26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sekadar Permainan Pasar?

Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik

Adalah sebuah tren jika harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran merangkak naik.Apakah hal ini disebabkan oleh kelangkaan bahan pokok atau ada semacam permainan pasar? Pasalnya, persediaan bahan pokok untuk Sumatera Utara dinyatakan cukup.

Begitulah, menjelang hari-hari kebesaran agama, biasanya harga kebutuhan pangan akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi yang berlaku; permintaan bertambah, maka penawaran akan bertambah pula. Nah, melalui pemantauan harga yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Selasa (26/7) kemarin diketahui harga daging sapi, ayam dan gula akan terus mengalami kenaikan. “Biasanya mendekati bulan Ramadan, berarti 2 atau 3 hari lagi,” ujar Mukhlis, pedagang daging sapi di Pasar Tradisional Sei Sikambing.

Menurut Mukhlis, kenaikan harga ini mulai dari Rp75 ribu hingga Rp80 ribu/kilo. Sementara untuk harga daging sapi per kilonya untuk saat ini sekitar Rp70 ribu. Agus, pedagang ayam di pasar yang sama juga menyatakan hal yang serupa, bahwa akan ada kenaikan harga tetapi belum diketahui berapa besarnya. “Setiap tahunnya mendekati bulan puasa akan ada kenaikan, hanya saja untuk tahun ini belum dapat dipastikan,” ujar Agus.

Sementara  pedagang sembako, Udin menyatakan bahwa kenaikan sudah mulai dirasakan sejak seminggu yang lalu. Bahkan, Udin menyatakan sejak Jumat (22/7) yang lalu hingga kemarin Selasa (26/7), kenaikan harga gula sudah mencapai seribu rupiah. “Jumat kemarin, gula kita beli sekitar Rp9.400, tadi kita beli gula seharga Rp10.350,” ujar Udin.

Dari wawancara dengan para pedagang ini, kenaikan harga bukan dikarenakan stok tidak ada, melainkan karena hukum ekonomi yang berlaku. “Stok ada bahkan mencukupi hingga lebaran, tetapi ini karena permainan pasar saja,” ujar Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Udin dan Agus juga menyatakan bahwa karena permintaan masyarakat yang banyak, harga menjadi naik. “Tetapi naiknya hanya sikit, tidak banyak,” ujar Agus. “Kita juga gak mau mengambil untung terlalu banyak, kemahalan, masyarakat juga gak mau beli nanti,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, Darwinsyah menyatakan bahwa kenaikan harga ini tidak ada sangkut pautnya dengan stok, melainkan permainan ekonomi. Karena itu, dia mengharapkan agar pedagang mengerti kebutuhan masyarakat yang saat ini sedang mengalami defisit keuangan karena memasuki tahun ajaran baru. “Setiap keluarga pasti mengalami sedikit kendala dengan keuangan, karena baru menghabiskan uang untuk sekolah anak, jadi diharapkan para pedagang untuk tidak terlalu mengambil untung yang banyak dalam perjualanan,” ujar Darwinsyah.

Sementara itu, di Tebing Tinggi sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik, yang paling menonjol adalah kenaikan daging ayam potong. Seorang pedagang ayam potong, Andi (25) mengungkapkan kenaikan harga karena pasokan dari agen jelang Ramadan semangkin berkurang. “Sementara permintaan tinggi,” jelas Andi saat berjualan di Pasar Gambir, Jalan Iskandar Muda, Kota Tebing Tinggi.

Dijelaskannya, kenaikan harga ayam potong baru sepekan ini, kemungkinan dua hari jelang Ramadan, harga daging ayam potong bisa mencapai Rp25.000 per kg. “Bukan kenaikan ayam potong saja, bahkan ayam kampung kini sudah menembus harga Rp50.000 per kg yang sebelumnya hanya Rp35.000. Untuk ayam merah, biasanya Rp28.000 per ekor kini menjadi Rp35.000,” kata Andi.

