Sama halnya yang terjadi saat ini. Hanya saja, jumlah toko yang terbakar jauh lebih banyak. Rudi yakin telah terjadi sabotase karena sejak tahun 2009, korsleting listrik atau gangguan lainnya tidak pernah terjadi pada tokonya dan toko-toko lainnya. Semua sarana prasarana berfungsi dengan baik. Hanya saja sarana prasana tersebut tidak berfungsi maksimal. Seperti AC yang tidak lagi terasa dingin. Namun hal itu tidak menjadi masalah yang mengganggu aktivitas jual-beli.
Dia juga mengeluhkan tidak ada satupun barang dangangan terselamatkan. Api yang cepat menyambar membuat dirinya tak mempunyai waktu untuk menyelamatkan barang dagangannya itu. Akibatnya kurigan besar pun dialaminya.
“Kerugian ditaksir sampai Rp500 juta,” tambah dia. Dia mengatakan bahwa usahanya akan dipindah ke Blok V atau mencari toko di dekat Pasar Senen.
Di lain pihak, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung menjelaskan, sembilan saksi telah diperiksa. Saksi-Saksi tersebut merupakan orang yang pertama kali melihat titik api membakar Pasar Senen. Mereka di antaranya adalah security dan pedagang.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kronologis kebakaran. Namun sayangnya pihaknya belum menuai titik terang. Sebab, tidak ada satupun saksi yang mengetahui secara spesifik terjadinya kebakaran.
“Untuk mengetahui penyebabnya, kami harus memeriksa langsung di lokasi kejadian. Dan karena api belum sepenuhnya padam, pemeriksaan itu belum bisa berjalan,” ujar pria berpangkat dua melati di pundaknya itu.
Sementara itu, Kapolsek Senen Kompol Indra S. Tarigan mengatakan pihaknya tidak dapat menduga-duga penyebab kebakaran tersebut. Dia mengatakan bahwa perlu bukti kuat untuk memecahkan sebuah masalah.
“Kami belum bisa memastikan apakah kebakaran adanya unsur kesengajaan, atau adanya unsur lain. Itu dapat diketahui setelah pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan. Dan sembilan saksi itu tetap kami pantau dan diperiksa,” tegas Indra. (ian/jpg/yaa)