25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Eh… Ada Percikan Api di Ruang Pilot Hercules A-1321

Foto: Bayu/PM Pesawat Hercules A-1321 yang batal take off dari Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7/2015) pagi karena ada percikan api di ruang pilot.
Foto: Bayu/PM
Pesawat Hercules A-1321 yang batal take off dari Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7/2015) pagi karena ada percikan api di ruang pilot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hendak menerbangkan delapan jenazah korban kecelakaan Hercules A-1310, pesawat Hercules A-1321 mendadak mengalami kerusakan di Lanud Soewondo, Medan, Jumat (3/7/2015) sekitar pukul 06.15 WIB. Ada percikan api saat pesawat dinyalakan.

Rencananya, pesawat akan terbang ke beberapa tempat mengantarkan delapan jenazah. Jenazah Rezki Budi Prakasa dan Renaldi akan diterbangkan menuju RSN Pekanbaru. Jenazah Anggi, Roslinawati, Robiyanto, Wahyu Resky Fitria dan Indriana Siahaan, menuju Ranai Natuna. Dan jenazah Eni boru Sembiring, menuju Lanud Abdurrachman Saleh, Malang.

Namun keberangkatan terpaksa ditunda dikarenakan pesawat mengalami kerusakan. Alhasil, kedelapan jenazah diturunkan, dan selanjutnya diberangkatkan pada pukul 10.45 WIB dengan pesawat pengganti CN295 menuju tujuan semula.

Saat kejadian, seluruh keluarga korban dan jenazah sudah berada di dalam pesawat, namun ketika memanaskan mesin tiba-tiba keluar percikan api dari dekat ruang pilot. Sehingga seluruh keluarga korban dan jenazah terpaksa diturunkan kembali dan keberangkatan pun ditunda untuk perbaikan pesawat. Namun karena pesawat juga belum dapat diperbaiki sehingga kedelapan jenazah dan keluarga korban terpaksa dibawa dengan menggunakan pesawat pengganti CN 295, dan diberangkatkan sekitar pukul 10.45 WIB.

Menurut salah seorang keluarga korban, Fanesa mengatakan kalau saat itu mereka semuanya sudah berada di dalam pesawat. “Tadi kami semua sudah di dalam pesawat, tapi tiba-tiba pas lagi manaskan mesin keluar percikan api, makanya kami semua diturunkan, dan mau diperbaiki katanya,” jelasnya.

Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto menyatakan percikan api itu karena korsleting. “Ada korsleting pada suku cadang,” katanya kepada wartawan.

Pesawat pun dipernaiki di Lanud Soewondo. Kata Agus Dwi, jika suku cadang sudah datang dan selesai diperbaiki, pesawat akan difungsikan kembali. Jadwalnya bergantung kebutuhan. “Suku cadangnya belum datang, masih diperbaiki. Nanti kalau sudah selesai, jika ada mau diangkut lagi, kita gunakan. Kita fleksibel terus,” katanya.

Disebutkan Agus, Hercules yang rusak saat ini berbeda dengan Hercules yang jatuh. Hercules yang jatuh itu type C-130 B, sedangkan yang sedang diperbaiki ini jenis lebih baru. “Hercules yang trouble itu bukan yang type B. Trouble itu sesuatu hal yang biasa. Kita pakai mobil saja trouble, biasa. Hanya tidak terekspos. Pesawat kalau ada kelainan sedikit, ya gak terbang. Gak berani. Memang harus begitu. Safety first,” kata Agus. Terkait rencana penggunaan pesawat itu setelah selesai diperbaiki, Agus menyatakan akan disesuaikan dengan keadaan. “Hari ini standby dua pesawat. Tadi yang berangkat akan nginap di Ranai, Natuna. Pesawat mana pun ada aturan mainnya. Terbang satu hari berapa jam, kerja pilot satu hari berapa jam. Semuanya sudah ada aturannya,” tukas Agus. (bay/gib/deo)