Pantauan Sumut Pos di beberapa lokasi pasar tradisional yang ada seperti Pasar Inpres, Pasar Sakti dan Pasar Hongkong di Kota Tebing Tinggi mencatat beberapa kenaikan sejumlah kebutuhan pokok, di antaranya gulapasir biasanya Rp9.000 per kg kini menjadi Rp11.000.

Kabag Perekonomian Pemerintah Kota Tebing Tinggi, Ahmad Kaloko SE, menyatakan telah memiliki strategi untuk mengantisipasi soal kenaikan tersebut. “Kita akan mengelar pasar murah di sebelas titik di Kota Tebing Tinggi, kegiatan pasar murah mulai tanggal 11-21 Agustus 2011,” terang Kaloko.

Seperti di Tebing Tinggi, di Serdang Bedagai (Sergai) harga juga mulai merangkak naik. Seorang pedagang kebutuhan sehari hari, Abdul Muluk Rangkuti (42) yang berjualan di rumahnya Dusun II, Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Serdang Bedagai, mengatakan bahwa ada sejumlah kebutuhan yang merangkak harganya jika dibandingkan sepekan sebelumnya. “Harga gula putih, gula aren, telur ayam eropa, dan daging ayam potong naik. Kenaikan itu mencapai 20 persen dari harga sebelumya,” bilangnya disela sela kegiatannya menjual kebutuhan pokok kepada warga sekitar, Selasa (26/7).
Sementara itu, Ani (40) seorang ibu rumah tangga yang sedang belanja kebutuhan dapur mengaku kenaikan harga kebutuhan sangat terasa. “Kalau kemarin sebelum naik, dengan uang Rp 40 ribu sudah cukup untuk makan sekeluarga kami yang berjumlah empat orang,” ujarnya.
Akan tetapi, untuk saat ini, uang sebesar itu,  tidak mencukupi lagi, karena harga telur, ikan dan kebutuhan lainnya mulai merangkak naik harganya, apalagi gula pasir kenaikannya cukup melesat mencapai seribu per kilogramnya. (mag-9/mag-3/mag-15)

Katanya, Stok Lebih dari Cukup

Kebutuhan masyarakat akan bahan pokok dalam menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri dipastikan mencukupi. Bahkan, bisa dikatakan lebih dari kebutuhan masyarakat.

Setidaknya hal ini diungkapkan Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan Sumatera Utara (Disperindag SU), Darwinsyah kepada Sumut Pos.

“Semua sudah dicek dan disiapkan lebih dari kebutuhan masyarakat, bahkan persediaan ini dapat mencapai hingga bulan September hingga Oktober mendatang,” ujarnya, Selasa (26/7).

Gula, minyak Goreng, tepung Terigu, Daging sapi, Daging Ayam dan Telur Ayam telah disediakan lebih dari mencukupi. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan, sehingga dapat membuat masyarakat resah.
“Kita tidak dapat mengatur terkait dengan harga dipasar, kita hanya mengatur mekanisme pasar. Memantau barang yang beredar dimasyarakat,” ujar Darwinsyah.

Pengawasan yang dilakukan ini, untuk menjamin konsumen terkait dengan produk yang beredar di masyarakat. Karena itu, bila didapat produk yang kedarluarsa yang masih beredar di masyarakat, maka pengusaha yang menjual produk tersebut dapat dikenakan sangsi.

Karena itu, untuk mencegah kenaikan harga yang terlalu tinggi, nantinya Disperindag Sumut akan melakukan Operasi Pasar (OP). “Senin (25/7) kita sudah melakukan OP untuk Medan, tepatnya di Medan Deli. Sedangkan dalam waktu singkat kita akan melakukan OP untuk Kabupaten Serdang Bedagai,” lanjut Darwinsyah.

Darwinsyah juga yakin, bahwa para pedagang tidak akan menimbun barang, dikarenakan distributor dan stok barang berjalan dengan lancar. “Saya rasa, dalam musim tidak ada yang menimbun, karena distributor dan stok yang beredar banyak,” pungkas Darwinsyah. (mag-9)

Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pokok Merangkak Naik

Adalah sebuah tren jika harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan dan Lebaran merangkak naik.Apakah hal ini disebabkan oleh kelangkaan bahan pokok atau ada semacam permainan pasar? Pasalnya, persediaan bahan pokok untuk Sumatera Utara dinyatakan cukup.

