27 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rossi Pertimbangkan Mundur

Valentino Rossi. Foto: AFP
Valentino Rossi.
Foto: AFP

SEPANG, SUMUTPOS.CO – Perseteruan Valentino Rossi dan Marc Marquez yang berujung pada insiden tabrakan di tikungan 14 Sirkuit Sepang Minggu (25/10), terus menjadi polemik.

Ada yang mengutuki Rossi karena “membalap dengan kaki”. Di bagian lainnya menyumpahi Marquez dengan kata-kata sengit lantaran tidak sportif.

Pertempuran tidak berhenti di Sepang. Sebagai buntutnya para pendukung kedua kubu saling terkam di media sosial. Tentu dengan argumennya masing-masing, baik yang masuk akal maupun yang konyol. Hanya dalam satu hal dua kutub tersebut “sepakat untuk tidak sepakat” bahwa sangsi terhadap Rossi tidak adil.

Keputusan sudah diambil. Penambahan penalti tiga poin berarti the Doctor akan memulai balapan di seri penentuan Valencia pada posisi buncit. Yamaha sudah berjuang untuk banding tapi gagal. Tidak ada “kasasi” dalam aturan MotoGP. Sekali ditolak berarti keputusan itu berkekuatan hukum tetap.

Kini perjuangan Yamaha diteruskan para netizen dengan membuat petisi yang mendesak sanksi tersebut dicabut. Sampai kemarin sore sudah lebih 167,109 ribu orang yang ikut menandatangani petisi tersebut. Butuh sekira 32 ribu lagi untuk mencapai 200 ribu orang.

Bukan hanya menentang penjatuhan sanksi tapi juga mendorong sebuah suasana balapan yang bersih.

Banyak yang menyamakan insiden tersebut mirip pertengkaran antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi pada piala dunia 2006. Karena provokasi berlebihan dari Marquez Zidane muntab hingga menandukkan kepalanya ke dada Materazzi.

Rossi sendiri sudah melontarkan ancaman boikot pada seri penentuan di Valencia dua pekan mendatang. Rasa kecewanya terhadap sangsi penalti tiga poin itu sudah diubun-ubun. Dia merasa tidak menendang Marquez hingga jatuh, meski mengakui manuvernya disengaja untuk membuat rivalnya itu melebar di tikungan, agar bisa segera memacu motornya mengejar Lorenzo.

Valentino Rossi. Foto: AFP
Valentino Rossi.
Foto: AFP

SEPANG, SUMUTPOS.CO – Perseteruan Valentino Rossi dan Marc Marquez yang berujung pada insiden tabrakan di tikungan 14 Sirkuit Sepang Minggu (25/10), terus menjadi polemik.

Ada yang mengutuki Rossi karena “membalap dengan kaki”. Di bagian lainnya menyumpahi Marquez dengan kata-kata sengit lantaran tidak sportif.

Pertempuran tidak berhenti di Sepang. Sebagai buntutnya para pendukung kedua kubu saling terkam di media sosial. Tentu dengan argumennya masing-masing, baik yang masuk akal maupun yang konyol. Hanya dalam satu hal dua kutub tersebut “sepakat untuk tidak sepakat” bahwa sangsi terhadap Rossi tidak adil.

Keputusan sudah diambil. Penambahan penalti tiga poin berarti the Doctor akan memulai balapan di seri penentuan Valencia pada posisi buncit. Yamaha sudah berjuang untuk banding tapi gagal. Tidak ada “kasasi” dalam aturan MotoGP. Sekali ditolak berarti keputusan itu berkekuatan hukum tetap.

Kini perjuangan Yamaha diteruskan para netizen dengan membuat petisi yang mendesak sanksi tersebut dicabut. Sampai kemarin sore sudah lebih 167,109 ribu orang yang ikut menandatangani petisi tersebut. Butuh sekira 32 ribu lagi untuk mencapai 200 ribu orang.

Bukan hanya menentang penjatuhan sanksi tapi juga mendorong sebuah suasana balapan yang bersih.

Banyak yang menyamakan insiden tersebut mirip pertengkaran antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi pada piala dunia 2006. Karena provokasi berlebihan dari Marquez Zidane muntab hingga menandukkan kepalanya ke dada Materazzi.

Rossi sendiri sudah melontarkan ancaman boikot pada seri penentuan di Valencia dua pekan mendatang. Rasa kecewanya terhadap sangsi penalti tiga poin itu sudah diubun-ubun. Dia merasa tidak menendang Marquez hingga jatuh, meski mengakui manuvernya disengaja untuk membuat rivalnya itu melebar di tikungan, agar bisa segera memacu motornya mengejar Lorenzo.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/