27 C
Medan
Friday, January 31, 2025

Dua Korban Awan Panas Sinabung Akhirnya Meninggal

Foto: Parlindungan/Sumut Pos Korban awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Br Tarigan, kritis dan masih dirawat di RSU Adam Maliuk Medan.
Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Korban awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Br Tarigan, saat masih dirawat di RSU Adam Maliuk Medan. Kini dia sudah meninggal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua korban luncuran awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Beru Tarigan (45) dan Cahaya Sembiring Meliala (75), yang sempat menjalani perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik akhirnya meninggal dunia.

Kedua korban yang merupakan warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo ini meninggal pada waktu yang berbeda.

Cahaya Sembiring Meliala meninggal dunia, pada Minggu (29/5) sekira pukul 04.50 WIB. Dia sempat dirawat selama 8 hari. Sedangkan Cahaya beru Tarigan pada Senin (30/5) petang pukul 18.05 WIB dan sempat menjalani perawatan selama 9 hari.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Sairi M Saragih menyatakan, penyebab meninggalnya kedua pasien karena gagal nafas dan infeksi luka bakar di tubuhnya.

“Sebelumnya, kondisi kesehatan Cahaya beru Tarigan semakin menurun. Penurunan itu dimulai sejak Jumat (27/5) hingga Senin (30/5) siang. Padahal, pada hari Rabu (25/5), kondisinya ketika JR Saragih (Bupati Saragih) secara pribadi datang untuk menjenguk dan memberi bantuan kepada keluarga relatif stabil,” ujar Sairi, Senin (30/5) malam.

Dia menyebutkan, selama masih menjalani perawatan perkembangan kesehatan dari Cahaya beru Tarigan terus dipantau oleh tim medis yang menanganinya. Bahkan, pasien dilakukan kembali pemasangan ventilator atau alat bantu pernapasan.

“Untuk biaya selama perawatan terhadap korban, tidak ada dikutip rumah sakit kepada pihak keluarga,” ucapnya.

Sairi melanjutkan, untuk pasien Cahaya Sembiring Meliala kondisinya mulai menurun pada Kamis (26/5). Hari-hari berikut kondisi dia semakin drop hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Minggu subuh.

“Penyebabnya menurut dokter yang menangani sama, karena gagal nafas dan infeksi. Tim medis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa keduanya,” pungkas Sairi. (ris/gus)

Foto: Parlindungan/Sumut Pos Korban awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Br Tarigan, kritis dan masih dirawat di RSU Adam Maliuk Medan.
Foto: Parlindungan/Sumut Pos
Korban awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Br Tarigan, saat masih dirawat di RSU Adam Maliuk Medan. Kini dia sudah meninggal.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dua korban luncuran awan panas Gunung Sinabung, Cahaya Beru Tarigan (45) dan Cahaya Sembiring Meliala (75), yang sempat menjalani perawatan intensif di ICU Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik akhirnya meninggal dunia.

Kedua korban yang merupakan warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo ini meninggal pada waktu yang berbeda.

Cahaya Sembiring Meliala meninggal dunia, pada Minggu (29/5) sekira pukul 04.50 WIB. Dia sempat dirawat selama 8 hari. Sedangkan Cahaya beru Tarigan pada Senin (30/5) petang pukul 18.05 WIB dan sempat menjalani perawatan selama 9 hari.

Kasubag Humas RSUP H Adam Malik Sairi M Saragih menyatakan, penyebab meninggalnya kedua pasien karena gagal nafas dan infeksi luka bakar di tubuhnya.

“Sebelumnya, kondisi kesehatan Cahaya beru Tarigan semakin menurun. Penurunan itu dimulai sejak Jumat (27/5) hingga Senin (30/5) siang. Padahal, pada hari Rabu (25/5), kondisinya ketika JR Saragih (Bupati Saragih) secara pribadi datang untuk menjenguk dan memberi bantuan kepada keluarga relatif stabil,” ujar Sairi, Senin (30/5) malam.

Dia menyebutkan, selama masih menjalani perawatan perkembangan kesehatan dari Cahaya beru Tarigan terus dipantau oleh tim medis yang menanganinya. Bahkan, pasien dilakukan kembali pemasangan ventilator atau alat bantu pernapasan.

“Untuk biaya selama perawatan terhadap korban, tidak ada dikutip rumah sakit kepada pihak keluarga,” ucapnya.

Sairi melanjutkan, untuk pasien Cahaya Sembiring Meliala kondisinya mulai menurun pada Kamis (26/5). Hari-hari berikut kondisi dia semakin drop hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Minggu subuh.

“Penyebabnya menurut dokter yang menangani sama, karena gagal nafas dan infeksi. Tim medis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa keduanya,” pungkas Sairi. (ris/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/