30 C
Medan
Friday, June 21, 2024

Jalan Medan-Belawan Diblokir 5 Jam

Khawatir Tanggul Sungai Deli Jebol

MEDAN- Warga Lingkungan VI di Jalan KL Yos Sudarso Km 18, Medan Labuhan menggelar aksi blokir jalan selama lima jam sebagai cara untuk menegur Pemko Medan agar membangun tanggul Sungai Deli yang sudah mengkhawatirkan warga. Pasalnya, sejak 11 tahun lalu hancurnya tanggul akibat dihantam banjir tak kunjung dibangun oleh pemerintah.

Aksi pemblokiran jalan itu dilakukan sejumlah masyarakat yang bermukim di pinggiran benteng sungai deli melakukan aksi protes, Senin (19/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Di bawah guyuran hujan deras, masyarakat yang didominasi kaum ibu – ibu menutup akses jalan utama penghubung Medan menuju Belawan sebagai bentuk rasa protes dan kekecewaan mereka kepada pemerintah.  Akibatnya, sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang.

“Jangan kasih jalan mobil atau kereta, sudah seminggu benteng retak, tapi sampai sekarang tidak juga diperbaiki, kalau pejabat pemerintah tak datang kami tetap bertahan menutupi jalan ini,” teriak sejumlah warga di badan Jalan KL Yos Sudarso Km 18, Medan.

Akhirnya pemblokiran Jalan Medan-Belawan itu dibuka setelah sejumlah pejabat Pemko Medan seperti Sekda Medan Ir Syaiful Bahri, Kepala Dinas PU Bina Marga Gunawan Surya Lubis,  Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II,  Yuda Mediawan  dan Kapolresta Belawan, AKBP Hendro Kiswanto serta Camat Medan Labuhan Zain Noval.
Dihadapan warga, Sekda Medan Syaiful Bahri menjawab pihaknya meminta maaf atas kekecewaan warga terkait lambatnya perbaikan tanggul Sungai Deli yang di tempati sekitar 140 Kepala Keluarga (KK). “Kami akan segera bangun tanggul.  Tapi, buat tanggul darurat dulu,” ujarnya.

dengan membangun benteng dari goni yang berisi pasir dan batu kerikil. Kami harap benteng dapat menekan air ke bawah sehingga bisa sebagai penahanan sementara. Pada 2012 tanggul akan dibangun bersama BWSS II,” ucapnya dihadapan warga.

Kadis PU Bina Marga, Gunawan Surya menyebutkan, benteng yang sudah rusak akibat posisinya di tikungan sepanjang 25 meter dengan tinggi 10 meter. Pihaknya mengaku sudah membangun benteng sementara, tapi masyarakat meminta agar dibangun beton. Sebenarnya, pembangunan yang diharapkan merupakan kewenangan pemerintah pusat karena anggarannya besar,” katanya.

Dia memeberkan, pihaknya sudah melakukan penambahan dengan batu alam jenis gajah yang didatangkan dari Tuntungan sebagai pencegah jebolnya coran tanggul benteng yang sudah longsor sepanjang 10 meter. “Jadi, kami sudah menanggulangi secara non teknis. Kalau untuk bangunan ‘Sheet File’ yakni tanggul yang dibangun dari beton harus ditanam dengan kedalaman 15 meter dan baru diisi dan dipadatkan dengan tanah. Tapi itu merupakan kewenangan BWS wilayah Sumut II yang merupakan perpanjangan tangan dari Departemen PU di Dirjen Sumber Daya Air,” jelasnya.

Gunawan menyebutkan, perkiraan untuk membangun Sheet File dibutuhkan anggaran yang besar karena dibutuhkan sekitar 75 batang Sheet File untuk membangun tanggul sepanjang 30 meter dan tinggi 10 meter. “Kita Pemko Medan sifatnya hanya membantu menanggulangi banjir sebelum BWSS II melaksanakannya secara teknis,” sebutnya.
Kepala BWS Sumut II, Yuda Mediawan mengatakan tanggul yang dibangun sementara karena darurat dari karung-karung goni sudah cukup aman bagi warga. Namun, sifatnya masih sementara dan di tahun 2012 akan dibangun tanggul dengan anggaran sebanyak Rp13,5 miliar.

Selain itu, tambah Yuda, tanggul di sepanjang sungai Deli yang kritis juga akan dibangun dan akan dilakukan pengerukan, sedangkan draftnya sudah diajukan ke Komisi V DPR RI dan Kementerian PU. Dimana, persetujuannya untuk dana multiyears selama tiga tahun, 2012 hingga 2014 sebesar Rp100 miliar untuk pembangunan tanggul ini.
Begitupun, Yuda berharap ada penataan di pinggir sungai. Kawasan pinggiran sungai tidak lagi ada bangunan, rumah juga kebun.  “Ini  akan menyulitkan pemeliharaan ke depan, kendaraan alat berat sulit masuk ke pinggir tanggul. Untuk itulah, kami berharap masyarakat sabar. Kami menyadari kekhawatiran air naik itu pastilah ada,” bebernya.
Setelah dilakukan dialog, sejumlah pejabat tersebut bersama perwakilan masyarakat meninjau lokasi tanggul yang akan robuh tersebut. (adl/gus)

Khawatir Tanggul Sungai Deli Jebol

MEDAN- Warga Lingkungan VI di Jalan KL Yos Sudarso Km 18, Medan Labuhan menggelar aksi blokir jalan selama lima jam sebagai cara untuk menegur Pemko Medan agar membangun tanggul Sungai Deli yang sudah mengkhawatirkan warga. Pasalnya, sejak 11 tahun lalu hancurnya tanggul akibat dihantam banjir tak kunjung dibangun oleh pemerintah.

