27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Serunya Perjalanan ke Negeri Serumpun

Nyak Putri Yunanda Yusra, Taruni (SPAN) Medan

Selama lima hari mengunjungi tempat – tempat wisata di Malaysia memiliki pengalaman dan kesan tak terlupakan. Karakter masyarakatnya yang berbeda, membuat ingin kembali berpetualang ke negeri serumpun ini. Perjalanan saya kali ini dalam rangka studi banding ke beberapa industri pesawat udara di Malaysia.

Dari Kota Medan ke Malaysia, saya bersama 31 Taruna/i Sekolah Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN) Medan serta dua orang awak media yang ikut dalam perjalanan menumpangi pesawat Air Asia dan menempuh perjalanan hampir satu jam. Setibanya di Malaysia, kami menginap di salah satu hotel yang berada dikawasan Petaling Street yang merupakan lokasi strategis dan terletak tepat di jantung Kuala Lumpur Malaysia. Mumpung kegiatan belum padat, saya sempatkan untuk melihat-lihat kota kecil yang mayoritas warganya adalah orang China sehingga lokasi ini juga disebut China Town.
Perjalanan kami dimulai dari mengunjungi industri perbaikan pesawat ke PT.AIROD SDN.BHD di Subang Selangor Kuala Lumpur untuk melihat secara langsung para teknisi yang sedang melakukan perbaikan dan pemeliharaan pesawat udara.

Disini, saya berkenalan dengan seorang teknisi, namanya Syaifuddin Muhammad, usianya baru 23 tahun. Dia mengajari saya banyak hal terutama soal perbaikan pesawat. Hingga kini kami tetap menjalin komunikasi via facebook.

Malaysia memiliki banyak tempat wisata yang ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai negara. Seperti tempat wisata Batu Caves yang cukup populer di Selangor. Disini, Patung Dewa Murugan berwarna keemasan yang merupakan patung Dewa Hindu tertinggi didunia berdiri tegak dengan segala kehebatannya. Ketinggian patung ini mencapai 43 meter dengan dibagian belakangnya terdapat 272 anak tangga curam menuju gua diatas bukit kapur yang didalamnya terdapat kuil.

Saya bersama Taruna/i lainnya mencoba menaiki anak tangga yang jumlahnya sudah menyesakkan dada. Tapi akhirnya kami sampai juga hingga kekuilnya. Sungguh hebat tempat ini, ada tiga gua utama dan satu gua kecil didalamnya. Monyet-monyet liar seenaknya saja mengejar kami dan mencoba mencuri makanan kecil yang kami bawa. Beruntung tidak ada yang terluka dan menjadi korban. Lengah sedikit saja, makanan yang menjadi pengganjal perut bisa dicuri, bahkan monyet-monyet tadi tak segan-segan menarik tas yang saya bawa, sungguh keterlaluan.

Saat menginjakkan kaki di gua ini, sensasi religius sangat terasa. Aroma  dupa sangat menusuk hidung. Saat itu, umat Hindu sedang beribadah. Suasana lembab, serta batu-batu curam kebawah yang menitikkan air membuat kita merasa berada didunia lain. Di musim panas, keadaan di dalam gua tetap basah, karena sifat bukit kapur yang menyerap air dan kelembapan.

Perjalanan tak berhenti sampai disitu. Meski merasa lelah, kami langsung mengunjungi tempat wisata lainnya seperti Museum, Menara Kembar Petronas, Istana Negara Malaysia dan banyak lagi. Dihari terakhir, kami mengunjungi Melaka yang merupakan kota sejarah. Melaka memiliki banyak bangunan tua yang  dirawat, dan dijadikan tempat wisata. Disini semua bangunan tua berwarna merah dan merupakan peninggalan Belanda. Sungguh perjalan yang  mengesankan. (*)

Nyak Putri Yunanda Yusra, Taruni (SPAN) Medan

Selama lima hari mengunjungi tempat – tempat wisata di Malaysia memiliki pengalaman dan kesan tak terlupakan. Karakter masyarakatnya yang berbeda, membuat ingin kembali berpetualang ke negeri serumpun ini. Perjalanan saya kali ini dalam rangka studi banding ke beberapa industri pesawat udara di Malaysia.

Dari Kota Medan ke Malaysia, saya bersama 31 Taruna/i Sekolah Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN) Medan serta dua orang awak media yang ikut dalam perjalanan menumpangi pesawat Air Asia dan menempuh perjalanan hampir satu jam. Setibanya di Malaysia, kami menginap di salah satu hotel yang berada dikawasan Petaling Street yang merupakan lokasi strategis dan terletak tepat di jantung Kuala Lumpur Malaysia. Mumpung kegiatan belum padat, saya sempatkan untuk melihat-lihat kota kecil yang mayoritas warganya adalah orang China sehingga lokasi ini juga disebut China Town.
Perjalanan kami dimulai dari mengunjungi industri perbaikan pesawat ke PT.AIROD SDN.BHD di Subang Selangor Kuala Lumpur untuk melihat secara langsung para teknisi yang sedang melakukan perbaikan dan pemeliharaan pesawat udara.

Disini, saya berkenalan dengan seorang teknisi, namanya Syaifuddin Muhammad, usianya baru 23 tahun. Dia mengajari saya banyak hal terutama soal perbaikan pesawat. Hingga kini kami tetap menjalin komunikasi via facebook.

Malaysia memiliki banyak tempat wisata yang ramai dikunjungi para pelancong dari berbagai negara. Seperti tempat wisata Batu Caves yang cukup populer di Selangor. Disini, Patung Dewa Murugan berwarna keemasan yang merupakan patung Dewa Hindu tertinggi didunia berdiri tegak dengan segala kehebatannya. Ketinggian patung ini mencapai 43 meter dengan dibagian belakangnya terdapat 272 anak tangga curam menuju gua diatas bukit kapur yang didalamnya terdapat kuil.

Saya bersama Taruna/i lainnya mencoba menaiki anak tangga yang jumlahnya sudah menyesakkan dada. Tapi akhirnya kami sampai juga hingga kekuilnya. Sungguh hebat tempat ini, ada tiga gua utama dan satu gua kecil didalamnya. Monyet-monyet liar seenaknya saja mengejar kami dan mencoba mencuri makanan kecil yang kami bawa. Beruntung tidak ada yang terluka dan menjadi korban. Lengah sedikit saja, makanan yang menjadi pengganjal perut bisa dicuri, bahkan monyet-monyet tadi tak segan-segan menarik tas yang saya bawa, sungguh keterlaluan.

Saat menginjakkan kaki di gua ini, sensasi religius sangat terasa. Aroma  dupa sangat menusuk hidung. Saat itu, umat Hindu sedang beribadah. Suasana lembab, serta batu-batu curam kebawah yang menitikkan air membuat kita merasa berada didunia lain. Di musim panas, keadaan di dalam gua tetap basah, karena sifat bukit kapur yang menyerap air dan kelembapan.

Perjalanan tak berhenti sampai disitu. Meski merasa lelah, kami langsung mengunjungi tempat wisata lainnya seperti Museum, Menara Kembar Petronas, Istana Negara Malaysia dan banyak lagi. Dihari terakhir, kami mengunjungi Melaka yang merupakan kota sejarah. Melaka memiliki banyak bangunan tua yang  dirawat, dan dijadikan tempat wisata. Disini semua bangunan tua berwarna merah dan merupakan peninggalan Belanda. Sungguh perjalan yang  mengesankan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/