25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Money Ball, Kisah Realita Dunia Olahraga

Film Moneyball yang dibintangi Brad Pitt, adalah sebuah kisah nyata tentang pergeseran paradigma dalam bisbol, dan bagaimana sebuah dongeng ternyata benar-benar ada. “Bull Durham” mungkin masih dianggap sebagai film bisbol terbaik, tetapi Moneyball menambahkan sisi “uang” dari “Bull Durham”.

Kisah film ini sendiri menitikberatkan kepada kehidupan seorang manajer tim baseball, Billy Beane (Brad Pitt). Nasib buruk sedang menimpa Beane lantaran timnya, Oackland Athletics tersingkir dari perebutan tangga juara tahun 2001.

Berbagai usaha dilakukan untuk bisa membuat tim binaannya bangkit sampai-sampai Beane rela harus berhutang untuk membeli pemain-pemain bintang demi mendongkrak prestasi tim. Di tengah perjuangannya itu, pertemuan tak disengaja dengan Peter Brand (Jonah Hill), sarjana ekonomi yang saat itu masih bekerja di tim saingannya, membuka mata Beane akan sebuah cara baru dalam merekrut pemain. Sebuah cara baru dengan menggunakan pendekatan yang belum pernah dipakai tim lain, statistika. Tak perlu pemain bintang, asal data statistiknya bagus, pemain tersebut layak direkrut.

Karakter yang diperankan Pitt, “Billy Beane,” adalah seorang yang berpotensi besar sebagai pemain bisbol, namun ternyata ia menemui kekecewaan menyedihkan setelah bermain di liga utama. Ia pun beralih profesi sebagai manajer, dan ternyata berhasil menemukan bakat sejatinya.

Pada 2002, tim bisbol Oakland Athletics telah kehilangan para pemain bintang mereka karena tawaran gaji tinggi dari tim lain, dan Beane harus membangun kembali tim tersebut dengan anggaran minim. Bersama dengan teman lamanya, Peter Brand (Jonah Hill), seorang ekonom lulusan Yale University yang akhirnya bekerja sama dengan Beane.

Duet Beane dan Brand akhirnya mulai merombak sistem manajemen Oackland Athletics dari pakem yang sudah ada. Hal ini tentu membuat para senior dalam tim, termasuk kepala pelatih, Art Howe (Philip Seymour Hoffman) sangsi. Beane sendiri nekad menggunakan sistem revolusioner yang belum teruji keberhasilannya, membuat hubungannya dengan kepala pelatih tersebut merenggang.

Perjuangan tim memenangkan kejuaraan pun juga tak semudah data di atas kertas. Oackland masih saja terseok-seok di awal musim. Kendati demikian, Beane tetap yakin ada secercah terang di akhir musim untuk timnya bila ia tetap menerapkan sistem revolusioner hasil pemikiran rekannya, si jenius statistika Peter Brand.

Brand menggunakan analisis statistik untuk melakukan dua hal bagi tim Oakland Athletics: 1) mendapatkan pemain dengan anggaran murah, dan 2) menggunakan analisa komputer untuk menyaring pemain dan menghasilkan satu tim yang benar-benar kompetitif.

Tim Oakland Athletics yang dihasilkan awalnya dianggap sebagai bahan tertawaan, namun kemudian mereka terus melakukan hal-hal hebat dalam acara The Show, yang akhirnya mau tak mau mulai membuat para penggemar bisbol berpaling kepada mereka.

Film ini diselingi pula dengan humor- humor yang benar-benar lucu dan menghibur. Adegan humor kadang datang secara tidak diduga dan benar-benar mampu membawa penonton tertawa terpingkalpingkal.

Namun daya tarik utama dari Moneyball adalah bahwa kisah dalam film ini benar-benar ada, karena diangkat dari kisah nyata. Sungguh kisah yang menyerupai sebuah dongeng, bagaimana tim yang lemah dan terpuruk berubah menjadi tim yang hebat, sangat mirip dengan cerita dongeng The Flying Ship (cerita karangan Andrew Lang dalam buku The Yellow Fairy Book).