Aksi pemblokiran jalan itu dilakukan sejumlah masyarakat yang bermukim di pinggiran benteng sungai deli melakukan aksi protes, Senin (19/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Di bawah guyuran hujan deras, masyarakat yang didominasi kaum ibu – ibu menutup akses jalan utama penghubung Medan menuju Belawan sebagai bentuk rasa protes dan kekecewaan mereka kepada pemerintah.  Akibatnya, sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang.

“Jangan kasih jalan mobil atau kereta, sudah seminggu benteng retak, tapi sampai sekarang tidak juga diperbaiki, kalau pejabat pemerintah tak datang kami tetap bertahan menutupi jalan ini,” teriak sejumlah warga di badan Jalan KL Yos Sudarso Km 18, Medan.

Akhirnya pemblokiran Jalan Medan-Belawan itu dibuka setelah sejumlah pejabat Pemko Medan seperti Sekda Medan Ir Syaiful Bahri, Kepala Dinas PU Bina Marga Gunawan Surya Lubis,  Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II,  Yuda Mediawan  dan Kapolresta Belawan, AKBP Hendro Kiswanto serta Camat Medan Labuhan Zain Noval.
Dihadapan warga, Sekda Medan Syaiful Bahri menjawab pihaknya meminta maaf atas kekecewaan warga terkait lambatnya perbaikan tanggul Sungai Deli yang di tempati sekitar 140 Kepala Keluarga (KK). “Kami akan segera bangun tanggul.  Tapi, buat tanggul darurat dulu,” ujarnya.

dengan membangun benteng dari goni yang berisi pasir dan batu kerikil. Kami harap benteng dapat menekan air ke bawah sehingga bisa sebagai penahanan sementara. Pada 2012 tanggul akan dibangun bersama BWSS II,” ucapnya dihadapan warga.

Kadis PU Bina Marga, Gunawan Surya menyebutkan, benteng yang sudah rusak akibat posisinya di tikungan sepanjang 25 meter dengan tinggi 10 meter. Pihaknya mengaku sudah membangun benteng sementara, tapi masyarakat meminta agar dibangun beton. Sebenarnya, pembangunan yang diharapkan merupakan kewenangan pemerintah pusat karena anggarannya besar,” katanya.

Dia memeberkan, pihaknya sudah melakukan penambahan dengan batu alam jenis gajah yang didatangkan dari Tuntungan sebagai pencegah jebolnya coran tanggul benteng yang sudah longsor sepanjang 10 meter. “Jadi, kami sudah menanggulangi secara non teknis. Kalau untuk bangunan ‘Sheet File’ yakni tanggul yang dibangun dari beton harus ditanam dengan kedalaman 15 meter dan baru diisi dan dipadatkan dengan tanah. Tapi itu merupakan kewenangan BWS wilayah Sumut II yang merupakan perpanjangan tangan dari Departemen PU di Dirjen Sumber Daya Air,” jelasnya.

Gunawan menyebutkan, perkiraan untuk membangun Sheet File dibutuhkan anggaran yang besar karena dibutuhkan sekitar 75 batang Sheet File untuk membangun tanggul sepanjang 30 meter dan tinggi 10 meter. “Kita Pemko Medan sifatnya hanya membantu menanggulangi banjir sebelum BWSS II melaksanakannya secara teknis,” sebutnya.
Kepala BWS Sumut II, Yuda Mediawan mengatakan tanggul yang dibangun sementara karena darurat dari karung-karung goni sudah cukup aman bagi warga. Namun, sifatnya masih sementara dan di tahun 2012 akan dibangun tanggul dengan anggaran sebanyak Rp13,5 miliar.

Selain itu, tambah Yuda, tanggul di sepanjang sungai Deli yang kritis juga akan dibangun dan akan dilakukan pengerukan, sedangkan draftnya sudah diajukan ke Komisi V DPR RI dan Kementerian PU. Dimana, persetujuannya untuk dana multiyears selama tiga tahun, 2012 hingga 2014 sebesar Rp100 miliar untuk pembangunan tanggul ini.
Begitupun, Yuda berharap ada penataan di pinggir sungai. Kawasan pinggiran sungai tidak lagi ada bangunan, rumah juga kebun.  “Ini  akan menyulitkan pemeliharaan ke depan, kendaraan alat berat sulit masuk ke pinggir tanggul. Untuk itulah, kami berharap masyarakat sabar. Kami menyadari kekhawatiran air naik itu pastilah ada,” bebernya.
Setelah dilakukan dialog, sejumlah pejabat tersebut bersama perwakilan masyarakat meninjau lokasi tanggul yang akan robuh tersebut. (adl/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/