26.2 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Awalnya 5 Mesin Jahit, Berkembang hingga 10 Mesin plus 3 Obras

Foto: Istimewa Mesin jahit yang pertama kali dimiliki oleh Josmar Manullang yang menjadi modal awal baginya membangun jalan sukses CV Minarni.
Foto: Istimewa
Mesin jahit yang pertama kali dimiliki oleh Josmar Manullang yang menjadi modal awal baginya membangun jalan sukses CV Minarni.

Kehadiran Tambang Emas Martabe di bumi Tapsel sedikit banyak mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat. Salahsatu UKM yang merasakan peningkatan keuntungan adalah CV Minarni. Sejak berhasil memeroleh proyek ’karung’ bagi Departemen Geologi dan Geologi Pertambangan perusahaan tambang itu, UKM yang awalnya hanya level UD itu meningkat dalam jumlah mesin, karyawan, maupun level usaha.

Josmar Manullang selaku pimpinan CV Minarni mengisahkan pengalamannya bekerja sama dengan Tambang Emas Martabe. Usaha Dagang (UD) Minarni didirikan sekitar 2004. Karyawannya sedikit, produktifitasnya terbilang rendah karena jumlah order yang diterima tidak stabil.

Setelah kehadiran tambang emas di wilayahnya, Josman yang memiliki keahlian sebagai penjahit pakaian, memberanikan diri mengajukan perusahaannya mengambil ’proyek’ pembuatan karung sampel batuan conto. Karung itu diperlukan Tambang Emas Martabe sebagai tempat menyimpan batuan conto dari hasil kegiatan ekplorasi, sebelum dikirim ke laboratorium Intertek di kota Padang, Sumatera Barat.

Pengajuan usahanya diterima. CV Minarni mendapatkan pekerjaan pembuatan karung sampel batuan conto. Ia diminta membuat karung sampel batuan conto yang terdiri dari 5 ukuran: 15×20, 20×30, 30×40, 40×40 dan 40×60. Pesanan untuk masing-masing ukuran berbeda-beda jumlahnya.

“Waktu itu saya yakin dapat mengerjakan pembuatan karung sampel batuan conto yang diperlukan Tambang Emas Martabe, dengan modal 5 buah mesin jahit dan beberapa karyawan yang sudah saya miliki,” kata Josmar.

Bentuk badan usaha pun diubah dari Usaha Dagang (UD) ke Perseroan Komanditer (CV).

Pesanan pertama berjumlah sekitar 2.000 karung. Menggerakkan 5 warga lokal yang menjadi karyawannya, CV ini membuat karung sampel batuan conto dari kain blacu putih. Saat itu bahan ini tidak tersedia di Kecamatan Batangtoru sehingga harus didatangkan dari Medan.

Foto: Istimewa Beberapa karyawan CV Minarni tengah mengerjakan pembuatan karung untuk keperluan sample batuan conto Tambang Emas Martabe.
Foto: Istimewa
Beberapa karyawan CV Minarni tengah mengerjakan pembuatan karung untuk keperluan sample batuan conto Tambang Emas Martabe.

Pesanan karung sampel batuan conto semakin banyak seiring dengan perkembangan Tambang Emas Martabe memasuki tahapan produksi. Pesanan yang diterima CV Minarni di awal tahun 2013 tidak tanggung-tanggung, 50.000 karung sampel. Yang membutuhkan karung sampel batuan conto, tidak hanya Departemen Geologi saja, melainkan sudah meluas ke Departemen Geologi Pertambangan.

Beruntung, jumlah karyawan CV Minarni sudah bertambah menjadi 13 orang sehingga pesanan sebanyak itu dapat dikerjakan tanpa hambatan. Jumlah mesin jahitnya pun sudah bertambah. Dari semula 5 mesin jahit menjadi 10 mesin jahit, ditambah dengan 3 mesin obras. Rata-rata pesanan yang diterima CV Minarni setiap tahunnya mencapai minimal 5.000 karung sampel.

Karyawan yang bekerja di CV Minarni silih berganti. Hal ini dikarenakan mayoritas karyawan CV Minarni adalah perempuan. Setelah menikah, mereka meninggalkan Kecamatan Batangtoru, ikut dengan suami. Hanya 1 orang karyawan perempuan yang tetap setia bekerja di CV Minarni sejak awal berdiri hingga kini. Ini pun karena suaminya bekerja di sekitar Kecamatan Batangtoru.

