26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Asa Pembunuh Raksasa

Mesut Ozil

SUMUTPOS.CO  – LIVERPOOL masih bersih dari kekalahan. Setidaknya ketika melawan klub sesama penghuni enam besar klasemen di Premier League. Chelsea, Tottenham Hotspur, Manchester City, Arsenal, hingga Manchester United selalu kesulitan begitu dihadapkan dengan Liverpool.

Hingga pekan ke-26, sudah delapan kali James Milner dkk dihadapkan klub enam besar. Hasilnya? Empat kali menang, empat kali seri, dan nihil kekalahan. Bisakah rekor itu mereka lanjutkan ketika kembali bersua Arsenal untuk yang kedua kalinya di Anfield Stadium, Liverpool, dini hari nanti WIB?

Berkaca dari hasil di paro musim pertama rasanya itu tidak akan sulit. Di Emirates  saja Arsenal mereka pecundangi 4-3 pada laga pembuka musim 2016-2017 (14/8). ”Kini, kami berkesempatan berjumpa mereka (Arsenal) lagi. Dari sini kami menatap ke depan,” kata penjaga gawang Liverpool Simon Mignolet dilansir Mirror.

Kembali menjegal Arsenal bisa jadi catatan tersendiri bagi Liverpool. Sebab, back to back menang atas klub berjuluk The Gunners itu jarang mereka lakukan. Kali terakhir Liverpool melakukannya saat era Gerard Houllier. Musim 1999-2000, Liverpool mampu menang home dan away atas Arsenal dalam musim yang sama.

Tapi Mignolet menilai hasil di Emirates tidak bisa dijadikan patokan laga dini hari nanti jadi milik mereka kembali. ”Ini adalah permainan baru (melawan Arsenal), dimulai kembali 90 menit bermain, dan akhir pekan ini akan menjadi satu-satunya hal terpenting bagi kami,” tutur pemain berkebangsaan Belgia ini.

Ya, Liverpool baru saja terluka setelah dipecundangi juara bertahan Leicester City 1-3 di King Power, Leicester, 28 Februari lalu. Kekalahan yang membuat posisinya pada klasemen sementara Premier League di ambang terlempar dari persaingan lima besar. Di posisi kelima mereka cuma terpaut gap satu poin dengan United yang masih menyimpan satu laga.

Kepada situs resmi klub, mantan bek Liverpool Sami Hyypia menilai menghadapi Arsenal kans terbaik bagi The Reds – julukan Liverpool – untuk bangkit. Dalam analisis Hyypia, tim raksasa tidak akan bermain menumpuk sembilan atau sepuluh pemainnya di area pertahanan dan menyerang via serangan balik.

Begitu juga dengan Arsenal sebagai salah satu klub penganut attacking football di Premier League. ”Tim seperti Arsenal, Chelsea, ataupun United, mereka bermain dengan  gayanya sendiri. Tidak peduli menghadapi tim besar atau kecil. Saya nilai ini yang dapat membantu kami bermain bagus saat menghadapi tim besar,” tuturnya.

Untuk memulainya, sisi kiri Arsenal bisa dimanfaatkan. Sisi tersebut paling lemah di pertahanan Arsenal. Nacho Monreal atau Kieran Gibbs sama-sama sering tidak dalam form terbaiknya. Alex Iwobi pun bukan tipikal pemain yang bersedia turun membantu di sayap kiri lini pertahanan.

Kolaborasi Sadio Mane dan Adam Lallana akan jadi momok bagi sisi kiri Arsenal. Sisi kanan menyumbang 36 persen alur serangan di Liverpool. Apalagi, baik Mane atau Lallana sama-sama masuk tiga besar pencetak gol dan penyumbang assist terbanyaknya dengan total 18 gol dan 11 assist.

Mane dengan 11 gol dan empat assist, sedangkan Lallana tujuh gol dan tujuh kali assist di Premier League. Masalahnya, Liverpool kemungkinan tanpa Jordan Henderson. Hendo – sapaan akrabnya – diragukan tampil menyusul cedera memar di kakinya. Sang kapten absen saat Liverpool kalah atas Leicester.

Belajar dari pengalaman di King Power, tanpa Hendo lini tengah Liverpool gagal bersaing. Emre Can yang mengisi posisi Hendo tersebut. Bersama Georginio Wijnaldum dan Lallana, lini tengah Liverpool kalah dari trio Leicester, Danny Drinkwater, Wilfred Ndidi, dan Marc Albrighton.