Pada suatu waktu, seorang pemuda menetapkan keinginan untuk mencari peruntungannya. Di perjalanan, ia mencari awak kapal yang beraneka ragam guna membantunya menemukan keberuntungan itu. Dia menemukan, misalnya, seorang pria dengan telinganya mencapai tanah yang dapat mendengar segala sesuatu yang terjadi di dunia, dan ia pun merekrutnya. Dia mengatakan kepada seseorang yang lain: “Halo! Apa yang Anda lakukan, melompat dengan satu kaki?” Kemudian orang itu menjawab, “Bukan. Saya berjalan begitu cepat sehingga salah satu kaki saya harus diikat.” Dan begitulah, setiap orang memiliki keterampilan supernormal tertentu yang ternyata sangat cocok untuk mengatasi masalah tertentu. Kisah tersebut persis dengan terbentuknya tim Oakland Athletics di tangan Billy Beane.

Sambutan film ini sendiri cukup gempita. Setelah sukses mengantarkan Philip Seymour Hoffman dalam Capote, sutradara nominator Oscar 2005 lalu ini kembali memainkan tangan dinginnya dalam menggarap sebuah biopik. Tidak lagi tentang dunia kriminal dan jurnalistik, kini Miller mencoba menghadirkan hiruk pikuk dunia baseball dalam Money Ball.(net/jpnn)

BRAD Pitt is Back.

Karir akting Pitt bermula ketika ia menjalani sekolah akting bersama Roy London, seorang pelatih akting. Debut karirnya saat ia mendapat kesempatan berakting di televisi lewat serial sitkom Growing Pains (1987) dan berlanjut pada opera sabun Dallas (1987), serta 21 Jump Street (1987).

Sedang debut filmnya adalah No Way Out, No Man’s Land dan Less Than Zero, meski masih belum mendapat perhatian. Popularitas Pitt diawali dari perannya sebagai J.D dalam serial TV Thelma & Louise pada 1991, bersama Susan Sarandon dan Geena Davis dan berlanjut pada Johnny Suede (1991), A River Runs Throught It (1992), Kalifornia (1993), The Favor (1994), Interview With The Vampire (1994) yang membuat Pitt mendapat penghargaan pertamanya untuk kategori Best Performance Male dan Most Desirable Male dalam ajang MTV Movie Awards. •Setelah itu, nama Pitt dalam Hollywood semakin diperhitungkan dan mendapat beberapa penghargaan, seperti di film Seven (1995) yang kembali membuatnya mendapat predikat Most Desirable Male dalam MTV Movie Awards dan Twelve Monkeys (1995) yang berhasil meraih Best Supporting Actor di Golden Globe Award.

Pitt kemudian bermain di Meet Joe Black (1998), Fight Club (1999), The Mexican (2001), Ocean’s Eleven (2001), Spy Game (2001), Troy (2004), Ocean’s Twelve (2004), Mr & Mrs Smith (2005), Babel (2006), Ocean’s Thirteen (2007), dan Burn After Reading (2008).

Tak hanya menjadi seorang aktor, Pitt mulai tertarik untuk berkiprah sebagai produser The Time Traveller’s Wife (2009), The Lost City of Z (2010) dan Eat, Pray, Love (2011) adalah film yang pernah ia produseri. Film The Departed bahkan mendapat nominasi pada Bafta Award untuk Best Film dan film A Mighty Heart mendapat nominasi pada Independent Spirit Award sebagai Best Film.

Akting Pitt kembali diperhitungkan setelah ia memerankan tokoh Benjamin Button dengan apik di film The Curious Case of Benjamin Button.

Bahkan lewat perannya di film terbarunya ini, Pitt dinominasikan sebagai aktor terbaik di Piala Oscar.

Popularitasnya sebagai aktor papan atas Hollywood, membuat Pitt akhirnya dicalonkan sebagai calon walikota New Orleans. Selain karena pamornya sebagai selebritis, juga karena kepeduliannya pada korban badai Katrina.

