SEOUL, SUMUTPOS.CO – Penyebaran penyakit Sindrom Penapasan Timur Tengah atau yang lebih dikenal dengan MERS membuat industri pariwisata di Korea Selatan (Korsel) tiarap. Puluhan ribu turis membatalkan kunjungannya.
Pemerintah Korsel pun mencari cara agar kunjungan wisatawan setidaknya kembali normal. Salah satunya, membebaskan biaya pembuatan visa. “Langkah ini bertujuan membantu meningkatkan industri pariwisata yang terkena imbas wabah MERS,” ujar pihak Kementerian Kehakiman.
Wabah MERS di Korsel tersebut telah menginfeksi 182 orang. Sebanyak 33 di antaranya meninggal. Salah satu dampak wabah itu adalah menurunnya kunjungan turis Tiongkok ke Pulau Jeju hingga 46 persen selama Juni.
Wakil Menteri Pariwisata Korsel Kim Chong memperingatkan bahwa pendapatan negara bisa jatuh hingga USD 2,3 miliar (Rp30,7 triliun) jika jumlah turis asing menurun hingga 50 persen.
Kebijakan tersebut akan berlaku dari 6 Juli hingga 30 September. Biasanya, turis memang ramai berkunjung ke Korsel pada Juli-Agustus. Penggratisan biaya visa itu tidak berlaku untuk perseorangan, melainkan orang yang datang ke Korsel bersama rombongan.
Biasanya, untuk pengurusan satu visa, dibutuhkan biaya USD 15 (Rp 200 ribu). Saat ini sudah ada lebih dari satu juta turis yang mengajukan visa gratis tersebut. Pelancong yang telah memiliki visa Korsel juga mendapatkan keuntungan. Masa berlaku visanya akan ditambah tiga bulan lagi.
Tawaran itu berlaku bagi wisatawan dari Tiongkok, Kamboja, Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Selain itu, rombongan turis asal Tiongkok yang memiliki visa Jepang bisa masuk Korsel selama 15 hari. (AFP/sha/c20/ami)
SEOUL, SUMUTPOS.CO – Penyebaran penyakit Sindrom Penapasan Timur Tengah atau yang lebih dikenal dengan MERS membuat industri pariwisata di Korea Selatan (Korsel) tiarap. Puluhan ribu turis membatalkan kunjungannya.
Pemerintah Korsel pun mencari cara agar kunjungan wisatawan setidaknya kembali normal. Salah satunya, membebaskan biaya pembuatan visa. “Langkah ini bertujuan membantu meningkatkan industri pariwisata yang terkena imbas wabah MERS,” ujar pihak Kementerian Kehakiman.
Wabah MERS di Korsel tersebut telah menginfeksi 182 orang. Sebanyak 33 di antaranya meninggal. Salah satu dampak wabah itu adalah menurunnya kunjungan turis Tiongkok ke Pulau Jeju hingga 46 persen selama Juni.
Wakil Menteri Pariwisata Korsel Kim Chong memperingatkan bahwa pendapatan negara bisa jatuh hingga USD 2,3 miliar (Rp30,7 triliun) jika jumlah turis asing menurun hingga 50 persen.
Kebijakan tersebut akan berlaku dari 6 Juli hingga 30 September. Biasanya, turis memang ramai berkunjung ke Korsel pada Juli-Agustus. Penggratisan biaya visa itu tidak berlaku untuk perseorangan, melainkan orang yang datang ke Korsel bersama rombongan.
Biasanya, untuk pengurusan satu visa, dibutuhkan biaya USD 15 (Rp 200 ribu). Saat ini sudah ada lebih dari satu juta turis yang mengajukan visa gratis tersebut. Pelancong yang telah memiliki visa Korsel juga mendapatkan keuntungan. Masa berlaku visanya akan ditambah tiga bulan lagi.
Tawaran itu berlaku bagi wisatawan dari Tiongkok, Kamboja, Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Selain itu, rombongan turis asal Tiongkok yang memiliki visa Jepang bisa masuk Korsel selama 15 hari. (AFP/sha/c20/ami)