TAPUT, SUMUTPOS.CO – Kematian ikan-ikan di keramba jaring apung (KJA) di Danau Toba yang pernah terjadi di wilayah Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun, kini terjadi di wilayah Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas). Diperkirakan, ikan yang mati mencapai puluhan ton.
Para petani KJA di sisi Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Humbahas, tampak membersihkan danau dari bangkai ikan yang mengmbang. Informasi dihimpun, Senin (9/1), kasus kematian ikan secara mendadak ini mulai diketahui sejak Minggu (8/1). Ikan mas dan nila yang terdapat di KJA para petani, tiba-tiba mati dan mengambang di permukaan air.
Anton Simamora (40), salah seorang pemilik KJA di Desa Tipang, mengaku bingung apa yang menyebabkan kematian ikan-ikan mereka.
‘’Enggak tahu kita. Tapi, seperti kekurangan oksigen. Nantilah kita tunggu hasil pemeriksaan petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Humbahas. Tadi mereka sudah mengambil sampel air dan ikan yang mati,” ujarnya.
Menurutnya, sedikitnya 61 rumah tangga produksi (RTP) pemilik KJA di daerah itu mengalami nasib serupa.
Atas kondisi tersebut, Anton mengaku mengalami kerugian cukup besar. Ia berharap pemerintah memberikan solusi, juga membantu para petani untuk melakukan pembersihan terhadap bangkai-bangkai ikan itu guna mencegah pencemaran air.
‘’Kalau bisa kami berharap Pemkab Humbahas melalui instansi terkait membantu kami dengan mengirimkan alat berat untuk mengubur bangkai ikan-ikan itu. Sebab, kami tidak lagi mampu menguburnya dengan cara manual, mengingat jumlah bangkai ikan itu mencapai puluhan ribu ekor,” ucapnya.
TAPUT, SUMUTPOS.CO – Kematian ikan-ikan di keramba jaring apung (KJA) di Danau Toba yang pernah terjadi di wilayah Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun, kini terjadi di wilayah Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas). Diperkirakan, ikan yang mati mencapai puluhan ton.
Para petani KJA di sisi Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Humbahas, tampak membersihkan danau dari bangkai ikan yang mengmbang. Informasi dihimpun, Senin (9/1), kasus kematian ikan secara mendadak ini mulai diketahui sejak Minggu (8/1). Ikan mas dan nila yang terdapat di KJA para petani, tiba-tiba mati dan mengambang di permukaan air.
Anton Simamora (40), salah seorang pemilik KJA di Desa Tipang, mengaku bingung apa yang menyebabkan kematian ikan-ikan mereka.
‘’Enggak tahu kita. Tapi, seperti kekurangan oksigen. Nantilah kita tunggu hasil pemeriksaan petugas dari Dinas Peternakan dan Perikanan Humbahas. Tadi mereka sudah mengambil sampel air dan ikan yang mati,” ujarnya.
Menurutnya, sedikitnya 61 rumah tangga produksi (RTP) pemilik KJA di daerah itu mengalami nasib serupa.
Atas kondisi tersebut, Anton mengaku mengalami kerugian cukup besar. Ia berharap pemerintah memberikan solusi, juga membantu para petani untuk melakukan pembersihan terhadap bangkai-bangkai ikan itu guna mencegah pencemaran air.
‘’Kalau bisa kami berharap Pemkab Humbahas melalui instansi terkait membantu kami dengan mengirimkan alat berat untuk mengubur bangkai ikan-ikan itu. Sebab, kami tidak lagi mampu menguburnya dengan cara manual, mengingat jumlah bangkai ikan itu mencapai puluhan ribu ekor,” ucapnya.