26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Yuk, Dukung! Target Kemenpar 2016: Kalahkan Wisata Malaysia

Foto: Dok/Sumut Pos Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.
Foto: Dok/Sumut Pos
Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.

PADANG, SUMUTPOS.CO – Sadar jauh tertinggal dari negara ASEAN lain, khususnya Malaysia, dalam pengelolaan sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata selaku ujung tombak pengelolaan dan pengembangan sektor kepariwisataan siap habis-habisan. Tak main-main, target mengalahkan Malaysia pun ditabuh.

Begitulah benang merah yang terungkap dari diskusi terbatas Asisten Deputi Pengembangan Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya dengan awak redaksi Padang Ekspres Group di Graha Pena Padang, kemarin (11/3). Hadir Chief Operating Officer (COO) Riau Pos Group (RPG) Divre Padang Marah Suryanto, para pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi Padang Ekspres Group.

“Tahun ini, kita berupaya merealisasikan target kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta wisatawan Nusantara (wisnu). Untuk mencapainya, daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa akan dikembangkan,” sebut Raseno.

Sekadar diketahui, berdasarkan ASEAN Tourism Statistics Data Base 2015, jumlah kunjungan wisatawan ke Malaysia tahun 2015 hampir sama dengan jumlah penduduknya sebanyak  27 juta orang. Sedangkan Thailand, dikunjungi  hampir 46  juta orang, Vietnam sudah 8 juta orang. Sedangkan Indonesia baru mendekati 9 juta orang.

Nah, salah satu pengembangan kawasan wisata yang digencarkan pemerintah tak lain Danau Toba, Sumut. Tak main-main, pemerintah mengucurkan anggaran tak sedikit, mencapai triliunan rupiah.

“Tak hanya pemerintah pusat, pemda setempat juga sudah menyatakan komitmen ‘mengeroyok’ pengembangan kawasan wisata setempat. Semua ini, juga tak terlepas dari keberadaan Menkopolhukam Luhut Panjaitan yang juga berasal dari sana. Beliaulah mengumpulkan kepala daerah setempat,” sebut Raseno.

Lalu bagaimana dengan Sumbar? Roseno meyakini hal seperti itu bisa pula dilakukan di Sumbar, salah satunya Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh di Pesisir Selatan, atau pengembangan wisata di Kepulauan Mentawai. Kemenpar siap menggandeng urang awak yang menempati posisi strategis di pusat, bersama mengembangkan industri pariwisata Sumbar.

“Kita juga punya banyak tokoh penting di pusat. Ada Pak Irman Gusman, Andrinof Chaniago dan tokoh Minang lainnya di nasional, agar mendorong pemkab/pemko di Sumbar memajukan pariwisata. Saya lihat komitmen para kepala daerah Sumbar ada untuk itu,” ujar alumni Fakultas Ekonomi Unand ini.

Namun dari sekian banyak objek wisata itu, Raseno melihat, persoalan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia masih menjadi kendala. Dia mewanti-wanti persoalan infrastruktur ini harus menjadi perhatian serius dari gubernur/bupati/wali kota jika ingin meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan Sumbar.

“Pemerintah daerah harus menyiapkan akses jalan yang baik menuju lokasi objek wisata. Begitu juga perbaikan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti toilet, tempat istirahat. Lalu, menyediakan sentra kerajinan dan lainnya. Tak kalah pentingnya, juga kebersihan dan keamanan betul-betul dijaga,” ujarnya.

Tak hanya pembenahan infrastruktur, menurut Raseno, yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan masyarakat menyambut tamu. Masyarakat yang berada di daerah tujuan wisata harus ramah terhadap pengunjung. Dengan begitu, wisatawan merasa nyaman dan betah. “Itu penting sekali, karena hal itulah yang bakal mendongkrak sektor kepariwisataan di daerah ini,” jelas Raseno.

Foto: Dok/Sumut Pos Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.
Foto: Dok/Sumut Pos
Sejumlah penari menarikan tarian tradisional Tor-tor Siputu Cawan pada pembukaan Pesta Danau Toba 2010.

