22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Bentrok Napi Pecah di Lapas Siantar

Agun, salahsatu napi saat diamankan di Lapas Klas IIA Pematangsiantar. Senin (23/9).
Agun, salahsatu napi saat diamankan di Lapas Klas IIA Pematangsiantar. Senin (23/9).

PEMATANGSIANTAR-

Bentrok antar-narapidana (napi) pecah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pematangsiantar, Senin (23/9) sekitar pukul 10 WIB. Mengantisipasi bentrokan meluas, sedikitnya 14 napi dari dua blok yang berseteru, yakni Blok Ambarita dan Blok Beringin terpaksa dipindahkan ke sejumlah Lapas di Sumut.

Informasi dihimpun, peristiwa keributan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Berawal ketika seorang napi Tam Lam Yong (47) yang ditahan di Blok Ambarita berjanji memberikan bantuan kepada sejumlah napi di Blok Beringin.

Ketika ditagih, Tam Lam Yong mengaku sudah memberikan sejumlah uang kepada Giman alias Colot (40), kepala kamar 8 Blok Ambarita. Mendengar itu, seorang napi bernama Alfredo Pasaribu datang ke kamar 8 Blok Ambarita dan meminta uang kepada Giman yang saat itu sedang berada di kamar 8.

“Kawan-kawan menagih ke Giman, tapi tak dikasih. Terus mereka mendatangi Lam Yong dan memukuli dia,” ujar Edi Peranginangin (42), salah satu warga binaan di Lapas Pematangsiantar.

Melihat Tam Lam Yong dipukuli, Giman mencoba membantu. Dengan membawa sepotong besi, ia menantang napi lain. Merasa ditantang, napi lain emosi kemudian memukuli Giman.

“Dia (Giman) nantang bawa besi, ya kawan kawan lain emosi. Kalau dia nggak nantang, mungkin nggak akan dipukuli,” ucap Edi.

Melihat Giman dianiaya, petugas keamanan Lapas dibantu sejumlah napi segera mengamankan Giman dari amukan massa. Akibat pemukulan itu, Giman menderita luka di kepala bagian belakang.

Kepala Lapas Kelas II A Pematang Siantar Marasidin mengakui  bentrok dipicu perkelahian dua napi. Perkelahian merembet menjadi bentrok antarblok kamar hunian, yaitu Blok Ambarita yang dihuni oleh Alfredo dengan Blok Beringin yang dihuni Giman alias Codot.

“Awalnya perselisihan antardua napi, kemudian melibatkan napi lain. Namun sudah berhasil kita redam bersama dengan pihak kepolisian. Dua napi yang berselisih tersebut juga sudah kami amankan,” ujar Marasidin.

KPLP Lapas Klas II A Pematangsiantar, Prayer Manik, ikut turun tangan mengamankan kedua warga binaan tersebut ke ruangannya. “Ini murni perkelahian karena Alfredo meminta uang,” katanya.

Akibat bentrok antar-napi tersebut, pihak Lapas memindahkan 14 warga binaan ke Lapas  Tanjungbalai, Tebingtinggi, dan Rantauprapat.

“Ke Lapas Tebingtinggi 4 orang, Lapas Tanjungbalai 5 orang, dan Lapas Rantauparapat 5 orang,” katanya. (smg)

Agun, salahsatu napi saat diamankan di Lapas Klas IIA Pematangsiantar. Senin (23/9).
Agun, salahsatu napi saat diamankan di Lapas Klas IIA Pematangsiantar. Senin (23/9).

PEMATANGSIANTAR-

Bentrok antar-narapidana (napi) pecah di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pematangsiantar, Senin (23/9) sekitar pukul 10 WIB. Mengantisipasi bentrokan meluas, sedikitnya 14 napi dari dua blok yang berseteru, yakni Blok Ambarita dan Blok Beringin terpaksa dipindahkan ke sejumlah Lapas di Sumut.

Informasi dihimpun, peristiwa keributan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Berawal ketika seorang napi Tam Lam Yong (47) yang ditahan di Blok Ambarita berjanji memberikan bantuan kepada sejumlah napi di Blok Beringin.

Ketika ditagih, Tam Lam Yong mengaku sudah memberikan sejumlah uang kepada Giman alias Colot (40), kepala kamar 8 Blok Ambarita. Mendengar itu, seorang napi bernama Alfredo Pasaribu datang ke kamar 8 Blok Ambarita dan meminta uang kepada Giman yang saat itu sedang berada di kamar 8.

“Kawan-kawan menagih ke Giman, tapi tak dikasih. Terus mereka mendatangi Lam Yong dan memukuli dia,” ujar Edi Peranginangin (42), salah satu warga binaan di Lapas Pematangsiantar.

Melihat Tam Lam Yong dipukuli, Giman mencoba membantu. Dengan membawa sepotong besi, ia menantang napi lain. Merasa ditantang, napi lain emosi kemudian memukuli Giman.

“Dia (Giman) nantang bawa besi, ya kawan kawan lain emosi. Kalau dia nggak nantang, mungkin nggak akan dipukuli,” ucap Edi.

Melihat Giman dianiaya, petugas keamanan Lapas dibantu sejumlah napi segera mengamankan Giman dari amukan massa. Akibat pemukulan itu, Giman menderita luka di kepala bagian belakang.

Kepala Lapas Kelas II A Pematang Siantar Marasidin mengakui  bentrok dipicu perkelahian dua napi. Perkelahian merembet menjadi bentrok antarblok kamar hunian, yaitu Blok Ambarita yang dihuni oleh Alfredo dengan Blok Beringin yang dihuni Giman alias Codot.

“Awalnya perselisihan antardua napi, kemudian melibatkan napi lain. Namun sudah berhasil kita redam bersama dengan pihak kepolisian. Dua napi yang berselisih tersebut juga sudah kami amankan,” ujar Marasidin.

KPLP Lapas Klas II A Pematangsiantar, Prayer Manik, ikut turun tangan mengamankan kedua warga binaan tersebut ke ruangannya. “Ini murni perkelahian karena Alfredo meminta uang,” katanya.

Akibat bentrok antar-napi tersebut, pihak Lapas memindahkan 14 warga binaan ke Lapas  Tanjungbalai, Tebingtinggi, dan Rantauprapat.

“Ke Lapas Tebingtinggi 4 orang, Lapas Tanjungbalai 5 orang, dan Lapas Rantauparapat 5 orang,” katanya. (smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/