Begitulah, menjelang hari-hari kebesaran agama, biasanya harga kebutuhan pangan akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan hukum ekonomi yang berlaku; permintaan bertambah, maka penawaran akan bertambah pula. Nah, melalui pemantauan harga yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut Selasa (26/7) kemarin diketahui harga daging sapi, ayam dan gula akan terus mengalami kenaikan. “Biasanya mendekati bulan Ramadan, berarti 2 atau 3 hari lagi,” ujar Mukhlis, pedagang daging sapi di Pasar Tradisional Sei Sikambing.

Menurut Mukhlis, kenaikan harga ini mulai dari Rp75 ribu hingga Rp80 ribu/kilo. Sementara untuk harga daging sapi per kilonya untuk saat ini sekitar Rp70 ribu. Agus, pedagang ayam di pasar yang sama juga menyatakan hal yang serupa, bahwa akan ada kenaikan harga tetapi belum diketahui berapa besarnya. “Setiap tahunnya mendekati bulan puasa akan ada kenaikan, hanya saja untuk tahun ini belum dapat dipastikan,” ujar Agus.

Sementara  pedagang sembako, Udin menyatakan bahwa kenaikan sudah mulai dirasakan sejak seminggu yang lalu. Bahkan, Udin menyatakan sejak Jumat (22/7) yang lalu hingga kemarin Selasa (26/7), kenaikan harga gula sudah mencapai seribu rupiah. “Jumat kemarin, gula kita beli sekitar Rp9.400, tadi kita beli gula seharga Rp10.350,” ujar Udin.

Dari wawancara dengan para pedagang ini, kenaikan harga bukan dikarenakan stok tidak ada, melainkan karena hukum ekonomi yang berlaku. “Stok ada bahkan mencukupi hingga lebaran, tetapi ini karena permainan pasar saja,” ujar Mukhlis.

Senada dengan Mukhlis, Udin dan Agus juga menyatakan bahwa karena permintaan masyarakat yang banyak, harga menjadi naik. “Tetapi naiknya hanya sikit, tidak banyak,” ujar Agus. “Kita juga gak mau mengambil untung terlalu banyak, kemahalan, masyarakat juga gak mau beli nanti,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, Darwinsyah menyatakan bahwa kenaikan harga ini tidak ada sangkut pautnya dengan stok, melainkan permainan ekonomi. Karena itu, dia mengharapkan agar pedagang mengerti kebutuhan masyarakat yang saat ini sedang mengalami defisit keuangan karena memasuki tahun ajaran baru. “Setiap keluarga pasti mengalami sedikit kendala dengan keuangan, karena baru menghabiskan uang untuk sekolah anak, jadi diharapkan para pedagang untuk tidak terlalu mengambil untung yang banyak dalam perjualanan,” ujar Darwinsyah.

Sementara itu, di Tebing Tinggi sejumlah kebutuhan pokok mulai merangkak naik, yang paling menonjol adalah kenaikan daging ayam potong. Seorang pedagang ayam potong, Andi (25) mengungkapkan kenaikan harga karena pasokan dari agen jelang Ramadan semangkin berkurang. “Sementara permintaan tinggi,” jelas Andi saat berjualan di Pasar Gambir, Jalan Iskandar Muda, Kota Tebing Tinggi.

Dijelaskannya, kenaikan harga ayam potong baru sepekan ini, kemungkinan dua hari jelang Ramadan, harga daging ayam potong bisa mencapai Rp25.000 per kg. “Bukan kenaikan ayam potong saja, bahkan ayam kampung kini sudah menembus harga Rp50.000 per kg yang sebelumnya hanya Rp35.000. Untuk ayam merah, biasanya Rp28.000 per ekor kini menjadi Rp35.000,” kata Andi.