PADANG, SUMUTPOS.CO – Sadar jauh tertinggal dari negara ASEAN lain, khususnya Malaysia, dalam pengelolaan sektor pariwisata, Kementerian Pariwisata selaku ujung tombak pengelolaan dan pengembangan sektor kepariwisataan siap habis-habisan. Tak main-main, target mengalahkan Malaysia pun ditabuh.

Begitulah benang merah yang terungkap dari diskusi terbatas Asisten Deputi Pengembangan Pasar Personal Kementerian Pariwisata, Raseno Arya dengan awak redaksi Padang Ekspres Group di Graha Pena Padang, kemarin (11/3). Hadir Chief Operating Officer (COO) Riau Pos Group (RPG) Divre Padang Marah Suryanto, para pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi Padang Ekspres Group.

“Tahun ini, kita berupaya merealisasikan target kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta wisatawan Nusantara (wisnu). Untuk mencapainya, daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata yang luar biasa akan dikembangkan,” sebut Raseno.

Sekadar diketahui, berdasarkan ASEAN Tourism Statistics Data Base 2015, jumlah kunjungan wisatawan ke Malaysia tahun 2015 hampir sama dengan jumlah penduduknya sebanyak  27 juta orang. Sedangkan Thailand, dikunjungi  hampir 46  juta orang, Vietnam sudah 8 juta orang. Sedangkan Indonesia baru mendekati 9 juta orang.

Nah, salah satu pengembangan kawasan wisata yang digencarkan pemerintah tak lain Danau Toba, Sumut. Tak main-main, pemerintah mengucurkan anggaran tak sedikit, mencapai triliunan rupiah.

“Tak hanya pemerintah pusat, pemda setempat juga sudah menyatakan komitmen ‘mengeroyok’ pengembangan kawasan wisata setempat. Semua ini, juga tak terlepas dari keberadaan Menkopolhukam Luhut Panjaitan yang juga berasal dari sana. Beliaulah mengumpulkan kepala daerah setempat,” sebut Raseno.

Lalu bagaimana dengan Sumbar? Roseno meyakini hal seperti itu bisa pula dilakukan di Sumbar, salah satunya Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh di Pesisir Selatan, atau pengembangan wisata di Kepulauan Mentawai. Kemenpar siap menggandeng urang awak yang menempati posisi strategis di pusat, bersama mengembangkan industri pariwisata Sumbar.

“Kita juga punya banyak tokoh penting di pusat. Ada Pak Irman Gusman, Andrinof Chaniago dan tokoh Minang lainnya di nasional, agar mendorong pemkab/pemko di Sumbar memajukan pariwisata. Saya lihat komitmen para kepala daerah Sumbar ada untuk itu,” ujar alumni Fakultas Ekonomi Unand ini.

Namun dari sekian banyak objek wisata itu, Raseno melihat, persoalan infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia masih menjadi kendala. Dia mewanti-wanti persoalan infrastruktur ini harus menjadi perhatian serius dari gubernur/bupati/wali kota jika ingin meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan Sumbar.

“Pemerintah daerah harus menyiapkan akses jalan yang baik menuju lokasi objek wisata. Begitu juga perbaikan berbagai fasilitas penunjang lainnya, seperti toilet, tempat istirahat. Lalu, menyediakan sentra kerajinan dan lainnya. Tak kalah pentingnya, juga kebersihan dan keamanan betul-betul dijaga,” ujarnya.

Tak hanya pembenahan infrastruktur, menurut Raseno, yang tak kalah pentingnya adalah kesiapan masyarakat menyambut tamu. Masyarakat yang berada di daerah tujuan wisata harus ramah terhadap pengunjung. Dengan begitu, wisatawan merasa nyaman dan betah. “Itu penting sekali, karena hal itulah yang bakal mendongkrak sektor kepariwisataan di daerah ini,” jelas Raseno.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/