Mesut Ozil

SUMUTPOS.CO  – LIVERPOOL masih bersih dari kekalahan. Setidaknya ketika melawan klub sesama penghuni enam besar klasemen di Premier League. Chelsea, Tottenham Hotspur, Manchester City, Arsenal, hingga Manchester United selalu kesulitan begitu dihadapkan dengan Liverpool.

Hingga pekan ke-26, sudah delapan kali James Milner dkk dihadapkan klub enam besar. Hasilnya? Empat kali menang, empat kali seri, dan nihil kekalahan. Bisakah rekor itu mereka lanjutkan ketika kembali bersua Arsenal untuk yang kedua kalinya di Anfield Stadium, Liverpool, dini hari nanti WIB?

Berkaca dari hasil di paro musim pertama rasanya itu tidak akan sulit. Di Emirates  saja Arsenal mereka pecundangi 4-3 pada laga pembuka musim 2016-2017 (14/8). ”Kini, kami berkesempatan berjumpa mereka (Arsenal) lagi. Dari sini kami menatap ke depan,” kata penjaga gawang Liverpool Simon Mignolet dilansir Mirror.

Kembali menjegal Arsenal bisa jadi catatan tersendiri bagi Liverpool. Sebab, back to back menang atas klub berjuluk The Gunners itu jarang mereka lakukan. Kali terakhir Liverpool melakukannya saat era Gerard Houllier. Musim 1999-2000, Liverpool mampu menang home dan away atas Arsenal dalam musim yang sama.

Tapi Mignolet menilai hasil di Emirates tidak bisa dijadikan patokan laga dini hari nanti jadi milik mereka kembali. ”Ini adalah permainan baru (melawan Arsenal), dimulai kembali 90 menit bermain, dan akhir pekan ini akan menjadi satu-satunya hal terpenting bagi kami,” tutur pemain berkebangsaan Belgia ini.

Ya, Liverpool baru saja terluka setelah dipecundangi juara bertahan Leicester City 1-3 di King Power, Leicester, 28 Februari lalu. Kekalahan yang membuat posisinya pada klasemen sementara Premier League di ambang terlempar dari persaingan lima besar. Di posisi kelima mereka cuma terpaut gap satu poin dengan United yang masih menyimpan satu laga.

Kepada situs resmi klub, mantan bek Liverpool Sami Hyypia menilai menghadapi Arsenal kans terbaik bagi The Reds – julukan Liverpool – untuk bangkit. Dalam analisis Hyypia, tim raksasa tidak akan bermain menumpuk sembilan atau sepuluh pemainnya di area pertahanan dan menyerang via serangan balik.

Begitu juga dengan Arsenal sebagai salah satu klub penganut attacking football di Premier League. ”Tim seperti Arsenal, Chelsea, ataupun United, mereka bermain dengan  gayanya sendiri. Tidak peduli menghadapi tim besar atau kecil. Saya nilai ini yang dapat membantu kami bermain bagus saat menghadapi tim besar,” tuturnya.

Untuk memulainya, sisi kiri Arsenal bisa dimanfaatkan. Sisi tersebut paling lemah di pertahanan Arsenal. Nacho Monreal atau Kieran Gibbs sama-sama sering tidak dalam form terbaiknya. Alex Iwobi pun bukan tipikal pemain yang bersedia turun membantu di sayap kiri lini pertahanan.

Kolaborasi Sadio Mane dan Adam Lallana akan jadi momok bagi sisi kiri Arsenal. Sisi kanan menyumbang 36 persen alur serangan di Liverpool. Apalagi, baik Mane atau Lallana sama-sama masuk tiga besar pencetak gol dan penyumbang assist terbanyaknya dengan total 18 gol dan 11 assist.

Mane dengan 11 gol dan empat assist, sedangkan Lallana tujuh gol dan tujuh kali assist di Premier League. Masalahnya, Liverpool kemungkinan tanpa Jordan Henderson. Hendo – sapaan akrabnya – diragukan tampil menyusul cedera memar di kakinya. Sang kapten absen saat Liverpool kalah atas Leicester.

Belajar dari pengalaman di King Power, tanpa Hendo lini tengah Liverpool gagal bersaing. Emre Can yang mengisi posisi Hendo tersebut. Bersama Georginio Wijnaldum dan Lallana, lini tengah Liverpool kalah dari trio Leicester, Danny Drinkwater, Wilfred Ndidi, dan Marc Albrighton.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/