29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemancing Dengar Suara Benda Tercebur ke Danau Toba, dan Suara Heli Menghilang

Helikopter jatuh_ilustrasi
Helikopter jatuh_ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dugaan helikopter tipe EC130 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta jatuh ke Danau Toba, menguat.

Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto, tidak membenarkan maupun menampik rumor terkait nasib heli rute Siparmahan, Pantai Barat Danau Toba menuju Bandar udara Kualanamu, itu.

Menurutnya, kemungkinan itu masih ada. Apalagi,  Emergency Locator Transmitter (ELT) yang dipasang di heli tidak terdeteksi hingga kini.

ELT diduga rusak karena benturan sangat keras. Sehingga, tim SAR tidak bisa menentukan dengan pasti lokasi heli sebelum akhirnya hilang.Untuk gambaran, ELT merupakan salah satu perangkat penting bagi pesawat. Jika pesawat mengalami kecelakaan, perangkat ini akan memancarkan sinyal untuk memberitahukan lokasi keberadaannya.

Rumor itu pun diperkuat dengan laporan salah seorang warga yang tengah berada di sekitar Danau Toba, pada Minggu (11/10). Menurut Novie, warga yang kala itu tengah memancing sempat mendengar suara sebuah heli terbang.

Tak lama setelahnya, terdengar suara benda tercebur ke air cukup kencang sebelum akhirnya suara heli terbang menghilang.

“Segala kemungkinan ada, jatuh ke air atau tanah. Kami terima laporan warga seperti itu, semuanya info masih kita telusuri,” tuturnya saat ditemui di Jakarta, kemarin (12/10).

Pencarian yang masih abu-abu juga dikarenakan heli dengan regestrasi PK-BKA itu tidak melakukan kontak sama sekali dengan pihak Air Traffic Service (ATS). Dengan kata lain, pilot tidak membuat flight plan sebelum terbang.

Helikopter jatuh_ilustrasi
Helikopter jatuh_ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dugaan helikopter tipe EC130 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta jatuh ke Danau Toba, menguat.

Direktur Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto, tidak membenarkan maupun menampik rumor terkait nasib heli rute Siparmahan, Pantai Barat Danau Toba menuju Bandar udara Kualanamu, itu.

Menurutnya, kemungkinan itu masih ada. Apalagi,  Emergency Locator Transmitter (ELT) yang dipasang di heli tidak terdeteksi hingga kini.

ELT diduga rusak karena benturan sangat keras. Sehingga, tim SAR tidak bisa menentukan dengan pasti lokasi heli sebelum akhirnya hilang.Untuk gambaran, ELT merupakan salah satu perangkat penting bagi pesawat. Jika pesawat mengalami kecelakaan, perangkat ini akan memancarkan sinyal untuk memberitahukan lokasi keberadaannya.

Rumor itu pun diperkuat dengan laporan salah seorang warga yang tengah berada di sekitar Danau Toba, pada Minggu (11/10). Menurut Novie, warga yang kala itu tengah memancing sempat mendengar suara sebuah heli terbang.

Tak lama setelahnya, terdengar suara benda tercebur ke air cukup kencang sebelum akhirnya suara heli terbang menghilang.

“Segala kemungkinan ada, jatuh ke air atau tanah. Kami terima laporan warga seperti itu, semuanya info masih kita telusuri,” tuturnya saat ditemui di Jakarta, kemarin (12/10).

Pencarian yang masih abu-abu juga dikarenakan heli dengan regestrasi PK-BKA itu tidak melakukan kontak sama sekali dengan pihak Air Traffic Service (ATS). Dengan kata lain, pilot tidak membuat flight plan sebelum terbang.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/