Di ajang Screen Actor Guild Awards, lewat film Inglorious Basterd (2009), Pitt mendapat penghargaan Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture. Tahun 2012 ini dia kembali dengan film dokumentari: Money Ball. (net/jpnn)

Film Moneyball yang dibintangi Brad Pitt, adalah sebuah kisah nyata tentang pergeseran paradigma dalam bisbol, dan bagaimana sebuah dongeng ternyata benar-benar ada. “Bull Durham” mungkin masih dianggap sebagai film bisbol terbaik, tetapi Moneyball menambahkan sisi “uang” dari “Bull Durham”.

Kisah film ini sendiri menitikberatkan kepada kehidupan seorang manajer tim baseball, Billy Beane (Brad Pitt). Nasib buruk sedang menimpa Beane lantaran timnya, Oackland Athletics tersingkir dari perebutan tangga juara tahun 2001.

Berbagai usaha dilakukan untuk bisa membuat tim binaannya bangkit sampai-sampai Beane rela harus berhutang untuk membeli pemain-pemain bintang demi mendongkrak prestasi tim. Di tengah perjuangannya itu, pertemuan tak disengaja dengan Peter Brand (Jonah Hill), sarjana ekonomi yang saat itu masih bekerja di tim saingannya, membuka mata Beane akan sebuah cara baru dalam merekrut pemain. Sebuah cara baru dengan menggunakan pendekatan yang belum pernah dipakai tim lain, statistika. Tak perlu pemain bintang, asal data statistiknya bagus, pemain tersebut layak direkrut.

Karakter yang diperankan Pitt, “Billy Beane,” adalah seorang yang berpotensi besar sebagai pemain bisbol, namun ternyata ia menemui kekecewaan menyedihkan setelah bermain di liga utama. Ia pun beralih profesi sebagai manajer, dan ternyata berhasil menemukan bakat sejatinya.

Pada 2002, tim bisbol Oakland Athletics telah kehilangan para pemain bintang mereka karena tawaran gaji tinggi dari tim lain, dan Beane harus membangun kembali tim tersebut dengan anggaran minim. Bersama dengan teman lamanya, Peter Brand (Jonah Hill), seorang ekonom lulusan Yale University yang akhirnya bekerja sama dengan Beane.

Duet Beane dan Brand akhirnya mulai merombak sistem manajemen Oackland Athletics dari pakem yang sudah ada. Hal ini tentu membuat para senior dalam tim, termasuk kepala pelatih, Art Howe (Philip Seymour Hoffman) sangsi. Beane sendiri nekad menggunakan sistem revolusioner yang belum teruji keberhasilannya, membuat hubungannya dengan kepala pelatih tersebut merenggang.

Perjuangan tim memenangkan kejuaraan pun juga tak semudah data di atas kertas. Oackland masih saja terseok-seok di awal musim. Kendati demikian, Beane tetap yakin ada secercah terang di akhir musim untuk timnya bila ia tetap menerapkan sistem revolusioner hasil pemikiran rekannya, si jenius statistika Peter Brand.

Brand menggunakan analisis statistik untuk melakukan dua hal bagi tim Oakland Athletics: 1) mendapatkan pemain dengan anggaran murah, dan 2) menggunakan analisa komputer untuk menyaring pemain dan menghasilkan satu tim yang benar-benar kompetitif.

Tim Oakland Athletics yang dihasilkan awalnya dianggap sebagai bahan tertawaan, namun kemudian mereka terus melakukan hal-hal hebat dalam acara The Show, yang akhirnya mau tak mau mulai membuat para penggemar bisbol berpaling kepada mereka.

Film ini diselingi pula dengan humor- humor yang benar-benar lucu dan menghibur. Adegan humor kadang datang secara tidak diduga dan benar-benar mampu membawa penonton tertawa terpingkalpingkal.

Namun daya tarik utama dari Moneyball adalah bahwa kisah dalam film ini benar-benar ada, karena diangkat dari kisah nyata. Sungguh kisah yang menyerupai sebuah dongeng, bagaimana tim yang lemah dan terpuruk berubah menjadi tim yang hebat, sangat mirip dengan cerita dongeng The Flying Ship (cerita karangan Andrew Lang dalam buku The Yellow Fairy Book).

