24.6 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Wakil Ketua PP Galang Tewas di Bendungan

Foto: Hulman/PM Hanif Roy semasa hidup.
Foto: Hulman/PM
Hanif Roy semasa hidup.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Dua minggu pasca mengirim SMS ancaman tikam ke Kanit Reskrim Polsek Galang Ipda Amrin, Wakil Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Galang, Hanif Roy (25) ditemukan tewas telungkup di bendungan (waduk) Desa Pulo Gambar, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Sergai, Sabtu (1/8) sekira pukul 12.00 WIB.

Meski di kedua lutut Hanif ditemukan luka bekas hantaman benda tumpul, 6 luka gores di tangan kanan dan telinga sebelah kanan membiru, tapi hingga kini belum dikatahui pasti korban sengaja dibunuh atau tidak. Namun sebelum korban tewas atau sekira pukul 04.30 WIB, lajang yang tinggal di Jalan Bukit Barisan, Lingkungan I Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang itu sempat dikejar-kejar oleh Ipda Amrin dan 4 anggotanya.

Mentina boru Saragih (50), ibu kandung didampingi dua paman korban, Amin Malabar dan Jagope Saragih yang ditemui di rumah duka mengaku, info yang mereka peroleh dari Septia (24) pacar korban warga Jalan Sentosa Kampung Baru, Kelurahan Galang Kota. Pagi itu, Hanif dan Septia berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy ke arah persawitan yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

Tak berapa lama Ipda Amrin bersama 4 anggotanya mengikuti sepeda motor yang dikendarai korban bersama pacarnya itu. Tahu jika yang datang adalah polisi, Hanif pun mencari jalan untuk menghindar. Tapi sepeda motor korban terperosok ke rawa-rawa
Tiga personel Polsek Galang mengejar Hanif yang lari. Sedangkan dua lagi menolong Septia dan mengamankan sepeda motor ke benteng rawa. Singkat cerita, 45 menit kemudian, ketiga anggota Polsek Galang itu kembali ke lokasi Septia.

Septia pun sempat menanyakan keberadaan Hanif pada mereka, namun ketiganya hanya terdiam dan menyuruh personel lain membawa Septia dan sepeda motornya ke bengkel. “Selama 45 menit itu Septia tak tahu apa yang terjadi pada korban setelah dikejar tiga anggota Polsek Galang itu. Waduk itu pintunya terbuka seolah-olah korban tewas tenggelam,” curiga Amin Malabar
Ipda Amrin yang dikonfirmasi menyebutkan, malam itu pihaknya melakukan patroli atau monitor terkait Kamtibmas di perbatasan Galang yang rawan aksi begal. Ketika berpatroli, mereka melihat sebuah sepeda motor masuk ke wilayah kebun sawit dan langsung membuntutinya.

“Mungkin karena takut jumpa polisi, korban menghindar dan terperosok ke rawa-rawa. Setelah itu kita tidak kejar lagi dan langsung menolong pacar korban dan dan membawanya ke bengkel. Tidak ada niat kita saat itu untuk menangkap korban meskipun korban berstatus terlapor kasus penganiayaan,” dalih Ipda Amrin.

Untuk mengungkap penyebab tewasnya Hanif, Polsek Galang memeriksa Septia, Minggu (2/8) siang. Didampingi kuasa hukumnya Edi Sipayung SH, dengan memakai jilbab warna abu-abu, kaos lengan panjang warna abu-abu dan celana panjang hitam, Septia tampak duduk tenang di atas kursi sebelah kiri penyidik Palti Habeahan. Septia pun tenang menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan penyidik.

Sama seperti cerita Septia kepada keluarga Hanif, kuasa hokum Edi Sipayung kepada wartawan juga menyebutkan ada tiga personel Polsek Galang yang mengejar korban. 45 menit kemudian, ketiga personel Polsek Galang itu kembali dan ketika Septia bertanya dimana korban ketiga personel Polsek Galang itu hanya terdiam lalu Septia dan sepeda motornya dibawa ke bengkel. Kapolsek Galang AKP Zulfikar ketika dikonfirmasi kru koran ini menyebutkan Septia diperiksa sebagai saksi atas tewasnya korban. “Malam itu kan korban bersama Septia. Jadi kita periksa sebagai saksi biar tahu kronologis yang sebenarnya,” ujarnya.

