30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Terowongan PLTA Meledak, 6 Pekerja Tewas 7 Luka Bakar

Foto" Anita/PM Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.
Foto” Anita/PM
Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Terjebak dalam terowongan yang tiba-tiba meledak, 6 orang pekerja proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo, tewas dengan kondisi tubuh melepuh. Selain korban meninggal, 7 pekerja lain juga menderita luka bakar serius, Rabu (24/2) pagi.

Info dihimpun dari lokasi, kecelakaan kerja di proyek milik PT Wampu Elektic Power (WEP) yang bergerak di bidang Hydro Power bersama dua perusahan asal dari Korea, salah satunya PT. Posco Engineering Indonesia (PEN) itu terjadi begitu cepat. Lima pekerja tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Satu pekerja lagi menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan menuju RS Efarina Etaham Kabanjahe.

Sementara tujuh orang lagi mengalami luka bakar serius pada sekujur tubuh akibat terjebak dalam terowongan yang diduga dipenuhi api. Kini para pekerja malang itu masih mendapat perawatan di rumah sakit.

Keenam korban meninggal yakni, Cibro, Jali Bako, Ruben Manurung, Hendra Sanjaya, Putra dan Hamzah Haz alias Amar. Sedangkan ketujuh korban yang masih dirawat bernama Dame Saputra, Mahrizal Yunus, Doli F Sialagan, Erwin Saputra, Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang.

Mr. Im Sung Hun selaku Civil Engineering PT.PEN yang ditemui di lokasi mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 08.40 WIB. “Awalnya ada asap dari genset. Lalu saya suruh operator matikan genset tersebut. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba keluar empat orang pekerja dari terowongan dengan luka bakar dan meminta tolong. Dari situ saya dan pekerja lainnya langsung turun ke terowongan untuk menolong pekerja lain yang masih terjebak,” bebernya terbata-bata.

Lebih lanjut pria berkebangsaan Korea yang belum begitu fasih bicara bahasa Indonesia itu menuturkan, pekerja terowongan itu berjumlah 17 orang dengan rincian 4 orang berada di atas dan 13 orang dalam.

Foto: Pardi/PM Korban tewas akibat ledakan di terowongan pembangunan PLTA PT WEP di Tanah Karo, saat tiba di RS Efarina Etaham, Rabu (24/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Korban tewas akibat ledakan di terowongan pembangunan PLTA PT WEP di Tanah Karo, saat tiba di RS Efarina Etaham, Rabu (24/2/2016).

Mereka ditugaskan untuk memasang mal (persiapan plagging) terowongan. Sementara lampu di dalam terowongan hanya satu, kabel listrik dipasang di dinding dengan cara dipaku.

“Kondisi di dalam terowongan memang basah. Ada air setinggi lutut orang dewasa. Kami belum tahu apa penyebab ledakan itu. Yang saya tau korslet karena ada asap dari kabel genset,” terangnya di hadapan Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan, Kapolsek Kutabuluh, AKP E. Sembiring dan Tim Identifikasi yang melakukan olah TKP.

Foto" Anita/PM Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.
Foto” Anita/PM
Proyek pembangunan PLTA di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo. Enam pekerja tewas melepuh, dan 7 luka bakar setelah ada ledakan di terowongan, Rabu (24/2) pagi.

KARO, SUMUTPOS.CO – Terjebak dalam terowongan yang tiba-tiba meledak, 6 orang pekerja proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo, tewas dengan kondisi tubuh melepuh. Selain korban meninggal, 7 pekerja lain juga menderita luka bakar serius, Rabu (24/2) pagi.

Info dihimpun dari lokasi, kecelakaan kerja di proyek milik PT Wampu Elektic Power (WEP) yang bergerak di bidang Hydro Power bersama dua perusahan asal dari Korea, salah satunya PT. Posco Engineering Indonesia (PEN) itu terjadi begitu cepat. Lima pekerja tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Satu pekerja lagi menghembuskan nafas terakhirnya di perjalanan menuju RS Efarina Etaham Kabanjahe.

Sementara tujuh orang lagi mengalami luka bakar serius pada sekujur tubuh akibat terjebak dalam terowongan yang diduga dipenuhi api. Kini para pekerja malang itu masih mendapat perawatan di rumah sakit.

Keenam korban meninggal yakni, Cibro, Jali Bako, Ruben Manurung, Hendra Sanjaya, Putra dan Hamzah Haz alias Amar. Sedangkan ketujuh korban yang masih dirawat bernama Dame Saputra, Mahrizal Yunus, Doli F Sialagan, Erwin Saputra, Dirmansyah Tanjung, Ramadhan Berutu dan Panjang.

Mr. Im Sung Hun selaku Civil Engineering PT.PEN yang ditemui di lokasi mengatakan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 08.40 WIB. “Awalnya ada asap dari genset. Lalu saya suruh operator matikan genset tersebut. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba keluar empat orang pekerja dari terowongan dengan luka bakar dan meminta tolong. Dari situ saya dan pekerja lainnya langsung turun ke terowongan untuk menolong pekerja lain yang masih terjebak,” bebernya terbata-bata.

Lebih lanjut pria berkebangsaan Korea yang belum begitu fasih bicara bahasa Indonesia itu menuturkan, pekerja terowongan itu berjumlah 17 orang dengan rincian 4 orang berada di atas dan 13 orang dalam.

Foto: Pardi/PM Korban tewas akibat ledakan di terowongan pembangunan PLTA PT WEP di Tanah Karo, saat tiba di RS Efarina Etaham, Rabu (24/2/2016).
Foto: Pardi/PM
Korban tewas akibat ledakan di terowongan pembangunan PLTA PT WEP di Tanah Karo, saat tiba di RS Efarina Etaham, Rabu (24/2/2016).

Mereka ditugaskan untuk memasang mal (persiapan plagging) terowongan. Sementara lampu di dalam terowongan hanya satu, kabel listrik dipasang di dinding dengan cara dipaku.

“Kondisi di dalam terowongan memang basah. Ada air setinggi lutut orang dewasa. Kami belum tahu apa penyebab ledakan itu. Yang saya tau korslet karena ada asap dari kabel genset,” terangnya di hadapan Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan, Kapolsek Kutabuluh, AKP E. Sembiring dan Tim Identifikasi yang melakukan olah TKP.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/