JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satu per satu jabatan Ketua Bidang Polhukam Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, akhirnya ditanggalkan. Setelah jabatan Ketua Koordinator Juru Bicara dicopot, kemarin Ruhut pun menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Polhukam partai berlambang Mercy tersebut.
Ruhut Sitompul memilih mundur dari jabatannya di DPP Partai Demokrat karena ingin jadi juru kampanye untuk memenangkan Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta. Anggota Komisi III DPR itu menyatakan akan mundur dari jabatannya saat memasuki masa kampanye Pilkada DKI. Namun, Ruhut memastikan bahwa ia masih kader Partai Demokrat.
“Sebagai kader tidak, karena Demokrat bukan partai ku yang pertama, tapi partai ku yang terakhir,” kata Ruhut di kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (4/10).
Karena masa kampanye sudah dekat, kata Ruhut, ia akan turun tangan menjadi jurkam, termasuk blusukan ke pelosok Jakarta. Sehingga, tidak pantas bila dirinya tetap sebagai ketua DPP Demokrat.
“Kan tidak elok aku masih memegang jabatan ketua Koordinator Polhukam Demokrat. Tapi kalau kader saya tetap kader, karena saya sangat menghormati Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),” ujar Anggota Komisi III DPR itu.
Ruhut memang menjadi sorotan atas sikapnya mendukung Ahok. Sementara partainya mengusung putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono berpasangan dengan Sylviana Murni. Bahkan, Komisi Pengawas (Komnas) Demokrat sedang memproses dugaan pelanggaran etika partai oleh mantan jubir Demokrat itu.
Terkini, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin berencana melaporkan Ruhut Sitompul ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Pasalnya, Ketua DPP Bidang Polhukkam itu menuding Amir memprovokasi SBY agar mencopotnya dari jabatan jurubicara partai.
JADI BINTANG TAMU
Sayangnya, niatan Ruhut sebagai pendukung Basuki T Purnama-Djarot Syaiful Hidayat tak bersambut. Pasalnya, hingga saat ini dia tak masuk juru kampanye (jurkam) resmi. Hal itu dikatakan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi.
Menurut Fayakhun, secara resmi anggota tim pemenangan berasal dari partai yang mengusung Ahok dan Djarot. Karena Ruhut bukan berasal dari partai pengusung, maka namanya tentu tak akan muncul dalam tim pemenangan.
“Secara resmi anggota tim pemenangan diusulkan partai. Karena Pak Ruhut bukan partai pengusung tidak akan namanya muncul. Beliau tetap membantu, tidak perlu secara resmi di tim pemanangan. Tak masalah. ‘Kan bisa jadi bintang tamu,” kata Fayakhun.
Ia mencontohkan, tim pemenangan membuat acara kampanye, Ruhut bisa saja diundang. Kalaupun nantinya ada konten yang dianggap keliru, maka yang disalahkan para pengundang. “Yang disampaikan (ke KPU Provinsi DKI Jakarta) resmi. Kami masih punya banyak relawan. Tiap partai semua pengurusnya ribuan. Tak mungkin ribuan nama dimasukkan. Golkar hanya 24 orang. Tapi ke bawahnya koordinasi ada, itu baru satu partai. Saya rasa Nasdem, Hanura, PDIP, sama,” kata Fayakhun.
Menyikapi pernyataan Fayakhun, Ruhut tak terima. “Aku akan turun bersama Ahok, jadi Fayakhun itu belum tahu. Karena anak kemarin sore,” kata Ruhut.
Dikatakannya, Fayakhun tidak tahu hubungannya dengan Ahok. Sebab, Golkar baru belakang mendukung petahana Gubernur DKI Jakarta itu. “Fayakhun kali nggak tahu masalah. Saya tahu itu junior saya, Golkar bergabung dengan Ahok kapan? Saya dengan Ahok sudah setahun lebih sudah mengumpulkan satu juta KTP. Tapi gak apa-apa. Saya akan ajarin agar Fayakhun pinter,” tutur Anggota Komisi III DPR itu.