Foto: Bayu/PM Pesawat Hercules A-1321 yang batal take off dari Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7/2015) pagi karena ada percikan api di ruang pilot.
Foto: Bayu/PM
Pesawat Hercules A-1321 yang batal take off dari Lanud Soewondo Medan, Jumat (3/7/2015) pagi karena ada percikan api di ruang pilot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hendak menerbangkan delapan jenazah korban kecelakaan Hercules A-1310, pesawat Hercules A-1321 mendadak mengalami kerusakan di Lanud Soewondo, Medan, Jumat (3/7/2015) sekitar pukul 06.15 WIB. Ada percikan api saat pesawat dinyalakan.

Rencananya, pesawat akan terbang ke beberapa tempat mengantarkan delapan jenazah. Jenazah Rezki Budi Prakasa dan Renaldi akan diterbangkan menuju RSN Pekanbaru. Jenazah Anggi, Roslinawati, Robiyanto, Wahyu Resky Fitria dan Indriana Siahaan, menuju Ranai Natuna. Dan jenazah Eni boru Sembiring, menuju Lanud Abdurrachman Saleh, Malang.

Namun keberangkatan terpaksa ditunda dikarenakan pesawat mengalami kerusakan. Alhasil, kedelapan jenazah diturunkan, dan selanjutnya diberangkatkan pada pukul 10.45 WIB dengan pesawat pengganti CN295 menuju tujuan semula.

Saat kejadian, seluruh keluarga korban dan jenazah sudah berada di dalam pesawat, namun ketika memanaskan mesin tiba-tiba keluar percikan api dari dekat ruang pilot. Sehingga seluruh keluarga korban dan jenazah terpaksa diturunkan kembali dan keberangkatan pun ditunda untuk perbaikan pesawat. Namun karena pesawat juga belum dapat diperbaiki sehingga kedelapan jenazah dan keluarga korban terpaksa dibawa dengan menggunakan pesawat pengganti CN 295, dan diberangkatkan sekitar pukul 10.45 WIB.

Menurut salah seorang keluarga korban, Fanesa mengatakan kalau saat itu mereka semuanya sudah berada di dalam pesawat. “Tadi kami semua sudah di dalam pesawat, tapi tiba-tiba pas lagi manaskan mesin keluar percikan api, makanya kami semua diturunkan, dan mau diperbaiki katanya,” jelasnya.

Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I Marsekal Muda Agus Dwi Putranto menyatakan percikan api itu karena korsleting. “Ada korsleting pada suku cadang,” katanya kepada wartawan.

Pesawat pun dipernaiki di Lanud Soewondo. Kata Agus Dwi, jika suku cadang sudah datang dan selesai diperbaiki, pesawat akan difungsikan kembali. Jadwalnya bergantung kebutuhan. “Suku cadangnya belum datang, masih diperbaiki. Nanti kalau sudah selesai, jika ada mau diangkut lagi, kita gunakan. Kita fleksibel terus,” katanya.

Disebutkan Agus, Hercules yang rusak saat ini berbeda dengan Hercules yang jatuh. Hercules yang jatuh itu type C-130 B, sedangkan yang sedang diperbaiki ini jenis lebih baru. “Hercules yang trouble itu bukan yang type B. Trouble itu sesuatu hal yang biasa. Kita pakai mobil saja trouble, biasa. Hanya tidak terekspos. Pesawat kalau ada kelainan sedikit, ya gak terbang. Gak berani. Memang harus begitu. Safety first,” kata Agus. Terkait rencana penggunaan pesawat itu setelah selesai diperbaiki, Agus menyatakan akan disesuaikan dengan keadaan. “Hari ini standby dua pesawat. Tadi yang berangkat akan nginap di Ranai, Natuna. Pesawat mana pun ada aturan mainnya. Terbang satu hari berapa jam, kerja pilot satu hari berapa jam. Semuanya sudah ada aturannya,” tukas Agus. (bay/gib/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/