MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pedagang Pasar Kampunglalang ngotot tak mau pindah ke tempat penampungan di Jalan Gatot Subroto, Km 8,2 Medan. Mereka menganggap lokasi itu tidak refresentatif buat menggelar dagangan, justru malah menambah sengsara karena kurangnya omset.
“Apapun ceritanya kami tak mau ke sana. Karena selain lokasi di situ macet, tempatnya juga tidak memungkinkan untuk transaksi,” kata pedagang Pasar Kampunglalang, E Pinem kepada Sumut Pos, Minggu (26/3).
Ia mengaku pihak PD Pasar sudah membuka pendaftaran mulai Jumat kemarin, bagi pedagang Kampunglalang yang mau menempati relokasi. “Kami juga disuruh paksa cabut nomor, sebagai sarat administrasi mendapat kios baru. Tapi menurut kami, ini akal-akalan dirut buat minta kutipan (retribusi),” katanya.
Paska eksekusi kios pedagang baru-baru ini, kata Pinem, kini rekan-rekannya berhamburan mencari lapak baru. Di antara pedagang ada yang berjualan di pinggir jalan, tak jauh dari Pasar Kampunglalang. “Sudah puas kami rasa si Rusdi itu membuat kami sengsara. Tiga hari kami tak jualan, mau makan apa keluarga kami. Belum lagi kredit yang harus kami bayar,” katanya.
Yang paling pedagang sesalkan adalah, PD Pasar tidak melakukan sosialisasi terhadap rencana revitalisasi. “Mana solusi dari PD Pasar? Sebab sampai sekarang tidak ada surat tertulis sama kami untuk rencana ini. Dipindah pun kami ke sana tanpa sepengetahuan kami. Kalau si Rusdi itu terbuka, sebenarnya kami sudah mencari tempat didekat Gg. Pendidikan didekat Pasar Kampunglalang. Jangan hanya dia berpatokan surat 3×24 jam, itu sudah sering kami baca,” ungkapnya.
MEDAN, SUMUTPOS.CO -Pedagang Pasar Kampunglalang ngotot tak mau pindah ke tempat penampungan di Jalan Gatot Subroto, Km 8,2 Medan. Mereka menganggap lokasi itu tidak refresentatif buat menggelar dagangan, justru malah menambah sengsara karena kurangnya omset.
“Apapun ceritanya kami tak mau ke sana. Karena selain lokasi di situ macet, tempatnya juga tidak memungkinkan untuk transaksi,” kata pedagang Pasar Kampunglalang, E Pinem kepada Sumut Pos, Minggu (26/3).
Ia mengaku pihak PD Pasar sudah membuka pendaftaran mulai Jumat kemarin, bagi pedagang Kampunglalang yang mau menempati relokasi. “Kami juga disuruh paksa cabut nomor, sebagai sarat administrasi mendapat kios baru. Tapi menurut kami, ini akal-akalan dirut buat minta kutipan (retribusi),” katanya.
Paska eksekusi kios pedagang baru-baru ini, kata Pinem, kini rekan-rekannya berhamburan mencari lapak baru. Di antara pedagang ada yang berjualan di pinggir jalan, tak jauh dari Pasar Kampunglalang. “Sudah puas kami rasa si Rusdi itu membuat kami sengsara. Tiga hari kami tak jualan, mau makan apa keluarga kami. Belum lagi kredit yang harus kami bayar,” katanya.
Yang paling pedagang sesalkan adalah, PD Pasar tidak melakukan sosialisasi terhadap rencana revitalisasi. “Mana solusi dari PD Pasar? Sebab sampai sekarang tidak ada surat tertulis sama kami untuk rencana ini. Dipindah pun kami ke sana tanpa sepengetahuan kami. Kalau si Rusdi itu terbuka, sebenarnya kami sudah mencari tempat didekat Gg. Pendidikan didekat Pasar Kampunglalang. Jangan hanya dia berpatokan surat 3×24 jam, itu sudah sering kami baca,” ungkapnya.