Pada suatu waktu, seorang pemuda menetapkan keinginan untuk mencari peruntungannya. Di perjalanan, ia mencari awak kapal yang beraneka ragam guna membantunya menemukan keberuntungan itu. Dia menemukan, misalnya, seorang pria dengan telinganya mencapai tanah yang dapat mendengar segala sesuatu yang terjadi di dunia, dan ia pun merekrutnya. Dia mengatakan kepada seseorang yang lain: “Halo! Apa yang Anda lakukan, melompat dengan satu kaki?” Kemudian orang itu menjawab, “Bukan. Saya berjalan begitu cepat sehingga salah satu kaki saya harus diikat.” Dan begitulah, setiap orang memiliki keterampilan supernormal tertentu yang ternyata sangat cocok untuk mengatasi masalah tertentu. Kisah tersebut persis dengan terbentuknya tim Oakland Athletics di tangan Billy Beane.

Sambutan film ini sendiri cukup gempita. Setelah sukses mengantarkan Philip Seymour Hoffman dalam Capote, sutradara nominator Oscar 2005 lalu ini kembali memainkan tangan dinginnya dalam menggarap sebuah biopik. Tidak lagi tentang dunia kriminal dan jurnalistik, kini Miller mencoba menghadirkan hiruk pikuk dunia baseball dalam Money Ball.(net/jpnn)

BRAD Pitt is Back.

Karir akting Pitt bermula ketika ia menjalani sekolah akting bersama Roy London, seorang pelatih akting. Debut karirnya saat ia mendapat kesempatan berakting di televisi lewat serial sitkom Growing Pains (1987) dan berlanjut pada opera sabun Dallas (1987), serta 21 Jump Street (1987).

Sedang debut filmnya adalah No Way Out, No Man’s Land dan Less Than Zero, meski masih belum mendapat perhatian. Popularitas Pitt diawali dari perannya sebagai J.D dalam serial TV Thelma & Louise pada 1991, bersama Susan Sarandon dan Geena Davis dan berlanjut pada Johnny Suede (1991), A River Runs Throught It (1992), Kalifornia (1993), The Favor (1994), Interview With The Vampire (1994) yang membuat Pitt mendapat penghargaan pertamanya untuk kategori Best Performance Male dan Most Desirable Male dalam ajang MTV Movie Awards. •Setelah itu, nama Pitt dalam Hollywood semakin diperhitungkan dan mendapat beberapa penghargaan, seperti di film Seven (1995) yang kembali membuatnya mendapat predikat Most Desirable Male dalam MTV Movie Awards dan Twelve Monkeys (1995) yang berhasil meraih Best Supporting Actor di Golden Globe Award.

Pitt kemudian bermain di Meet Joe Black (1998), Fight Club (1999), The Mexican (2001), Ocean’s Eleven (2001), Spy Game (2001), Troy (2004), Ocean’s Twelve (2004), Mr & Mrs Smith (2005), Babel (2006), Ocean’s Thirteen (2007), dan Burn After Reading (2008).

Tak hanya menjadi seorang aktor, Pitt mulai tertarik untuk berkiprah sebagai produser The Time Traveller’s Wife (2009), The Lost City of Z (2010) dan Eat, Pray, Love (2011) adalah film yang pernah ia produseri. Film The Departed bahkan mendapat nominasi pada Bafta Award untuk Best Film dan film A Mighty Heart mendapat nominasi pada Independent Spirit Award sebagai Best Film.

Akting Pitt kembali diperhitungkan setelah ia memerankan tokoh Benjamin Button dengan apik di film The Curious Case of Benjamin Button.

Bahkan lewat perannya di film terbarunya ini, Pitt dinominasikan sebagai aktor terbaik di Piala Oscar.

Popularitasnya sebagai aktor papan atas Hollywood, membuat Pitt akhirnya dicalonkan sebagai calon walikota New Orleans. Selain karena pamornya sebagai selebritis, juga karena kepeduliannya pada korban badai Katrina.

Di ajang Screen Actor Guild Awards, lewat film Inglorious Basterd (2009), Pitt mendapat penghargaan Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture. Tahun 2012 ini dia kembali dengan film dokumentari: Money Ball. (net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/