27 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Jason Bishop Tantang Peselancar Tuan Rumah di Pantai Sorake

Berselancar di pantai Sorake, Botohilitano, Teluk Dalam, Nias Selatan.

Untuk periode Juli, Pantai Sorake sangat ramai dikunjungi turis asing yang ingin berselancar karena ketinggian ombaknya bisa mencapai 10-12 meter.

Keunggulan lain, gelombang ombak yang tinggi dan ombaknya bisa bergulung dengan utuh sampai ke bibir pantai serta memiliki 11 kali gelombang sebelum pecah dengan ketinggian gelombang antara 3 meter sampai dengan 5 meter.

Ombaknya pun punya 5 tingkatan sehingga peselancar dapat melakukan atraksi dengan berbagai gaya di setiap tingkatan. Bahkan peselancar bisa menaiki ombak hingga mencapai jarak sejauh 200 meter karena memiliki karakter ombak yang panjang yang jarang ditemui di belahan dunia manapun.

Pantai ini juga unik karena tidak ada pasir yang melandai. Yang ada justru batu karang yang bertebaran . Pinggiran batu-batu karang yang terluar adalah langsung berhadapan dengan laut dalam yang mempunyai kedalaman 2 sampai 3 meter.

“Ini akan menjadi ajang kompetisj terbaik nantinya. Ombak di pantai Sorake sangat ideal sehingga membuat peserta merasa tertantang. Pantai, dan rumah-rumah masyarakat menjadi obstacles dan pemandangan para peserta,” ujar Esthy Reko Astuty, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.

Wanita berhijab itu juga memaparkan, terpilihnya Pantai Sorake berkat kerja sama dengan pemerintah daerah melalui Disbudpora Kabupaten Nias Selatan dengan Asosiasi Peselancar Nias Selatan (APNS) dan dukungan dari Kemenpar. Kerja sama itu diyakini semakin memperkuat posisi Nias Selatan sebagai destinasi ‘sport tourism’ kelas dunia nantinya.

Sport tourism ini cukup potensial. Trennya terus meningkat, semakin banyak acara sport tourism yang diselenggarakan di banyak destinasi wisata di Tanah Air,” lanjutnya

Menpar Arief Yahya sendiri menambahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki daya pikat masing-masing dan semuanya bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata.

Jika respons surfing ini bagus, secara otomatis, pebisnis akan mengembangkan destinasi Nias Selatan. Nah, rumus 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas akan menentukan untuk mengembangkan destinasi di sana.

Atraksi yang istimewa bisa men-drive Akses dan Amenitas di sana. Pemerintah daerah setempat bisa memiliki keramahan serta bisa menjadi gaet yang baik bagi para turis mancanegara yang datang.

“Jadi, ketika para surfer datang, bisa mendapatkan penjelasan yang jelas. Di mana lokasinya, tempat menginap dan lain sebagainya. Kita harapkan ini dapat mendorong ekonomi daerah bisa berkembang,” tandasnya. (rel)

Berselancar di pantai Sorake, Botohilitano, Teluk Dalam, Nias Selatan.

Untuk periode Juli, Pantai Sorake sangat ramai dikunjungi turis asing yang ingin berselancar karena ketinggian ombaknya bisa mencapai 10-12 meter.

Keunggulan lain, gelombang ombak yang tinggi dan ombaknya bisa bergulung dengan utuh sampai ke bibir pantai serta memiliki 11 kali gelombang sebelum pecah dengan ketinggian gelombang antara 3 meter sampai dengan 5 meter.

Ombaknya pun punya 5 tingkatan sehingga peselancar dapat melakukan atraksi dengan berbagai gaya di setiap tingkatan. Bahkan peselancar bisa menaiki ombak hingga mencapai jarak sejauh 200 meter karena memiliki karakter ombak yang panjang yang jarang ditemui di belahan dunia manapun.

Pantai ini juga unik karena tidak ada pasir yang melandai. Yang ada justru batu karang yang bertebaran . Pinggiran batu-batu karang yang terluar adalah langsung berhadapan dengan laut dalam yang mempunyai kedalaman 2 sampai 3 meter.

“Ini akan menjadi ajang kompetisj terbaik nantinya. Ombak di pantai Sorake sangat ideal sehingga membuat peserta merasa tertantang. Pantai, dan rumah-rumah masyarakat menjadi obstacles dan pemandangan para peserta,” ujar Esthy Reko Astuty, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar.

Wanita berhijab itu juga memaparkan, terpilihnya Pantai Sorake berkat kerja sama dengan pemerintah daerah melalui Disbudpora Kabupaten Nias Selatan dengan Asosiasi Peselancar Nias Selatan (APNS) dan dukungan dari Kemenpar. Kerja sama itu diyakini semakin memperkuat posisi Nias Selatan sebagai destinasi ‘sport tourism’ kelas dunia nantinya.

Sport tourism ini cukup potensial. Trennya terus meningkat, semakin banyak acara sport tourism yang diselenggarakan di banyak destinasi wisata di Tanah Air,” lanjutnya

Menpar Arief Yahya sendiri menambahkan, setiap daerah di Indonesia memiliki daya pikat masing-masing dan semuanya bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata.

Jika respons surfing ini bagus, secara otomatis, pebisnis akan mengembangkan destinasi Nias Selatan. Nah, rumus 3A, Atraksi, Akses dan Amenitas akan menentukan untuk mengembangkan destinasi di sana.

Atraksi yang istimewa bisa men-drive Akses dan Amenitas di sana. Pemerintah daerah setempat bisa memiliki keramahan serta bisa menjadi gaet yang baik bagi para turis mancanegara yang datang.

“Jadi, ketika para surfer datang, bisa mendapatkan penjelasan yang jelas. Di mana lokasinya, tempat menginap dan lain sebagainya. Kita harapkan ini dapat mendorong ekonomi daerah bisa berkembang,” tandasnya. (rel)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/