Dari 13 orang karyawan CV Minarni, 7 orang di antaranya sudah menikah, dan sisanya, 6 orang belum menikah. Salah satunya adalah putri bungsu Josmar Manullang yang tengah dikembangkan kemampuannya untuk mengambil alih usaha di kemudian hari. Sistem kerja yang diterapkan untuk pekerjaan pembuatan karung sampel batuan conto ini adalah sistem borongan. Para karyawan dibayar berdasarkan target.

Foto: Istimewa Karyawan Tambang Emas Martabe tengah memasukkan batuan conto ke dalam karung, yang diproduksi CV Minarni.
Foto: Istimewa
Karyawan Tambang Emas Martabe tengah memasukkan batuan conto ke dalam karung, yang diproduksi CV Minarni.

Tak hanya karung sampel batuan conto, CV Minarni pernah juga mendapatkan pesanan untuk pembuatan baju seragam dari kontraktor Tambang Emas Martabe, Leighton Contractor Indonesia (LCI) dan dari PT Agincourt Resources. Tapi, pesanan ini hanya bersifat temporer saja. Begitu juga dengan pembuatan topi bagi karyawan yang bekerja di bawah terik matahari.

Saat ini, pesanan yang diterima CV Minarni tidak hanya karung sampel batuan conto. Saringan (filter) emas juga didapatkannya. Saringan emas ini terbuat dari bahan kain jeans dan dilapisi dengan blacu putih. “Meski saya tidak begitu tahu di mana dan untuk apa saringan emas yang terbuat dari bahan kain jeans, namun saya yakin hasil kerjaan saya dimanfaatkan di pabrik pengolahan emas dan perak,” ucap Josmar.

Ke depannya Josmar yakin usahanya akan semakin meluas dan hasil kerjanya bisa dipakai oleh perusahaan-perusahaan lain di luar Batangtoru. “Dengan modal yang sudah kami miliki dan keuletan karyawan, saya yakin, usaha ini akan terus berkembang secara mandiri. Apa yang terjadi pada saya dan CV Minarni pasti bisa terjadi pada pengusaha lokal lainnya yang mau berani menangkap peluang, mengembangkan kemampuan dan bisnis untuk dapat berkompetisi secara sehat. Peluang mengembangkan diri dan usaha selalu terbuka luas asal mau dan siap kerja keras,” ujar Josmar. (rel/mea)

Foto: Istimewa Mesin jahit yang pertama kali dimiliki oleh Josmar Manullang yang menjadi modal awal baginya membangun jalan sukses CV Minarni.
Foto: Istimewa
Mesin jahit yang pertama kali dimiliki oleh Josmar Manullang yang menjadi modal awal baginya membangun jalan sukses CV Minarni.

Kehadiran Tambang Emas Martabe di bumi Tapsel sedikit banyak mempengaruhi perekonomian masyarakat setempat. Salahsatu UKM yang merasakan peningkatan keuntungan adalah CV Minarni. Sejak berhasil memeroleh proyek ’karung’ bagi Departemen Geologi dan Geologi Pertambangan perusahaan tambang itu, UKM yang awalnya hanya level UD itu meningkat dalam jumlah mesin, karyawan, maupun level usaha.

Josmar Manullang selaku pimpinan CV Minarni mengisahkan pengalamannya bekerja sama dengan Tambang Emas Martabe. Usaha Dagang (UD) Minarni didirikan sekitar 2004. Karyawannya sedikit, produktifitasnya terbilang rendah karena jumlah order yang diterima tidak stabil.

Setelah kehadiran tambang emas di wilayahnya, Josman yang memiliki keahlian sebagai penjahit pakaian, memberanikan diri mengajukan perusahaannya mengambil ’proyek’ pembuatan karung sampel batuan conto. Karung itu diperlukan Tambang Emas Martabe sebagai tempat menyimpan batuan conto dari hasil kegiatan ekplorasi, sebelum dikirim ke laboratorium Intertek di kota Padang, Sumatera Barat.

Pengajuan usahanya diterima. CV Minarni mendapatkan pekerjaan pembuatan karung sampel batuan conto. Ia diminta membuat karung sampel batuan conto yang terdiri dari 5 ukuran: 15×20, 20×30, 30×40, 40×40 dan 40×60. Pesanan untuk masing-masing ukuran berbeda-beda jumlahnya.

“Waktu itu saya yakin dapat mengerjakan pembuatan karung sampel batuan conto yang diperlukan Tambang Emas Martabe, dengan modal 5 buah mesin jahit dan beberapa karyawan yang sudah saya miliki,” kata Josmar.

