26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mengayun Bayi Terlalu Kencang Bisa Berakibat Fatal

Ibu dan bayi.
Ibu dan bayi.

SUMUTPOS.CO – Para orang tua, terutama ibu-ibu, jangan sembarangan mengayun-ayunkan buah hati. Ayunan yang terlalu kencang bisa memicu terjadinya pendarahan otak atau shaken baby syndrome.

Dokter Ananda Haris SpBS, spesialis pediatric neurosurgery, mengatakan, shaken baby syndrome disebabkan trauma benturan kepala yang terlampau keras. Padahal, tulang kepala bayi masih lunak. Selain itu, otak belum terbentuk sempurna.

’’Itu yang mengakibatkan pembuluh darah rawan pecah,’’ ujar dokter yang bertugas di RS Husada Utama tersebut.

Menurut Haris, sebagian kasus shaken baby syndrome di Indonesia disebabkan faktor ketidaksengajaan. Misalnya, orang tua yang tengah menghibur bayinya dengan cara melempar atau mengayun. Sialnya, lemparan itu terlalu keras sehingga menimbulkan guncangan yang memicu pendarahan otak.

Dia mengungkapkan, shaken baby syndrome tidak hanya mengakibatkan pendarahan pada otak. Ada banyak kemungkinan terburuk yang bakal dialami bayi akibat guncangan keras. Antara lain, pendarahan retina mata, developmental delay atau tumbuh kembang lambat, dan kejang berulang.

’’Mereka bisa mengalami idiot, IQ (intelligence quotient, Red) rendah, bahkan bisa sampai mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani,’’ ungkap Haris.

Menurut dia, shaken baby syndrome bisa disembuhkan, asal ditangani sejak dini. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, otak bisa membengkak dan pendarahan terlalu besar.

Akibatnya, kesadaran bayi menurun drastis. ’’Untuk kasus itu, mau tidak mau harus dilakukan operasi saraf,’’ ucapnya. (rst/c7/ayi)

Ibu dan bayi.
Ibu dan bayi.

SUMUTPOS.CO – Para orang tua, terutama ibu-ibu, jangan sembarangan mengayun-ayunkan buah hati. Ayunan yang terlalu kencang bisa memicu terjadinya pendarahan otak atau shaken baby syndrome.

Dokter Ananda Haris SpBS, spesialis pediatric neurosurgery, mengatakan, shaken baby syndrome disebabkan trauma benturan kepala yang terlampau keras. Padahal, tulang kepala bayi masih lunak. Selain itu, otak belum terbentuk sempurna.

’’Itu yang mengakibatkan pembuluh darah rawan pecah,’’ ujar dokter yang bertugas di RS Husada Utama tersebut.

Menurut Haris, sebagian kasus shaken baby syndrome di Indonesia disebabkan faktor ketidaksengajaan. Misalnya, orang tua yang tengah menghibur bayinya dengan cara melempar atau mengayun. Sialnya, lemparan itu terlalu keras sehingga menimbulkan guncangan yang memicu pendarahan otak.

Dia mengungkapkan, shaken baby syndrome tidak hanya mengakibatkan pendarahan pada otak. Ada banyak kemungkinan terburuk yang bakal dialami bayi akibat guncangan keras. Antara lain, pendarahan retina mata, developmental delay atau tumbuh kembang lambat, dan kejang berulang.

’’Mereka bisa mengalami idiot, IQ (intelligence quotient, Red) rendah, bahkan bisa sampai mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani,’’ ungkap Haris.

Menurut dia, shaken baby syndrome bisa disembuhkan, asal ditangani sejak dini. Sebab, jika dibiarkan terlalu lama, otak bisa membengkak dan pendarahan terlalu besar.

Akibatnya, kesadaran bayi menurun drastis. ’’Untuk kasus itu, mau tidak mau harus dilakukan operasi saraf,’’ ucapnya. (rst/c7/ayi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/