Foto: Hulman/PM Hanif Roy semasa hidup.
Foto: Hulman/PM
Hanif Roy semasa hidup.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Dua minggu pasca mengirim SMS ancaman tikam ke Kanit Reskrim Polsek Galang Ipda Amrin, Wakil Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Galang, Hanif Roy (25) ditemukan tewas telungkup di bendungan (waduk) Desa Pulo Gambar, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Sergai, Sabtu (1/8) sekira pukul 12.00 WIB.

Meski di kedua lutut Hanif ditemukan luka bekas hantaman benda tumpul, 6 luka gores di tangan kanan dan telinga sebelah kanan membiru, tapi hingga kini belum dikatahui pasti korban sengaja dibunuh atau tidak. Namun sebelum korban tewas atau sekira pukul 04.30 WIB, lajang yang tinggal di Jalan Bukit Barisan, Lingkungan I Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang itu sempat dikejar-kejar oleh Ipda Amrin dan 4 anggotanya.

Mentina boru Saragih (50), ibu kandung didampingi dua paman korban, Amin Malabar dan Jagope Saragih yang ditemui di rumah duka mengaku, info yang mereka peroleh dari Septia (24) pacar korban warga Jalan Sentosa Kampung Baru, Kelurahan Galang Kota. Pagi itu, Hanif dan Septia berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Scoopy ke arah persawitan yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

Tak berapa lama Ipda Amrin bersama 4 anggotanya mengikuti sepeda motor yang dikendarai korban bersama pacarnya itu. Tahu jika yang datang adalah polisi, Hanif pun mencari jalan untuk menghindar. Tapi sepeda motor korban terperosok ke rawa-rawa
Tiga personel Polsek Galang mengejar Hanif yang lari. Sedangkan dua lagi menolong Septia dan mengamankan sepeda motor ke benteng rawa. Singkat cerita, 45 menit kemudian, ketiga anggota Polsek Galang itu kembali ke lokasi Septia.

Septia pun sempat menanyakan keberadaan Hanif pada mereka, namun ketiganya hanya terdiam dan menyuruh personel lain membawa Septia dan sepeda motornya ke bengkel. “Selama 45 menit itu Septia tak tahu apa yang terjadi pada korban setelah dikejar tiga anggota Polsek Galang itu. Waduk itu pintunya terbuka seolah-olah korban tewas tenggelam,” curiga Amin Malabar
Ipda Amrin yang dikonfirmasi menyebutkan, malam itu pihaknya melakukan patroli atau monitor terkait Kamtibmas di perbatasan Galang yang rawan aksi begal. Ketika berpatroli, mereka melihat sebuah sepeda motor masuk ke wilayah kebun sawit dan langsung membuntutinya.

“Mungkin karena takut jumpa polisi, korban menghindar dan terperosok ke rawa-rawa. Setelah itu kita tidak kejar lagi dan langsung menolong pacar korban dan dan membawanya ke bengkel. Tidak ada niat kita saat itu untuk menangkap korban meskipun korban berstatus terlapor kasus penganiayaan,” dalih Ipda Amrin.

Untuk mengungkap penyebab tewasnya Hanif, Polsek Galang memeriksa Septia, Minggu (2/8) siang. Didampingi kuasa hukumnya Edi Sipayung SH, dengan memakai jilbab warna abu-abu, kaos lengan panjang warna abu-abu dan celana panjang hitam, Septia tampak duduk tenang di atas kursi sebelah kiri penyidik Palti Habeahan. Septia pun tenang menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan penyidik.

Sama seperti cerita Septia kepada keluarga Hanif, kuasa hokum Edi Sipayung kepada wartawan juga menyebutkan ada tiga personel Polsek Galang yang mengejar korban. 45 menit kemudian, ketiga personel Polsek Galang itu kembali dan ketika Septia bertanya dimana korban ketiga personel Polsek Galang itu hanya terdiam lalu Septia dan sepeda motornya dibawa ke bengkel. Kapolsek Galang AKP Zulfikar ketika dikonfirmasi kru koran ini menyebutkan Septia diperiksa sebagai saksi atas tewasnya korban. “Malam itu kan korban bersama Septia. Jadi kita periksa sebagai saksi biar tahu kronologis yang sebenarnya,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/