Dengan raut wajah sedih, Elisa (20), tampak termenung. Pandangannya kosong seolah-olah penuh harapan, agar bayi yang dilahirkannya di Klinik Bunda Azmi Desa Helvetia, pada dua minggu lalu segera kembali ke pangkuannya.
FAHRUL ROZI, Medan
MEMASUKI hari kedua, polisi belum menemukan titik terang keberadaan bayi yang diculik wanita muda mengaku sales obat. Namun sebagai orangtua, Elisa hanya bisa berharap agar pelaku mengembalikan putra keduanya yang baru dilahirkan pada 14 hari lalu.
“Tolong kembalikan anakku… dia darah dagingku,” ucap, Elisa ditemui di rumahnya di Jalan Benteng, Pasar 4, Dusun 9A Desa Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Rabu (12/10) kemarin.
Dengan raut wajah sedih, sesekali istri dari Ali Akbar (26) ini bergumam. Pandangannya kosong seolah-olah penuh harapan, agar bayi yang dilahirkannya segera kembali ke pangkuannya.
“Siapa pun pelakunya, aku cuma berharap bayi itu dipulangkan,” ungkapnya.
Sebelum hilangnya bayi tersebut, Elisa mengaku sama sekali tidak ada mengalami pertanda, atau firasat apapun. Cuma lagi, ketika wanita menyaru sales obat-obatan ini datang ke rumahnya, korban terkesan percaya dan tidak mencurigai pelaku.
“Apa yang dibilangnya, aku seperti percaya saja. Bahkan, saat disuruh mempoto copy KTP dan KK, aku pergi meninggalkan anakku di rumah sendiri,” tutur Elisa.
Menurut dia, pelaku yang menculik bayinya memiliki ciri-ciri bertubuh kurus, diperkirakan badannya setinggi 155 centimeter, memakai masker warna orange dan membawa tas sandang. “Kalau dilihat, pelakunya seperti mahasiswi. Rambutnya ikal panjang sebahu,” jelasnya.
Ali Akbar, suami dari Elisa mengatakan, kejadian yang tak disangka olehnya itu terjadi ketika ia tidak di rumah karena sedang bekerja.
Dirinya baru mendapat kabar setelah dihubungi istrinya lewat sambungan telepon selular. “Kejadiannya aku tahu setelah ditelepon. Aku sempat terkejut mendengarnya, dan langsung pulang ke rumah,” kata Ali.
Di rumah semi permanen berukuran 8 x 8 meter yang disewanya sejak lima bulan lalu, pasangan suami istri (pasutri) ini tinggal bersama dua anak mereka.
“Yang di rumah nggak ada orang lain, dan sejak istri lahiran, kami cuma tinggal berempat,” jelasnya.
Ali mengaku, putra keduanya yang masih berusia 14 hari tersebut memiliki berat badan 2,7 kilogram dan panjang 48 sentumeter, serta mempunyai ciri-ciri tahi lalat persis di bawah lutut kaki kanan dan berambut ikal.
“Di bawah lutut kanannya ada tanda tahi lalat, cuma itu yang aku tahu,” tambah Ali.
Ayah dua anak yang bekerja sebagai sopir truk ini mengatakan, sejak kejadian penculikan bayi, istrinya sekarang ini menjadi pemurung dan sering melamun.
“Kasihan lihat istriku, dia jadi sering melamun. Aku berharap, kasus penculikan bayi ini bisa segera diungkap Polisi,” harapnya.
Sementara, kasus penculikan bayi milik Ali Akbar dan Elisa ini membuat heboh warga di sekitar tempat tinggal mereka. Bahkan, warga menduga pelaku merupakan komplotan spesialis penculik bayi.
Zulkifli (45), seorang warga mengungkapkan, saat kejadian warga sempat melihat tiga pelaku lainnya mencari bayi dengan modus pengobatan gratis kepada balita yang baru lahir.
“Memang di hari kejadian ada tiga perempuan. Ada yang pakai jilbab, ada juga tidak. Mereka menawarkan pengobatan dan pemberian gizi gratis kepada bayi di sekitar kampung ini,” cetus Zul.
Para pelaku lanjut dia, ada juga mengaku sebagai petugas media dari Puskesmas. Hanya saja, bagi warga yang berminat dimintai poto copy KTP dan Kartu Keluarga (KK).
“Kemungkinan seperti itulah modus kejahatan mereka (pelaku) untuk melakukan penculikan bayi,” ujarnya.
Kapolsek Medan Labuhan, AKP H Yasir Ahmadi mengatakan, saat ini aparat kepolisian masih melengkapi bukti atas laporan pengaduan dari orangtua korban penculikan bayi.
“Kita sudah mendatangi lokasi kejadian, untuk mencari bukti perkembangan terbaru,” terang Yasir.
Sedangkan, untuk saksi perwira Polisi yang pernah di tugaskan menjadi interpol ini mengungkapkan, sudah dua orang saksi yang telah dimintai keterangan.
“Ada dua saksi yang sudah kita panggil untuk diambil keterangannya. Saksi itu merupakan warga sekitar,” pungkasnya.(*/adz)