emas lainnya disumbangkan dari cabor panahan.
Dengan tambahan lima emas ini, Indonesia pun semakin kokoh di puncak klasemen perolehan medali sementara. Kontingen merah putih sampai tadi malam telah mengumpulkan total 100 medali dengan rincian, 34 emas , 33 perak, dan 33 perunggu.
Sementara itu, Mesir dan Malaysia berada di posisi runner up dan ketiga dengan sama-sama mengoleksi 26 emas. Meski pada hari ini masih ada 11 emas diperebutkan, raihan 34 emas Indonesia dipastikan tak mungkin terkejar lagi oleh pesaingnya.
Dari 5 nomor final di Wushu dan 6 nomor final di Taekwondo, baik Malaysia maupun Mesir menempatkan tak lebih dari tiga atlet di final. Sementara, keduanya membutuhkan minimal 9 emas untuk menyalip Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia masih bisa melejit dalam perolehan medali karena dari 11 final Wushu dan Taekwondo hari ini, tujuh atlet memasuki partai final.
“Memang kalau kami kalkulasi sudah aman. Tapi, kalau juara, kita lihat besok (hari ini, Red). Kalau belum benar-benar selesai jangan ngomong begitu kami tetap mengusahakan yang terbaik untuk besok (hari ini, Red),” kata Chief De Mission Indonesia, Ahmed Solihin, kemarin.
Dia berharap, karena belum resmi dinobatkan juara umum ISG, kontingen Indonesia jangan mengendurkan semangat terlebih dulu. Sebab, sesuai prediksi, pada final hari ini, Indonesia masih bisa menambah paling tidak dua keping emas lagi.
Meski belum mau memberikan statemen resmi, apa yang didapat Indonesia di ISG kali ini sangat luar biasa. Alasannya, karena Menpora sebelumnya hanya menarget Indonesia bisa menembus 10 besar, tapi nyatanya bisa menjadi yang terbaik meski belum resmi.
Target 10 besar itu menurut Ahmed hal yang lumrah karena melihat pencapaian Indonesia di ISG sebelumnya. Dimana, kontingen merah putih hanya berhasil menduduki peringkat ke -18 dengan torehan medali yang cukup jauh dengan saat ini, yakni satu emas, dua perak, dan satu perunggu.
Sementara itu, untuk upacara penutupan yang digelar malam nanti, venue yang sempat akan dipindah, dibatalkan. Stadion Gelora Sriwijaya akan tetap menjadi arena closing ISG III setelah sebelumnya direncanakan sangat sederhana di gedung tertutup, Palembang Sport and Convention Centre (PSCC).
Rencana pemindahan menuju venue Basket dan Voli itu muncul karena lambatnya penyaluran dana kepada panitia pelaksana daerah. Sebab, selama ini praktis anggaran belum bisa tersalurkan secara maksimal akibat lambatnya proses penggunaan anggaran. Ya, itu karena seluruh pengeluaran harus didiskusikan dengan tim asistensi sehingga prosesnya tidak bisa cepat.
Rita Subowo mengakui, karena minimnya anggaran ini pula, kegiatan penutupan pun dilakukan dengan sederhana.
“Pertunjukan dan konsepnya mungkin tidak akan jauh beda. Tapi durasinya akan lebih singkat. Itu untuk efisiensi. Nanti Menpora yang akan menutup,” terangnya. (aam)