26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Apakah Kaum Rohingya Terabaikan oleh Komunitas Islam?

Polisi Malaysia melakukan razia pendatang gelap di Leboh Pudu, salah satu kantong pendatang dari Myanmar di Kuala Lumpur.
Polisi Malaysia melakukan razia pendatang gelap di Leboh Pudu, salah satu kantong pendatang dari Myanmar di Kuala Lumpur.

SUMUTPOS.CO- Para pengungsi Myanmar dari etnik Rohingya berharap mendapat simpati yang lebih besar ketika mereka mengungsi ke negara-negara berpenduduk mayoritas beragama Islam, seperti Malaysia dan Indonesia.

Kenyataannya, mereka diperlakukan sama dengan pengungsi-pengungsi mancanegara lain.

“Seperti di Malaysia, semua pengungsi dari bermacam-macam negara dan agama diperlakukan sama. Tidak ada keistimewaan yang diberikan kepada pengungsi Muslim,” kata Abdul Ghani, wakil ketua Masyarakat Rohingya di Malaysia (RSM).

Ia sendiri melarikan diri dari Myanmar sejak terjadi pasang surut penindasan terhadap etnik Rohingya. Kini, dia telah berada di Malaysia selama 24 tahun belakangan.

‘Belas kasihan’

Perlakuan sama ini, lanjut Abdul Ghani, antara lain tercermin dalam kebijakan Malaysia yang tidak mengizinkan anak-anak pengungsi mengakses pendidikan negeri. Mereka hanya diperbolehkan bersekolah di swasta, bila sanggup membayar, atau hanya mencari ilmu di sekolah-sekolah komunitas.

Polisi Malaysia melakukan razia pendatang gelap di Leboh Pudu, salah satu kantong pendatang dari Myanmar di Kuala Lumpur.
Polisi Malaysia melakukan razia pendatang gelap di Leboh Pudu, salah satu kantong pendatang dari Myanmar di Kuala Lumpur.

SUMUTPOS.CO- Para pengungsi Myanmar dari etnik Rohingya berharap mendapat simpati yang lebih besar ketika mereka mengungsi ke negara-negara berpenduduk mayoritas beragama Islam, seperti Malaysia dan Indonesia.

Kenyataannya, mereka diperlakukan sama dengan pengungsi-pengungsi mancanegara lain.

“Seperti di Malaysia, semua pengungsi dari bermacam-macam negara dan agama diperlakukan sama. Tidak ada keistimewaan yang diberikan kepada pengungsi Muslim,” kata Abdul Ghani, wakil ketua Masyarakat Rohingya di Malaysia (RSM).

Ia sendiri melarikan diri dari Myanmar sejak terjadi pasang surut penindasan terhadap etnik Rohingya. Kini, dia telah berada di Malaysia selama 24 tahun belakangan.

‘Belas kasihan’

Perlakuan sama ini, lanjut Abdul Ghani, antara lain tercermin dalam kebijakan Malaysia yang tidak mengizinkan anak-anak pengungsi mengakses pendidikan negeri. Mereka hanya diperbolehkan bersekolah di swasta, bila sanggup membayar, atau hanya mencari ilmu di sekolah-sekolah komunitas.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/