JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri ESDM Sudirman Said tidak terpengaruh dengan kecaman dari Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait upaya pembubaran PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) yang tak pernah berhasil hingga pemerintahan berganti ke Presiden Joko Widodo. Sudirman justru mengaku bersyukur diskusinya bersama pengamat ekonomi, Faisal Basri tentang minyak dan gas (migas) yang digelar Minggu (17/5) lalu mendapat respon banyak pihak termasuk SBY.
“Saya senang karena diskusi saya dengan Pak Faisal kemarin di Cikini mendapat sambutan dari banyak pihak dan membuat banyak pihak melek. Menjadi lebih tahu situasi yang sebenarnya,” ujar Sudirman di kompleks Istana Negara, Selasa (19/5) saat ditanya seputar protes yang dilontarkan SBY.
Sudirman pun mengaku siap berdiskusi dengan siapapun terkait masalah migas. Ia meyakini bidang migas memang harus dikelola dengan transparan dan efisien.
“Menjadi kewajiban saya berkomunikasi dengan masyarakat setiap langkah penataan. Mengenai situasi, pengelolaan migas di masa lalu, saya yakin para pengelola, pemerinntah dan berbagai stakeholders tahu persis situasinya,” imbuh Sudirman tanpa merinci lebih lanjut masalah migas di masa lalu.
Meski demikian, Sudirman meminta masalah pembubaran Petral tidak diperdebatkan lagi. Ia menyatakan pembubaran itu sudah berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.
“Kira-kira itu tanggapan saya. Mohon tidak diperpanjang. Karena sebetulnya, yang kami lakukan semata-mata menata hal yang harusnya sudah lama ditata. Dan itu bukan hanya Petral, tapi juga soal eksplorasi, SKK Migas. Itu yang harusnya dari dulu sudah ditata,” tandas Sudirman.(flo/jpnn)