MEDAN, SUMUTPOS.CO -Ada-ada modus penipuan untuk bisa menjerat korbannya. Kali ini, korbannya, IIM (18), warga Medan Labuhan, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU terpaksa kehilangan uang Rp5 juta dari dalam rekeningnya.
Berdasarkan keterangan korban, penipuan ini bermula saat korban tengah mengikuti perlombaan karya ilmiah pada program hibah dana desa yang digelar oleh Pendidikan Tinggi (Dikti).
Korban yang merasa mampu dapat bersaing dalam perlombaan itu, memutuskan untuk mengikutinya hingga akhirnya, sudah melayangkan karya ilmiahnya. Singkat cerita, korban mendapat telepon dari seseorang yang mengaku dosennya bernama Arifin Saleh, Kamis (23/2) pukul 22.50 WIB.
Dalam percakapan sambungan selular itu, korban didelegasikan oleh FISIP UMSU untuk mengikuti seminar nasional peningkatan kompetensi serta penulisan artikel ilmiah dan pengembangan program wirausaha mandiri yang digelar oleh Dikti. Korbanpun dijanjikan akan diberikan biaya akomadasi dari Dikti senilai Rp3 juta.
Pelakupun kemudian memasang jeratannya. Korban diminta untuk datang ke ATM terdekat karena pelaku berpura-pura akan mengirim biaya akomodasi Rp3 juta. “Sebelum ke ATM, penelpon yang mengaku sebagai Pak Arifin Saleh itu meminta nomor rekening, nama pengguna, nama bank dan bilangnya besok pada hari Jumat, akan diberitahukan untuk bertemu di ruang Dekan FISIP UMSU untuk memberi surat delegasi,” ujar korban, Minggu (26/2).
Lalu, korbanpun disuruh pelaku ke ATM tanpa harus matikan teleponnya dengan alasan bahwa perbincangan direkam untuk bukti ke Rektor UMSU Agussani. Korban kemudian bersama sang ayah berinisial E datang ke ATM.
Sesampaikan di ATM, pelaku meminta korban mengecek mengecek saldo rekening. Selanjutnya, korban disuruh untuk memasukkan beberapa kode dan nomor rekening sesama mandiri atas nama Hasri. Kata korban, penelpon itu sebut kalau Hasri adalah salah satu bendahara UMSU.
“Waktu ditelpon minta nomor rekening dan nama bank, lalu dia suruh langsung ke ATM untuk ambil uang. Waktu itu, dia minta jangan matikan hp sebagai bukti ke Rektor Agussani,” ujar korban.