Bentuk badan usaha pun diubah dari Usaha Dagang (UD) ke Perseroan Komanditer (CV).

Pesanan pertama berjumlah sekitar 2.000 karung. Menggerakkan 5 warga lokal yang menjadi karyawannya, CV ini membuat karung sampel batuan conto dari kain blacu putih. Saat itu bahan ini tidak tersedia di Kecamatan Batangtoru sehingga harus didatangkan dari Medan.

Foto: Istimewa Beberapa karyawan CV Minarni tengah mengerjakan pembuatan karung untuk keperluan sample batuan conto Tambang Emas Martabe.
Foto: Istimewa
Beberapa karyawan CV Minarni tengah mengerjakan pembuatan karung untuk keperluan sample batuan conto Tambang Emas Martabe.

Pesanan karung sampel batuan conto semakin banyak seiring dengan perkembangan Tambang Emas Martabe memasuki tahapan produksi. Pesanan yang diterima CV Minarni di awal tahun 2013 tidak tanggung-tanggung, 50.000 karung sampel. Yang membutuhkan karung sampel batuan conto, tidak hanya Departemen Geologi saja, melainkan sudah meluas ke Departemen Geologi Pertambangan.

Beruntung, jumlah karyawan CV Minarni sudah bertambah menjadi 13 orang sehingga pesanan sebanyak itu dapat dikerjakan tanpa hambatan. Jumlah mesin jahitnya pun sudah bertambah. Dari semula 5 mesin jahit menjadi 10 mesin jahit, ditambah dengan 3 mesin obras. Rata-rata pesanan yang diterima CV Minarni setiap tahunnya mencapai minimal 5.000 karung sampel.

Karyawan yang bekerja di CV Minarni silih berganti. Hal ini dikarenakan mayoritas karyawan CV Minarni adalah perempuan. Setelah menikah, mereka meninggalkan Kecamatan Batangtoru, ikut dengan suami. Hanya 1 orang karyawan perempuan yang tetap setia bekerja di CV Minarni sejak awal berdiri hingga kini. Ini pun karena suaminya bekerja di sekitar Kecamatan Batangtoru.

Dari 13 orang karyawan CV Minarni, 7 orang di antaranya sudah menikah, dan sisanya, 6 orang belum menikah. Salah satunya adalah putri bungsu Josmar Manullang yang tengah dikembangkan kemampuannya untuk mengambil alih usaha di kemudian hari. Sistem kerja yang diterapkan untuk pekerjaan pembuatan karung sampel batuan conto ini adalah sistem borongan. Para karyawan dibayar berdasarkan target.

Foto: Istimewa Karyawan Tambang Emas Martabe tengah memasukkan batuan conto ke dalam karung, yang diproduksi CV Minarni.
Foto: Istimewa
Karyawan Tambang Emas Martabe tengah memasukkan batuan conto ke dalam karung, yang diproduksi CV Minarni.

Tak hanya karung sampel batuan conto, CV Minarni pernah juga mendapatkan pesanan untuk pembuatan baju seragam dari kontraktor Tambang Emas Martabe, Leighton Contractor Indonesia (LCI) dan dari PT Agincourt Resources. Tapi, pesanan ini hanya bersifat temporer saja. Begitu juga dengan pembuatan topi bagi karyawan yang bekerja di bawah terik matahari.

Saat ini, pesanan yang diterima CV Minarni tidak hanya karung sampel batuan conto. Saringan (filter) emas juga didapatkannya. Saringan emas ini terbuat dari bahan kain jeans dan dilapisi dengan blacu putih. “Meski saya tidak begitu tahu di mana dan untuk apa saringan emas yang terbuat dari bahan kain jeans, namun saya yakin hasil kerjaan saya dimanfaatkan di pabrik pengolahan emas dan perak,” ucap Josmar.

Ke depannya Josmar yakin usahanya akan semakin meluas dan hasil kerjanya bisa dipakai oleh perusahaan-perusahaan lain di luar Batangtoru. “Dengan modal yang sudah kami miliki dan keuletan karyawan, saya yakin, usaha ini akan terus berkembang secara mandiri. Apa yang terjadi pada saya dan CV Minarni pasti bisa terjadi pada pengusaha lokal lainnya yang mau berani menangkap peluang, mengembangkan kemampuan dan bisnis untuk dapat berkompetisi secara sehat. Peluang mengembangkan diri dan usaha selalu terbuka luas asal mau dan siap kerja keras,” ujar Josmar. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/