26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sinabung Bergemuruh, Jauhi Radius 3 Kilometer

Foto: Rudi/PM
Gunung Sinabung kembali memuntahkan abu panas sejauh 2.00 meter.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung kembali bergemuruh. Beberapa kali erupsi serta luncuran awan panas terjadi sejak Minggu (9/4) sore hingga Senin (10/4)pagi. Situasi itu mendatangkan banyak tanya di tengah-tengah masyarakat, karena gemuruh yang terdengar semakin kerasnya.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Amen Putra kepada POSMETRO menjelaskan, aktivitas gunung Sinabung masih tetap tinggi diatas normal.  Sejak Minggu sore hingga Senin pagi tercatat terjadi 18 kali erupsi dan  18 hingga 22 kali luncuran awan panas guguran sejauh 4500 meter kearah Timur Tenggara(Lau Borus).

Kegempaan juga masih terekam, baik itu gempa guguran, gempa low frekuensi, gempa hybrid, gempa tektonik lokal, maupun gempa hembusan. Pertumbuhan, volume kubah lava di Puncak Sinabung terus bertambah dan semakin membesar mencapai 1,3 juta m3. Akibat tidak stabil sehingga berpotensi guguran lava pijar, aliran lava dan awan panas.

Masih kata Armen, status Sinabung masih tetap Awas(Level IV). Erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya terbatas pada radius  lebih kurang 3 kilometer. Ancaman hujan abu dapat mencapai lebih dari 3 kilometer dan tergantung serta arah maupun kekuatan angin. Awan panas guguran dan guguran lava yang berasal daru kubah lava serta aliran lava, berpotensi mengancam sektor Selatan-Tenggara sejauh 7 kilometer dan sektor Tenggara-Timur sejauh 6 kilometer.

Aktivitas  pada lubang tembusan fumarola baru di lereng Utara(Lau Kawar) masih berlangsung. Longsor juga berpotensi terjadi di sekitar lembah dan aliran sungai di lereng bagian Utara akibat pelapukan dan erosi yang memperlemah kestabilan lereng Sinabung. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.

“Pemantauan secara Intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas, serta pemahaman aktivitas melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas Sinabung. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Kemudian 7 kilometer untuk sektor  Selatan Tenggara yang tinggal berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda awan panas. Jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara-Timur dan  jarak 4 kilometer untuk sektor Utara-Timur Gunung Sinabung,” beber Armen.

Amatan Posmetro dilapangan, akibat erupsi Sinabung yang terjadi pada Minggu hingga malam hari di beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, seperti Desa Mardingding, Tiganderket, Kutambaru, Temburun, Perbaji, Tanjung Merawa, Selandi, Payung, Susuk terjadi hujan lumpur. Sehingga aktivitas warga terganggu dan tanaman pertanian warga terancam rusak akibat abu vulkanik. (pro/rud/ras)

Foto: Rudi/PM
Gunung Sinabung kembali memuntahkan abu panas sejauh 2.00 meter.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung kembali bergemuruh. Beberapa kali erupsi serta luncuran awan panas terjadi sejak Minggu (9/4) sore hingga Senin (10/4)pagi. Situasi itu mendatangkan banyak tanya di tengah-tengah masyarakat, karena gemuruh yang terdengar semakin kerasnya.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Amen Putra kepada POSMETRO menjelaskan, aktivitas gunung Sinabung masih tetap tinggi diatas normal.  Sejak Minggu sore hingga Senin pagi tercatat terjadi 18 kali erupsi dan  18 hingga 22 kali luncuran awan panas guguran sejauh 4500 meter kearah Timur Tenggara(Lau Borus).

Kegempaan juga masih terekam, baik itu gempa guguran, gempa low frekuensi, gempa hybrid, gempa tektonik lokal, maupun gempa hembusan. Pertumbuhan, volume kubah lava di Puncak Sinabung terus bertambah dan semakin membesar mencapai 1,3 juta m3. Akibat tidak stabil sehingga berpotensi guguran lava pijar, aliran lava dan awan panas.

Masih kata Armen, status Sinabung masih tetap Awas(Level IV). Erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya terbatas pada radius  lebih kurang 3 kilometer. Ancaman hujan abu dapat mencapai lebih dari 3 kilometer dan tergantung serta arah maupun kekuatan angin. Awan panas guguran dan guguran lava yang berasal daru kubah lava serta aliran lava, berpotensi mengancam sektor Selatan-Tenggara sejauh 7 kilometer dan sektor Tenggara-Timur sejauh 6 kilometer.

Aktivitas  pada lubang tembusan fumarola baru di lereng Utara(Lau Kawar) masih berlangsung. Longsor juga berpotensi terjadi di sekitar lembah dan aliran sungai di lereng bagian Utara akibat pelapukan dan erosi yang memperlemah kestabilan lereng Sinabung. Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di Gunung Sinabung.

“Pemantauan secara Intensif terus dilakukan guna mengevaluasi aktivitas, serta pemahaman aktivitas melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman aktivitas Sinabung. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat dan pengunjung/wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak Sinabung. Kemudian 7 kilometer untuk sektor  Selatan Tenggara yang tinggal berada di bukaan lembah yang berpotensi terlanda awan panas. Jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara-Timur dan  jarak 4 kilometer untuk sektor Utara-Timur Gunung Sinabung,” beber Armen.

Amatan Posmetro dilapangan, akibat erupsi Sinabung yang terjadi pada Minggu hingga malam hari di beberapa desa di Kecamatan Tiganderket, seperti Desa Mardingding, Tiganderket, Kutambaru, Temburun, Perbaji, Tanjung Merawa, Selandi, Payung, Susuk terjadi hujan lumpur. Sehingga aktivitas warga terganggu dan tanaman pertanian warga terancam rusak akibat abu vulkanik. (pro/rud/ras)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/