30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

41/43 untuk dan dari Bush

DAHLAN ISKAN
DAHLAN ISKAN

BUSH menulis buku untuk Bush. Judul bukunya simpel: 41. Sebetulnya akan lebih menarik kalau judulnya “41/43”. Yakni buku tentang presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-41, yang ditulis oleh presiden AS yang ke-43.

Untuk apa George W Bush menulis buku tentang George HW Bush, ayahnya?
Suatu hari, menjelang ulang tahun ke-90 George HW Bush, tahun lalu, seorang wartawan mengungkapkan pengalaman ayahnya. Sang ayah adalah seorang ahli sejarah yang melakukan penelitian tentang kehidupan John Adam, salah seorang bapak bangsa Amerika yang bersama George Washington, Benjamin Franklin, dan lain-lain memproklamasikan pembentukan negara AS. John Adam lantas menjadi wakil presiden pertama dan menjadi presiden ke-2 AS.

Salah satu hasil penelitian tentang John Adam itu mengungkapkan kekecewaan seorang ayah yang sudah tua kepada anaknya. “Salah satu yang disesalkan Presiden John Adam dalam hidupnya adalah: mengapa anaknya tidak mau menulis buku tentang sang ayah,” kata wartawan itu kepada George Bush. John Adam punya enam anak, tapi yang dimaksud adalah anaknya yang kedua, John Quincy Adam, presiden AS yang ke-6 (1825-1829).

John Adam dan Quincy Adam adalah bapak-anak pertama yang menjadi presiden di AS. Keduanya sama-sama hanya memangku jabatan satu periode. Sang ayah masih sempat menyaksikan anaknya dilantik jadi presiden, tapi beberapa bulan kemudian meninggal dunia.

Informasi itu dirasa-rasakan oleh George Bush, presiden ke-43 AS. Dia pun memutuskan untuk menulis buku tentang ayahnya yang menjadi presiden ke-41. Mumpung ayahnya masih hidup. Mumpung dia juga sudah lebih longgar setelah tidak lagi jadi presiden.

“Tentu saja buku ini tidak objektif,” tulis George Bush dalam kata pengantar. Tapi, setelah membaca buku setebal 300 halaman itu, rasanya tidak ada yang perlu dimaafkan. Justru isinya sangat menarik. Itulah buku “cerita dari dalam” yang sulit didapat orang luar. Apalagi, banyak bagian yang menceritakan hal-hal ringan dan lucu. Yang menggambarkan secara utuh profil keluarga besar Bush yang sangat humoris, romantis, dan kompak.

Ketika sang anak jadi presiden, George HW Bush ternyata sering mengirim cerita lucu ke Gedung Putih. Ini karena dia pernah merasakan betapa stresnya menjadi presiden. Cerita-cerita lucu itu dia dapat dari orang lain. Lantas dia e-mail-kan ke staf di Gedung Putih. Sang ayah tahu anaknya tidak membuka e-mail sendiri, tapi dia yakin lelucon itu pasti disampaikan ke sang presiden. “Lelucon-lelucon dari ayah saya itu benar-benar bisa meredakan stres,” tulis George Bush.

Misalnya cerita ini: seseorang yang ditangkap karena mencuri barang di toko dibawa ke pengadilan. Saat hakim bertanya apa yang dia curi, dijawab “cuma satu bungkus minuman”. Saat ditanya satu bungkus itu berisi berapa botol,” dijawab “enam botol”. “Kalau begitu, kamu dihukum enam hari di penjara,” kata hakim. Tapi, istri si pencuri menyela: dia juga mencuri satu bungkus anggur!

DAHLAN ISKAN
DAHLAN ISKAN

BUSH menulis buku untuk Bush. Judul bukunya simpel: 41. Sebetulnya akan lebih menarik kalau judulnya “41/43”. Yakni buku tentang presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-41, yang ditulis oleh presiden AS yang ke-43.

Untuk apa George W Bush menulis buku tentang George HW Bush, ayahnya?
Suatu hari, menjelang ulang tahun ke-90 George HW Bush, tahun lalu, seorang wartawan mengungkapkan pengalaman ayahnya. Sang ayah adalah seorang ahli sejarah yang melakukan penelitian tentang kehidupan John Adam, salah seorang bapak bangsa Amerika yang bersama George Washington, Benjamin Franklin, dan lain-lain memproklamasikan pembentukan negara AS. John Adam lantas menjadi wakil presiden pertama dan menjadi presiden ke-2 AS.

Salah satu hasil penelitian tentang John Adam itu mengungkapkan kekecewaan seorang ayah yang sudah tua kepada anaknya. “Salah satu yang disesalkan Presiden John Adam dalam hidupnya adalah: mengapa anaknya tidak mau menulis buku tentang sang ayah,” kata wartawan itu kepada George Bush. John Adam punya enam anak, tapi yang dimaksud adalah anaknya yang kedua, John Quincy Adam, presiden AS yang ke-6 (1825-1829).

John Adam dan Quincy Adam adalah bapak-anak pertama yang menjadi presiden di AS. Keduanya sama-sama hanya memangku jabatan satu periode. Sang ayah masih sempat menyaksikan anaknya dilantik jadi presiden, tapi beberapa bulan kemudian meninggal dunia.

Informasi itu dirasa-rasakan oleh George Bush, presiden ke-43 AS. Dia pun memutuskan untuk menulis buku tentang ayahnya yang menjadi presiden ke-41. Mumpung ayahnya masih hidup. Mumpung dia juga sudah lebih longgar setelah tidak lagi jadi presiden.

“Tentu saja buku ini tidak objektif,” tulis George Bush dalam kata pengantar. Tapi, setelah membaca buku setebal 300 halaman itu, rasanya tidak ada yang perlu dimaafkan. Justru isinya sangat menarik. Itulah buku “cerita dari dalam” yang sulit didapat orang luar. Apalagi, banyak bagian yang menceritakan hal-hal ringan dan lucu. Yang menggambarkan secara utuh profil keluarga besar Bush yang sangat humoris, romantis, dan kompak.

Ketika sang anak jadi presiden, George HW Bush ternyata sering mengirim cerita lucu ke Gedung Putih. Ini karena dia pernah merasakan betapa stresnya menjadi presiden. Cerita-cerita lucu itu dia dapat dari orang lain. Lantas dia e-mail-kan ke staf di Gedung Putih. Sang ayah tahu anaknya tidak membuka e-mail sendiri, tapi dia yakin lelucon itu pasti disampaikan ke sang presiden. “Lelucon-lelucon dari ayah saya itu benar-benar bisa meredakan stres,” tulis George Bush.

Misalnya cerita ini: seseorang yang ditangkap karena mencuri barang di toko dibawa ke pengadilan. Saat hakim bertanya apa yang dia curi, dijawab “cuma satu bungkus minuman”. Saat ditanya satu bungkus itu berisi berapa botol,” dijawab “enam botol”. “Kalau begitu, kamu dihukum enam hari di penjara,” kata hakim. Tapi, istri si pencuri menyela: dia juga mencuri satu bungkus anggur!

Artikel Terkait

Debat

Kisah Ikan Eka

Guo Nian

Sarah’s Bag Itu

Freeport

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/