33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Warga Blokir Jalan Patumbak-Amplas

MEDAN-Rusaknya Jalan Patumbak menuju Simpang Amplas, akibat sering dilalui mobil berat pengangkut hasil galian ilegal dari Kec. Namorambe, Sibiru-biru dan Patumbak, membuat sebagian besar warga resah. Pasalnya, bila musim penghujan tiba, jalanan rentan menjadi kubangan, dan jika musim kemarau datang, jalanan menjadi berabu. Bahkan tak jarang mengakibatkan kecelakaan akibat truk-truk pengangkut tanah memakai badan jalan.  Namun Pemkab Deli Serdang terkesan tutup mata, dan seakan tidak mau peduli atas penderitaan yang dialami warganya.

Hal ini disampaikan Roni salahsatu warga yang ikut berunjukrasa, Minggu (6/1).  Akibat keresahan itu, ratusan warga memutuskan utnuk memblokir jalan Patumbak menuju Amplas.  “Mereka (Pemkab Deli Ser dang) takut sama pengusaha galian C tidak menindak tegas pengusahnya,” ungkap Roni salah.
Dia juga mengatakan, aksi unjukrasa tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri mereka dari wabah penyakit seperti batuk, pusing-pusing, dan infeksi saluran pernapasan akibat banyak abu dari jalanan yang sering dilalui mobil pengangkut galian C.

“Demo ini kami lakukan secara spontan dengan cara memblokir Jalan Pertahanan Patumbak, menuju ke Simp. Amplas, Jalan Sisingamangaraja Medan. Agar pemerintah memperbaiki jalan ini, masyarakat sepakat, tidak akan membuka jalan ini untuk dilintasi mobil berat pengangkut bahan material berupa tanah merah, pasir, sertu, krikil, batu mangga, batu kelapa maupun batu besar (gajah). Terkecuali bagi kendaraan umum seperti Angkot, pengendara roda dua, maupun mobil pribadi (roda empat), kami tidak akan menghalanginya, namun, jika mobil berat yang melintas, akan kami stop dengan cara paksa.Sebab, mobil berat itulah biang kerok pengrusak jalan ini,”tegasnya.

Para pengunjukrasa juga meminta agar pihak kepolisian segera menangkap para penggali liar yang berada dikawasan Jalan Patumbak. “Mereka para pengusaha ya enak la, mereka dapat uang banyak dapat kemewahan, sedangkan kami warga, setiap waktu makan abu,”teriak para pengunjukrasa.
Camat Patumbak, Khairul Saleh Siregar S.Sos, saat dikonfirmasi  mengaku, perbaikan Jalan Pertahanan Patumbak menuju ke Simpang Amplas Medan sudah diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Pengkerjaan Umum Tingkat I Sumatrea Utara (PU Sumut).  “Sekarang ini PU Provinsi masih mengerjakan jalanan yang berlobang dan meratakannya dahulu agar jalanan tidak terlalu parah untuk dilintasi para penggunaannya,”katanya.

Pantauan di lokasi, aksi pemblokiran jalan mendapatkan pengawalan personel kepolisian Patumbak untuk mengantisipasi terjadinya tindak anarkis yang mungkin saja dilakukan para pendemo. (mri-smg)

MEDAN-Rusaknya Jalan Patumbak menuju Simpang Amplas, akibat sering dilalui mobil berat pengangkut hasil galian ilegal dari Kec. Namorambe, Sibiru-biru dan Patumbak, membuat sebagian besar warga resah. Pasalnya, bila musim penghujan tiba, jalanan rentan menjadi kubangan, dan jika musim kemarau datang, jalanan menjadi berabu. Bahkan tak jarang mengakibatkan kecelakaan akibat truk-truk pengangkut tanah memakai badan jalan.  Namun Pemkab Deli Serdang terkesan tutup mata, dan seakan tidak mau peduli atas penderitaan yang dialami warganya.

Hal ini disampaikan Roni salahsatu warga yang ikut berunjukrasa, Minggu (6/1).  Akibat keresahan itu, ratusan warga memutuskan utnuk memblokir jalan Patumbak menuju Amplas.  “Mereka (Pemkab Deli Ser dang) takut sama pengusaha galian C tidak menindak tegas pengusahnya,” ungkap Roni salah.
Dia juga mengatakan, aksi unjukrasa tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri mereka dari wabah penyakit seperti batuk, pusing-pusing, dan infeksi saluran pernapasan akibat banyak abu dari jalanan yang sering dilalui mobil pengangkut galian C.

“Demo ini kami lakukan secara spontan dengan cara memblokir Jalan Pertahanan Patumbak, menuju ke Simp. Amplas, Jalan Sisingamangaraja Medan. Agar pemerintah memperbaiki jalan ini, masyarakat sepakat, tidak akan membuka jalan ini untuk dilintasi mobil berat pengangkut bahan material berupa tanah merah, pasir, sertu, krikil, batu mangga, batu kelapa maupun batu besar (gajah). Terkecuali bagi kendaraan umum seperti Angkot, pengendara roda dua, maupun mobil pribadi (roda empat), kami tidak akan menghalanginya, namun, jika mobil berat yang melintas, akan kami stop dengan cara paksa.Sebab, mobil berat itulah biang kerok pengrusak jalan ini,”tegasnya.

Para pengunjukrasa juga meminta agar pihak kepolisian segera menangkap para penggali liar yang berada dikawasan Jalan Patumbak. “Mereka para pengusaha ya enak la, mereka dapat uang banyak dapat kemewahan, sedangkan kami warga, setiap waktu makan abu,”teriak para pengunjukrasa.
Camat Patumbak, Khairul Saleh Siregar S.Sos, saat dikonfirmasi  mengaku, perbaikan Jalan Pertahanan Patumbak menuju ke Simpang Amplas Medan sudah diserahkan sepenuhnya kepada Dinas Pengkerjaan Umum Tingkat I Sumatrea Utara (PU Sumut).  “Sekarang ini PU Provinsi masih mengerjakan jalanan yang berlobang dan meratakannya dahulu agar jalanan tidak terlalu parah untuk dilintasi para penggunaannya,”katanya.

Pantauan di lokasi, aksi pemblokiran jalan mendapatkan pengawalan personel kepolisian Patumbak untuk mengantisipasi terjadinya tindak anarkis yang mungkin saja dilakukan para pendemo. (mri-smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/