27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Ibu Ini Niat Ziarahi Makam Suami bersama Putrinya, Malah Diziarahi

Foto: Robert/PM May Adelina boru Lumbantobing dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung, korban pesawat Hercules jatuh di medan Selasa (30/6) lalu, dimakamkan di Simalingkar Medan, Jumat (3/7/2015).
Foto: Robert/PM
May Adelina boru Lumbantobing dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung, korban pesawat Hercules jatuh di medan Selasa (30/6) lalu, dimakamkan di Simalingkar Medan, Jumat (3/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Korban pesawat Hercules jatuh di Medan Selasa (30/6) lalu, May Adelina boru Lumbantobing (57) dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung (20), telah dikebumikan di pemakaman Kristen Simalingkar, Jumat (3/7). Sebelum jasad keduanya diantar ke liang lahat, rumah duka di Jalan Pengayoman Gang Bintara, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat dihujani air mata.

Para kerabat yang datang melayat tak menyangka ibu anak itu jadi korban jatuhnya pesawat Hercules. Apalagi, tujuan keduanya ke Pontianak, Kalimantan Barat untuk ziarah ke makam suaminya yang juga anggota TNI-AD yang meninggal 18 tahun lalu. Juni boru Lumbantobing, adik keenam korban dari 7 bersaudara yang tinggal persis bersebelahan dengan rumah duka mengatakan, kepergian kakaknya itu tanpa sepengetahuannya.

“Saya dengar kepergiannya ke Pontianak untuk ziarah, mengurus surat tanah yang ada disana dan juga surat perpindahan anaknya dari kampus di sana. Bahkan kepergian kakakku ini pun saya gak tau sama sekali dek,” terang Juni.

Masih kata Juni, 3 hari sebelum insiden, korban sempat menitipkan pesan kepadanya dan bercerita tentang perubahannya beberapa hari terakhir. “Sempat kakakku ini bercerita. Katanya akhir-akhir ini dirinya cepat tersinggung ia juga mengatakan bahwa perubahan tersebut dikarenakan faktor usianya yang semakin tua. ‘Makin tua, semakin cepat aku tersinggung lah. Baek-baek lah kalian ya dan harus maklum denganku’ gitu dia bilang dek,” kata Juni menirukan ucapan korban.

Pagi sebelum keberangkatannya, korban sempat mengatakan kepadanya untuk melihat anak-anaknya. “Anehnya lagi ’kan dek, saat hari kejadian kakak ini sempat berpesan untuk melihat anak-anaknya. Dia bilang dia mau pergi, tapi dia gak bilang kalau mau pergi ke Pontianak. Saat kejadian itulah baru tau saya kalau mereka mau pergi ke Pontianak,” beber Juni.

Keberangkatan korban diketahui sudah yang kesekian kalinya Medan-Pontianak dengan menumpang pesawat Hercules. Namun, ketika ditanya dengan jumlah rupiah yang harus dibayar sebagai biaya transportnya, Juni enggan berkomentar
“Setau saya sih udah sering kakak ini pulang pergi naik pesawat Hercules dari Medan-Pontianak, dan sebaliknya. Katanya sih biaya jauh lebih murah daripada naik pesawat umum. Untuk harganya saya gak tau pasti dek,” beber Juni.

Foto: Robert/PM May Adelina boru Lumbantobing dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung, korban pesawat Hercules jatuh di medan Selasa (30/6) lalu, dimakamkan di Simalingkar Medan, Jumat (3/7/2015).
Foto: Robert/PM
May Adelina boru Lumbantobing dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung, korban pesawat Hercules jatuh di medan Selasa (30/6) lalu, dimakamkan di Simalingkar Medan, Jumat (3/7/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Korban pesawat Hercules jatuh di Medan Selasa (30/6) lalu, May Adelina boru Lumbantobing (57) dan putri bungsunya Nurmala Lestari boru Sipayung (20), telah dikebumikan di pemakaman Kristen Simalingkar, Jumat (3/7). Sebelum jasad keduanya diantar ke liang lahat, rumah duka di Jalan Pengayoman Gang Bintara, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat dihujani air mata.

Para kerabat yang datang melayat tak menyangka ibu anak itu jadi korban jatuhnya pesawat Hercules. Apalagi, tujuan keduanya ke Pontianak, Kalimantan Barat untuk ziarah ke makam suaminya yang juga anggota TNI-AD yang meninggal 18 tahun lalu. Juni boru Lumbantobing, adik keenam korban dari 7 bersaudara yang tinggal persis bersebelahan dengan rumah duka mengatakan, kepergian kakaknya itu tanpa sepengetahuannya.

“Saya dengar kepergiannya ke Pontianak untuk ziarah, mengurus surat tanah yang ada disana dan juga surat perpindahan anaknya dari kampus di sana. Bahkan kepergian kakakku ini pun saya gak tau sama sekali dek,” terang Juni.

Masih kata Juni, 3 hari sebelum insiden, korban sempat menitipkan pesan kepadanya dan bercerita tentang perubahannya beberapa hari terakhir. “Sempat kakakku ini bercerita. Katanya akhir-akhir ini dirinya cepat tersinggung ia juga mengatakan bahwa perubahan tersebut dikarenakan faktor usianya yang semakin tua. ‘Makin tua, semakin cepat aku tersinggung lah. Baek-baek lah kalian ya dan harus maklum denganku’ gitu dia bilang dek,” kata Juni menirukan ucapan korban.

Pagi sebelum keberangkatannya, korban sempat mengatakan kepadanya untuk melihat anak-anaknya. “Anehnya lagi ’kan dek, saat hari kejadian kakak ini sempat berpesan untuk melihat anak-anaknya. Dia bilang dia mau pergi, tapi dia gak bilang kalau mau pergi ke Pontianak. Saat kejadian itulah baru tau saya kalau mereka mau pergi ke Pontianak,” beber Juni.

Keberangkatan korban diketahui sudah yang kesekian kalinya Medan-Pontianak dengan menumpang pesawat Hercules. Namun, ketika ditanya dengan jumlah rupiah yang harus dibayar sebagai biaya transportnya, Juni enggan berkomentar
“Setau saya sih udah sering kakak ini pulang pergi naik pesawat Hercules dari Medan-Pontianak, dan sebaliknya. Katanya sih biaya jauh lebih murah daripada naik pesawat umum. Untuk harganya saya gak tau pasti dek,” beber Juni.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/