Pantauan Sumut Pos di beberapa lokasi pasar tradisional yang ada seperti Pasar Inpres, Pasar Sakti dan Pasar Hongkong di Kota Tebing Tinggi mencatat beberapa kenaikan sejumlah kebutuhan pokok, di antaranya gulapasir biasanya Rp9.000 per kg kini menjadi Rp11.000.

Kabag Perekonomian Pemerintah Kota Tebing Tinggi, Ahmad Kaloko SE, menyatakan telah memiliki strategi untuk mengantisipasi soal kenaikan tersebut. “Kita akan mengelar pasar murah di sebelas titik di Kota Tebing Tinggi, kegiatan pasar murah mulai tanggal 11-21 Agustus 2011,” terang Kaloko.

Seperti di Tebing Tinggi, di Serdang Bedagai (Sergai) harga juga mulai merangkak naik. Seorang pedagang kebutuhan sehari hari, Abdul Muluk Rangkuti (42) yang berjualan di rumahnya Dusun II, Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu Serdang Bedagai, mengatakan bahwa ada sejumlah kebutuhan yang merangkak harganya jika dibandingkan sepekan sebelumnya. “Harga gula putih, gula aren, telur ayam eropa, dan daging ayam potong naik. Kenaikan itu mencapai 20 persen dari harga sebelumya,” bilangnya disela sela kegiatannya menjual kebutuhan pokok kepada warga sekitar, Selasa (26/7).
Sementara itu, Ani (40) seorang ibu rumah tangga yang sedang belanja kebutuhan dapur mengaku kenaikan harga kebutuhan sangat terasa. “Kalau kemarin sebelum naik, dengan uang Rp 40 ribu sudah cukup untuk makan sekeluarga kami yang berjumlah empat orang,” ujarnya.
Akan tetapi, untuk saat ini, uang sebesar itu,  tidak mencukupi lagi, karena harga telur, ikan dan kebutuhan lainnya mulai merangkak naik harganya, apalagi gula pasir kenaikannya cukup melesat mencapai seribu per kilogramnya. (mag-9/mag-3/mag-15)

Katanya, Stok Lebih dari Cukup

Kebutuhan masyarakat akan bahan pokok dalam menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri dipastikan mencukupi. Bahkan, bisa dikatakan lebih dari kebutuhan masyarakat.

Setidaknya hal ini diungkapkan Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan Sumatera Utara (Disperindag SU), Darwinsyah kepada Sumut Pos.

“Semua sudah dicek dan disiapkan lebih dari kebutuhan masyarakat, bahkan persediaan ini dapat mencapai hingga bulan September hingga Oktober mendatang,” ujarnya, Selasa (26/7).

Gula, minyak Goreng, tepung Terigu, Daging sapi, Daging Ayam dan Telur Ayam telah disediakan lebih dari mencukupi. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan, sehingga dapat membuat masyarakat resah.
“Kita tidak dapat mengatur terkait dengan harga dipasar, kita hanya mengatur mekanisme pasar. Memantau barang yang beredar dimasyarakat,” ujar Darwinsyah.

Pengawasan yang dilakukan ini, untuk menjamin konsumen terkait dengan produk yang beredar di masyarakat. Karena itu, bila didapat produk yang kedarluarsa yang masih beredar di masyarakat, maka pengusaha yang menjual produk tersebut dapat dikenakan sangsi.

Karena itu, untuk mencegah kenaikan harga yang terlalu tinggi, nantinya Disperindag Sumut akan melakukan Operasi Pasar (OP). “Senin (25/7) kita sudah melakukan OP untuk Medan, tepatnya di Medan Deli. Sedangkan dalam waktu singkat kita akan melakukan OP untuk Kabupaten Serdang Bedagai,” lanjut Darwinsyah.

Darwinsyah juga yakin, bahwa para pedagang tidak akan menimbun barang, dikarenakan distributor dan stok barang berjalan dengan lancar. “Saya rasa, dalam musim tidak ada yang menimbun, karena distributor dan stok yang beredar banyak,” pungkas Darwinsyah. (mag-9)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/