25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Prancis vs Albania: HAPUS NODA

AFP PHOTO / Martin BIRO DAN Franck FIFE Kombinasi: Kiri: Pemain Albania Armando Sadiku dan Pemain Perancis Antoine Griezmann. Prancis akan menghadapi Albania di Grup A pertandingan sepak bola Piala Euro 2016 di Marseille pada tanggal 15 Juni 2016.
AFP PHOTO / Martin BIRO DAN Franck FIFE
Kombinasi: Kiri: Pemain Albania Armando Sadiku dan Pemain Perancis Antoine Griezmann. Prancis akan menghadapi Albania di Grup A pertandingan sepak bola Piala Euro 2016 di Marseille pada tanggal 15 Juni 2016.

MARSEILLE, SUMUTPOS.CO – Albania tidak akan pernah hilang dari ingatan Didier Deschamps. Menyebut Albania bagi Deschamps sama seperti mengingat titik terendahnya selama menduduki kursi entraîneur timnas Prancis sejak 2012. Karena, Deschamps masih ingat rasanya menjadi pecundang di depan tim sekecil Albania dalam laga uji coba di Elbasan, 13 Juni tahun lalu.

Shqiponjat – julukan Albania – pun menjadi negara Eropa terlemah yang mampu mengalahkan Prancis di era Deschamps. Nah, pertemuan kembali kedua negara tersebut pada matchday kedua Grup A Euro 2016 di Stade Vélodrome, Marseille, dini hari nanti momentum yang tepat bagi Didi – sapaan akrab Deschamps – untuk menghapus noda di Elbasan itu.

Sekaligus, memastikan satu kaki Les Bleus – julukan Prancis – untuk meloloskan diri dari fase grup ini. ”Dan, kami yang akan lolos dulu,” koar bomber Prancis Olivier Giroud dalam wawancaranya sebagaimana dikutip dari AFP. Di atas kertas, hanya dengan mengalahkan Albania-lah harapan Giroud dan Prancis itu bisa terealisasi.

Apabila mengemas enam poin dalam dua matchday, maka pada laga terakhir bukan lagi target harus menang berada di pundak Hugo Lloris dkk. Apapun hasil akhir dari laga antara Rumania kontra Swiss beberapa jam sebelumnya tidak akan berdampak apapun dengan kelolosan Prancis ke babak 16 Besar.

Minimal pada laga terakhir Grup A melawan Swiss di Stade Pierre-Mauroy, Villeneuve-d’Ascq, Senin dini hari mendatang WIB (20/6) Prancis hanya perlu mengamankan hasil imbang saja. Skenario ini bergantung dari kemampuan Prancis meredam perlawanan Albania.

Giroud menyebut Albania pun punya potensi menyulitkan Prancis seperti Rumania pada laga pertama lalu (11/6). Khususnya dari kekuatan defense-nya. Dengan bermain 10 pemain, Swiss sudah dibuat merasa frustasi dan banyak membuang peluang dari 15 kali tembakannya. Lantas, bagaimana dengan Prancis? Menurut Giroud, Prancis sudah belajar dari kesalahan. ”Saya yakin, tim ini terus membaik, lebih baik lagi,” sebut bomber Arsenal itu.

Dikutip dari ANSA, pelatih Albania Gianni De Biasi mengaku tidak takut dengan pressure tuan rumah. Pelatih berkebangsaan Italia itu mengklaim bukan faktor Elbasan saja yang menjadi kekuatan di balik magis anak asuhnya. Di Prancis pun Etrit Berisha dkk juga bisa. ”Ingat, di Rennes tahun 2014 lalu kami bisa menahan mereka 1-1,” kenang De Biasi, dikutip dari Tuttomercatoweb.

”Tenang saja, besok (dini hari nanti) kami akan bermain melawan mereka dengan tanpa rasa takut,” koar pelatih yang berusia 59 tahun itu. Tanpa Cana, De Biasi tidak melakukan perubahan lain kecuali hanya memasukkan nama penggantinya. Posisi Cana misalnya. De Biasi menggeser Burim Kukeli yang posisi aslinya sebagai defensive midfielder.

Di luar pergantian itu, disinyalir akan ada perubahan di sisi tengah ke depan Albania. Posisi sayap kanan yang sebelumnya diberikan kepada Odise Roshi akan beralih ke tangan Andi Lila. Nah, yang jadi pertanyaan posisi apakah Lila biasa bermain? Sama seperti Kukeli, Lila juga bermain di posisi defensive midfielder.

