SUMUTPOS.CO – Atraksi kini menjadi andalan bagi pemerintah, sekaligus prioritas dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Kawasan wisata Danau Toba sebagai tempat yang memiliki banyak kekayaan budaya dan adat istiadat, dinilai strategis dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan secara signifikan.
Upaya tersebut dapat dilihat dari kegaiatan Lomba Desa Bersih di sekitar Danau Toba, yang dihadiri Badan Otorita Pengembangan Kawasan Pariwista Danau Toba (BOPKPDT) pada 25 Februari 2017 lalu. Sebelumnya, juga dilakukan peresmian Desa Adat Meat Kabupaten Tobasa pada awal Februari lalu.
“Ini adalah bagian dari atraksi di sekitar Danau Toba, dan punya daya tarik pariwisata yang luar biasa. Ternyata Danau Toba memiliki desa adat yang bersih, rapi, dan bernuansa budaya tinggi, yang bisa menjadikan kekuatan branding Wonderful Indonesia,” tutur Ketua Pokja Percepatan Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah S Thaib.
Seperti diketahui, sebanyak 3 desa adat Batak, Bona Pasogit yang berada di kawasan Danau Toba mulai direvitalisasi, belum lama ini. Misinya, menjadikan desa adat sebagai penopang pariwisata di sekitar kawasan yang sedang dipersiapkan menjadi ‘10 Bali Baru’ itu. “Desa itu namanya Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa. Ada juga Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa, dan Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun,” beber pria yang akrab disapa Hiram itu.
Peresmian revitalisasi 3 desa adat tadi dinilai sangat pas. Apalagi, saat ini ada 4.000-an rumah adat di seluruh Tobasa, yang punya desain arsitektur unik. Ciri khas berbentuk panggung dengan tiang pancang kokoh selama ini, menjadi satu lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan.
Atraksi di Danau Toba tidak berhenti di situ saja. Target kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu, juga bersama dengan Pemda setempat, sudah me-launching Calendar of Event Horas Samosir Fiesta 2017. Sedikitnya ada 10 kegiatan yang akan dilaksanakan. Yang paling dekat Festival Pasir Putih di Pasir Putih Parbaba 23 Maret, Festival Gondang Naposo 29-30 April di Parbaba, Samosir Band Festival di Pasir Putih Parbaba pada 12-13 Mei.
Kemudian ada Batak Fiesta 27-29 Juni di Tuktuk Siadong, Horja Bius di Tomok 7-8 Juli, dan Samosir Music International di Tuktuk Siadong pada 12 Agustus. Selanjutnya, Samosir Lake Toba Ultra 22-23 September di Pangururan-Sianjur-Harian, Samosir Jazz Seasons di Samosir 28 Oktober, Sigale Gale Carnival di Tuktuk Siadong 25 November, dan Festival Sipinggan di Sipinggan 28 Desember.
Hiramsyah menambahkan, berbagai kegiatan yang digelar di Samosir patut diapresiasi. Sebab, akan berkontribusi pada target kunjungan wisman 2017, yang dipatok di angka 15 juta. “Suasana industri pariwisata saat ini sedang bergairah. Semua lini bergerak. Berdasarkan target Kemenpar untuk 2017, yakni sebesar 15 juta kunjungan wisatawan mancanegara, kita akan berjuang sekuat tenaga, walaupun semua orang tahu, target ini tidak mudah,” katanya.
Sementara Bupati Samosir, Rapidin Simbolon mengatakan, untuk memudahkan akses menuju kegiatan-kegiatan itu, pihaknya akan menyediakan tambahan armada bus untuk konektivitas ke Bandara Silangit dari Pangururan. Ada juga armada transportasi dari Pelabuhan Feri Sipinggan-Muara, Onan Runggu-Balige, Simanindo-Tiga Ras, dan Tomok-Ajibata. Rencana pemerintah menetapkan Bandara Silangit di Siborong-borong sebagai international airport juga membuat Rapidin semakin optimistis. “Semakin banyak wisman yang bisa direct ke Danau Toba. Kami optimistis 1 juta pengunjung kawasan wisata Danau Toba pada 2019 mendatang bisa terwujud,” tuturnya. (jpg/saz)