26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sekeluarga Dihantam KA di Tebingtinggi, Putri Sulung Tewas

Foto: Sopian/PM Warga berkerumun menyaksikan korban tabrakan kereta api di Tebingtinggi, Rabu (1/7).
Foto: Sopian/PM
Warga berkerumun menyaksikan korban tabrakan kereta api di Tebingtinggi, Rabu (1/7).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Satu keluarga yang mengendarai becak motor jenis Honda GL Pro tanpa plat polisi, dihantam kereta api Sri Bilah jurusan Tanjungbalai-Medan di pintu tanpa pengaman (nengnong) di Jalan Lama Kelurahan Sri Padang Kota Tebingtinggi, Rabu (1/7) siang sekira pukul 14.00 WIB. Satu keluarga tersebut yakni suami, istri, dan dua orang anaknya.

Sang suami, Sahala Silaban (38) mengalami luka di bagian kepala, istrinya, Riani Boru Turnip (40) luka dan koma. Sedangkan anaknya, Jansen Silaban (10) luka berat dan masih belum sadarkan diri. Sayang, anak pertamanya, Sinta Boru Silaban (13) tewas di lokasi kejadiaan karena mengalami luka berat di bagian kepala.

Saat ini, para korban warga Kampung Marbun Jalan Baja Kelurahan Tambangan Kota Tebingtinggi itu dirawat di RS Bayangkara Tebingtinggi.

Saksi mata kejadiaan, Riko (22) warga Kelurahan Sri Padang mengatakan, awalnya para korban akan melintasi pintu KA tanpa plang pintu. “Sempat kami teriaki ada kereta api lewat, tapi korban tidak dengar karena memakai helm,“ jelasnya.

Kereta api Sri Bilah yang datang dari Tanjungbalai menuju Medan sempat menghidupkan peluit, tapi pengemudi becak itu tidak mendengar. “Becak yang mereka tumpangi pun langsung dihantam kereta api. Penumpangnya sampai tercampak keluar becak,“ kata Roni.

Kapolres melalui Kasat Lantas AKP Muri Yasnal membenarkan lakalantas antara Kereta Api Sri Bilah dan becak motor itu. ”Kini kasusnya ditangani Satlantas Polres Tebingtinggi,” katanya. (ian)

Foto: Sopian/PM Warga berkerumun menyaksikan korban tabrakan kereta api di Tebingtinggi, Rabu (1/7).
Foto: Sopian/PM
Warga berkerumun menyaksikan korban tabrakan kereta api di Tebingtinggi, Rabu (1/7).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Satu keluarga yang mengendarai becak motor jenis Honda GL Pro tanpa plat polisi, dihantam kereta api Sri Bilah jurusan Tanjungbalai-Medan di pintu tanpa pengaman (nengnong) di Jalan Lama Kelurahan Sri Padang Kota Tebingtinggi, Rabu (1/7) siang sekira pukul 14.00 WIB. Satu keluarga tersebut yakni suami, istri, dan dua orang anaknya.

Sang suami, Sahala Silaban (38) mengalami luka di bagian kepala, istrinya, Riani Boru Turnip (40) luka dan koma. Sedangkan anaknya, Jansen Silaban (10) luka berat dan masih belum sadarkan diri. Sayang, anak pertamanya, Sinta Boru Silaban (13) tewas di lokasi kejadiaan karena mengalami luka berat di bagian kepala.

Saat ini, para korban warga Kampung Marbun Jalan Baja Kelurahan Tambangan Kota Tebingtinggi itu dirawat di RS Bayangkara Tebingtinggi.

Saksi mata kejadiaan, Riko (22) warga Kelurahan Sri Padang mengatakan, awalnya para korban akan melintasi pintu KA tanpa plang pintu. “Sempat kami teriaki ada kereta api lewat, tapi korban tidak dengar karena memakai helm,“ jelasnya.

Kereta api Sri Bilah yang datang dari Tanjungbalai menuju Medan sempat menghidupkan peluit, tapi pengemudi becak itu tidak mendengar. “Becak yang mereka tumpangi pun langsung dihantam kereta api. Penumpangnya sampai tercampak keluar becak,“ kata Roni.

Kapolres melalui Kasat Lantas AKP Muri Yasnal membenarkan lakalantas antara Kereta Api Sri Bilah dan becak motor itu. ”Kini kasusnya ditangani Satlantas Polres Tebingtinggi,” katanya. (ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/