JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua TP PKK Sumut yang juga Ketua Dekranasda Sumut Ny Evi Diana Erry Nuradi menerima empat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Mendikbud Muhadjir Effendy. Keempat warisan budaya tak benda asal Sumut itu yakni Sipaha Lima Ugamo Malim (Toba), Erpangkir Ku Lau (Karo), Ni’oworu (Nias), dan Dayok Binatur (Simalungun).
Selain empat sertifikat dari Sumut, Mendikbud Muhadjir Effendy juga menyerahkan 146 karya budaya dari 33 provinsi sebagai WBTB Indonesia 2016. Penyerahan sertifikat tersebut berlangsung di gedung Kesenian Jakarta, Kamis (27/10) malam.
Dalam kesempatan itu, Evi Diana didampingi Kadis Pariwisata Sumut Elisa Marbun menjelaskan, Sipaha Lima adalah perayaan syukur bumi dan panen yang masih dilaksanakan Komunitas Parmalim yang berpusat di Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Sementara Erpangir Ku Lau adalah salah satu ritus di dalam suku Karo. Erpangir berasal dari kata pangir, yang berarti mandi atau langir. Oleh sebab itu erpangir, artinya adalah mandi dan berlangir. Erpangir Ku Lau adalah lanjutan dari ritus maba anak ku lau (membawa anak turun mandi) dan juma tiga (upacara memperkenalkan anak kepada dasar pekerjaan tradisional Karo, yakni bertani). Sementara, Dayok Binatur adalah makanan adat Batak Simalungun yang merupakan daging ayam masak yang diatur dalam piring lebar sesuai dengan bentuk ayam hidup (Dayok atur manggoluh).
Dengan demikian, total ada 474 karya budaya yang ditetapkan menjadi WBTB Indonesia. Perinciannya, 77 ditetapkan pada 2013, 96 WBTB pada 2014, serta 121 WBTB pada 2015. Karya budaya yang menjadi WBTB Indonesia berarti telah diverifikasi, diuji, dan dikaji keberadaannya.
Ketua Tim Ahli Penetapan WBTB Tety Pudentia menjelaskan, sidang penetapan berlangsung delapan bulan karena tim harus turun ke lapangan untuk memverifikasi karya budaya. Tim ahli juga meneliti naskah akademis dari pemerintah daerah.(bal/adz)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ketua TP PKK Sumut yang juga Ketua Dekranasda Sumut Ny Evi Diana Erry Nuradi menerima empat sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Mendikbud Muhadjir Effendy. Keempat warisan budaya tak benda asal Sumut itu yakni Sipaha Lima Ugamo Malim (Toba), Erpangkir Ku Lau (Karo), Ni’oworu (Nias), dan Dayok Binatur (Simalungun).
Selain empat sertifikat dari Sumut, Mendikbud Muhadjir Effendy juga menyerahkan 146 karya budaya dari 33 provinsi sebagai WBTB Indonesia 2016. Penyerahan sertifikat tersebut berlangsung di gedung Kesenian Jakarta, Kamis (27/10) malam.
Dalam kesempatan itu, Evi Diana didampingi Kadis Pariwisata Sumut Elisa Marbun menjelaskan, Sipaha Lima adalah perayaan syukur bumi dan panen yang masih dilaksanakan Komunitas Parmalim yang berpusat di Hutatinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir. Sementara Erpangir Ku Lau adalah salah satu ritus di dalam suku Karo. Erpangir berasal dari kata pangir, yang berarti mandi atau langir. Oleh sebab itu erpangir, artinya adalah mandi dan berlangir. Erpangir Ku Lau adalah lanjutan dari ritus maba anak ku lau (membawa anak turun mandi) dan juma tiga (upacara memperkenalkan anak kepada dasar pekerjaan tradisional Karo, yakni bertani). Sementara, Dayok Binatur adalah makanan adat Batak Simalungun yang merupakan daging ayam masak yang diatur dalam piring lebar sesuai dengan bentuk ayam hidup (Dayok atur manggoluh).
Dengan demikian, total ada 474 karya budaya yang ditetapkan menjadi WBTB Indonesia. Perinciannya, 77 ditetapkan pada 2013, 96 WBTB pada 2014, serta 121 WBTB pada 2015. Karya budaya yang menjadi WBTB Indonesia berarti telah diverifikasi, diuji, dan dikaji keberadaannya.
Ketua Tim Ahli Penetapan WBTB Tety Pudentia menjelaskan, sidang penetapan berlangsung delapan bulan karena tim harus turun ke lapangan untuk memverifikasi karya budaya. Tim ahli juga meneliti naskah akademis dari pemerintah daerah.(bal/adz)