29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pekerja Luka: Kalau Tak Loncat, Aku Meninggal Juga

Foto: Pardi/PM Mahrizal Yunus, salah satu korban luka ledakan terowongan pembangunan PLTA PT WEP, masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe. Ia mengaku selamat karena melompat ke sungai.
Foto: Pardi/PM
Mahrizal Yunus, salah satu korban luka ledakan terowongan pembangunan PLTA PT WEP, masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe. Ia mengaku selamat karena melompat ke sungai.

KARO, SUMUTPOS.CO – Hingga Rabu (24/2/2016) malam, tujuh orang pekerja yang selamat dalam kecelakaan kerja meledaknya di terowongan PLTA yang dikelola PT. Wampu Elektric Power (WEP), masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe.

Ketujuh korban adalah Dame Saputra, Mahrizal Yunus, Doli F Sialagan, Erwin Saputra, Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang. Bahkan tiga dari korban harus menjalani operasi akibat menderita luka bakar yang cukup serius. Ketiganya adalah Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang.

Mahrizal Yunus, salah satu korban luka yang sempat ditemui wartawan di salah satu ruangan rumah sakit mengaku, ledakan itu begitu cepat terjadi. Menurutnya sebelum ledakan terjadi, dia bersama rekan–rekannya sedang bekerja di bawah terowongan dan hendak naik ke atas. Tiba-tiba ada yang meledak seperti gas yang asalnya entah darimana.

“Aku terlempar, dan kawan kawan semua masih di atas. Nah, itu yang meninggal semua. Setelah itu langsung aku loncat ke sungai karena sekujur tubuhku sudah terbakar akibat api. Kalau saya tidak loncat, pasti aku meninggal juga. Sementara, teman–teman yang lain tak sempat lagi kuselamatkan,” lirih Mahrizal.

Salah seorang Staf Administrasi PT. WEP, Ramses Hutabarat ketika ditemui di halaman depan RS Efarina Etaham mengaku belum mengetahui penyebab dan kronologis kejadian.

“Ada kecelakaan kerja, detailnya saya kurang tau persis karena saya tidak di lokasi dan saya bukan orang teknik,” ujarnya singkat.

Terpisah, anggota DPRD Karo dari Komisi A, Jun Adi Arief Bangun saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mengumpulkan seluruh data dan keterangan baik dari pihak PT. WEP, maupun dari para korban.

“Kita akan meminta keterangan dan data dulu dari semua pihak yang terlibat atas insiden ini. Apabila ada kejanggalan yang kita temukan nantinya, kami dari lembaga DPRD bersama eksekutif akan memanggil mereka untuk memberikan keterangan secara terperinci,” kata Jun. (cr7/cr9/deo)

Foto: Pardi/PM Mahrizal Yunus, salah satu korban luka ledakan terowongan pembangunan PLTA PT WEP, masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe. Ia mengaku selamat karena melompat ke sungai.
Foto: Pardi/PM
Mahrizal Yunus, salah satu korban luka ledakan terowongan pembangunan PLTA PT WEP, masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe. Ia mengaku selamat karena melompat ke sungai.

KARO, SUMUTPOS.CO – Hingga Rabu (24/2/2016) malam, tujuh orang pekerja yang selamat dalam kecelakaan kerja meledaknya di terowongan PLTA yang dikelola PT. Wampu Elektric Power (WEP), masih dirawat intensif di RS Efarina Etaham Kabanjahe.

Ketujuh korban adalah Dame Saputra, Mahrizal Yunus, Doli F Sialagan, Erwin Saputra, Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang. Bahkan tiga dari korban harus menjalani operasi akibat menderita luka bakar yang cukup serius. Ketiganya adalah Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang.

Mahrizal Yunus, salah satu korban luka yang sempat ditemui wartawan di salah satu ruangan rumah sakit mengaku, ledakan itu begitu cepat terjadi. Menurutnya sebelum ledakan terjadi, dia bersama rekan–rekannya sedang bekerja di bawah terowongan dan hendak naik ke atas. Tiba-tiba ada yang meledak seperti gas yang asalnya entah darimana.

“Aku terlempar, dan kawan kawan semua masih di atas. Nah, itu yang meninggal semua. Setelah itu langsung aku loncat ke sungai karena sekujur tubuhku sudah terbakar akibat api. Kalau saya tidak loncat, pasti aku meninggal juga. Sementara, teman–teman yang lain tak sempat lagi kuselamatkan,” lirih Mahrizal.

Salah seorang Staf Administrasi PT. WEP, Ramses Hutabarat ketika ditemui di halaman depan RS Efarina Etaham mengaku belum mengetahui penyebab dan kronologis kejadian.

“Ada kecelakaan kerja, detailnya saya kurang tau persis karena saya tidak di lokasi dan saya bukan orang teknik,” ujarnya singkat.

Terpisah, anggota DPRD Karo dari Komisi A, Jun Adi Arief Bangun saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mengumpulkan seluruh data dan keterangan baik dari pihak PT. WEP, maupun dari para korban.

“Kita akan meminta keterangan dan data dulu dari semua pihak yang terlibat atas insiden ini. Apabila ada kejanggalan yang kita temukan nantinya, kami dari lembaga DPRD bersama eksekutif akan memanggil mereka untuk memberikan keterangan secara terperinci,” kata Jun. (cr7/cr9/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/