ESPN menyebut, keputusan De Biasi memasukkan nama Lila di posisi sayap kanan ini tidak untuk posisi menyerang. Sebaliknya, Lila dimasukkan untuk menjadi penetral serangan yang bakal dilakukan Payet. ”Satu hal yang tidak boleh dilupakan, jangan sampai kami telat respon seperti laga kemarin. Kami butuh awal yang bagus,” tegas De Biasi. (ren/jpg)

AFP PHOTO / Martin BIRO DAN Franck FIFE Kombinasi: Kiri: Pemain Albania Armando Sadiku dan Pemain Perancis Antoine Griezmann. Prancis akan menghadapi Albania di Grup A pertandingan sepak bola Piala Euro 2016 di Marseille pada tanggal 15 Juni 2016.
AFP PHOTO / Martin BIRO DAN Franck FIFE
Kombinasi: Kiri: Pemain Albania Armando Sadiku dan Pemain Perancis Antoine Griezmann. Prancis akan menghadapi Albania di Grup A pertandingan sepak bola Piala Euro 2016 di Marseille pada tanggal 15 Juni 2016.

MARSEILLE, SUMUTPOS.CO – Albania tidak akan pernah hilang dari ingatan Didier Deschamps. Menyebut Albania bagi Deschamps sama seperti mengingat titik terendahnya selama menduduki kursi entraîneur timnas Prancis sejak 2012. Karena, Deschamps masih ingat rasanya menjadi pecundang di depan tim sekecil Albania dalam laga uji coba di Elbasan, 13 Juni tahun lalu.

Shqiponjat – julukan Albania – pun menjadi negara Eropa terlemah yang mampu mengalahkan Prancis di era Deschamps. Nah, pertemuan kembali kedua negara tersebut pada matchday kedua Grup A Euro 2016 di Stade Vélodrome, Marseille, dini hari nanti momentum yang tepat bagi Didi – sapaan akrab Deschamps – untuk menghapus noda di Elbasan itu.

Sekaligus, memastikan satu kaki Les Bleus – julukan Prancis – untuk meloloskan diri dari fase grup ini. ”Dan, kami yang akan lolos dulu,” koar bomber Prancis Olivier Giroud dalam wawancaranya sebagaimana dikutip dari AFP. Di atas kertas, hanya dengan mengalahkan Albania-lah harapan Giroud dan Prancis itu bisa terealisasi.

Apabila mengemas enam poin dalam dua matchday, maka pada laga terakhir bukan lagi target harus menang berada di pundak Hugo Lloris dkk. Apapun hasil akhir dari laga antara Rumania kontra Swiss beberapa jam sebelumnya tidak akan berdampak apapun dengan kelolosan Prancis ke babak 16 Besar.

Minimal pada laga terakhir Grup A melawan Swiss di Stade Pierre-Mauroy, Villeneuve-d’Ascq, Senin dini hari mendatang WIB (20/6) Prancis hanya perlu mengamankan hasil imbang saja. Skenario ini bergantung dari kemampuan Prancis meredam perlawanan Albania.

Giroud menyebut Albania pun punya potensi menyulitkan Prancis seperti Rumania pada laga pertama lalu (11/6). Khususnya dari kekuatan defense-nya. Dengan bermain 10 pemain, Swiss sudah dibuat merasa frustasi dan banyak membuang peluang dari 15 kali tembakannya. Lantas, bagaimana dengan Prancis? Menurut Giroud, Prancis sudah belajar dari kesalahan. ”Saya yakin, tim ini terus membaik, lebih baik lagi,” sebut bomber Arsenal itu.

Dikutip dari ANSA, pelatih Albania Gianni De Biasi mengaku tidak takut dengan pressure tuan rumah. Pelatih berkebangsaan Italia itu mengklaim bukan faktor Elbasan saja yang menjadi kekuatan di balik magis anak asuhnya. Di Prancis pun Etrit Berisha dkk juga bisa. ”Ingat, di Rennes tahun 2014 lalu kami bisa menahan mereka 1-1,” kenang De Biasi, dikutip dari Tuttomercatoweb.

”Tenang saja, besok (dini hari nanti) kami akan bermain melawan mereka dengan tanpa rasa takut,” koar pelatih yang berusia 59 tahun itu. Tanpa Cana, De Biasi tidak melakukan perubahan lain kecuali hanya memasukkan nama penggantinya. Posisi Cana misalnya. De Biasi menggeser Burim Kukeli yang posisi aslinya sebagai defensive midfielder.

Di luar pergantian itu, disinyalir akan ada perubahan di sisi tengah ke depan Albania. Posisi sayap kanan yang sebelumnya diberikan kepada Odise Roshi akan beralih ke tangan Andi Lila. Nah, yang jadi pertanyaan posisi apakah Lila biasa bermain? Sama seperti Kukeli, Lila juga bermain di posisi defensive midfielder.

ESPN menyebut, keputusan De Biasi memasukkan nama Lila di posisi sayap kanan ini tidak untuk posisi menyerang. Sebaliknya, Lila dimasukkan untuk menjadi penetral serangan yang bakal dilakukan Payet. ”Satu hal yang tidak boleh dilupakan, jangan sampai kami telat respon seperti laga kemarin. Kami butuh awal yang bagus,” tegas De Biasi. (ren/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/