26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ternate-Tidore Undang Turis Spanyol Napak Tilas

Ekspedisi El Cano di Tidore meninggalkan bangunan peninggalan Spanyol, seperti Torre Fort dan yang di Ternate seperti Kalamata Fort dan Tolukko Fort yang dibangun pada 1606.

MADRID, SUMUTPOS.CO – Rombongan pariwisata Ternate dan Tidore melakukan promosi ke Spanyol. Mereka mempromosikan destinasi wisata di Maluku Utara, khususnya Ternate dan Tidore karena kedua pulau tersebut mempunyai hubungan dan nilai sejarah yang penting bagi Spanyol.

Promosi tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan acara Jamuan Santap Siang di KBRI Madrid dengan beberapa operator perjalanan (tour operator) Spanyol yang mempunyai program kunjungan ke Indonesia.

Festival Tidore sendiri, Rabu, 5 April 2017 dilaunching Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Sultan Tidore Huseinsyah, dan Walikota Tidore Ali Ibrahim. Tempatnya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta,  Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Puncak festivalnya sendiri, dilangsungkan 10-11 April mendatang. Kali ini Festival Tidore 2017 mengangkat tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim”. Festival ini sekaligus dalam rangka memperingati hari jadi Tidore serta sebagai upaya menggali, mengembangkan sekaligus melestarikan warisan sejarah budaya Kesultanan Tidore.

Ketua DPRD Kota Tidore, Merlisa Adam Marsaoly yang memimpin rombongan promosi pariwisata Ternate dan Tidore ke Spanyol, menyampaikan bahwa pada tahun 1521 Ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Juan Sebastian El Cano telah singgah dan membeli rempah-rempah dari penduduk Tidore.

Untuk mengenang pendaratan Ekspedisi El Cano di Tidore tersebut maka Kedutaan Besar Spanyol di Jakarta pada 1993 membangun sebuah Monumen di Tidore, menambah jumlah bangunan peninggalan Spanyol seperti Torre Fort dan yang di Ternate seperti Kalamata Fort dan Tolukko Fort yang dibangun pada 1606.

Erwati Safiun, staf pemasaran Asya Travel dari Tidore pada kesempatan tersebut menyampaikan paparan tentang pariwisata Maluku Utara. Para operator perjalanan Spanyol sangat tertarik dengan informasi yang disampaikannya. Ditambah informasi dari anggota rombongan lainnya, seperti misalnya tentang Tari Persembahan yang busananya berwarna merah dan kuning, sangat mirip dengan tarian rakyat Spanyol. Begitu juga beberapa pesta rakyat yang mirip dengan pesta rakyat di Spanyol seperti Legu Gam – Festival Obor dimana para pria pembawa obor berbusana kemeja warna merah dan kuning.

Demikian pula Jailolo Festival yang merupakan pesta nelayan di pinggir pantai, para penari pria mengenakan ikat kepala berwarna merah dan kuning, demikian pula para penari wanitanya juga mengenakan selendang berwarna merah dan kuning, warna bendera Spanyol. Mereka juga terkesan dengan nama danau cantik di Maluku Utara, “Danau Laguna” karena dalam bahasa Spanyol “Laguna” adalah danau. Besar kemungkinan penamaan danau tersebut dilakukan oleh orang Spanyol yang mendarat di wilayah tersebut.

Peninggalan-peninggalan Spanyol di Ternate dan Tidore serta keindahan alam danau dan pantai – pantainya yang putih bersih serta gunung – gunung yang menjulang di kedua pulau tersebut ditambah keindahan alam bawah laut di Halmahera dan Morotai juga menarik pehatian para operator perjalanan Spanyol. Mereka langsung jatuh cinta kepada pulau-pulau kecil berpasir putih bersih yang bertaburan di sekitar Ternate dan Tidore. Decak kagum tak pernah berhenti, sejak awal penyajian destinasi-destinasi menarik tersebut.

Ekspedisi El Cano di Tidore meninggalkan bangunan peninggalan Spanyol, seperti Torre Fort dan yang di Ternate seperti Kalamata Fort dan Tolukko Fort yang dibangun pada 1606.

MADRID, SUMUTPOS.CO – Rombongan pariwisata Ternate dan Tidore melakukan promosi ke Spanyol. Mereka mempromosikan destinasi wisata di Maluku Utara, khususnya Ternate dan Tidore karena kedua pulau tersebut mempunyai hubungan dan nilai sejarah yang penting bagi Spanyol.

Promosi tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan acara Jamuan Santap Siang di KBRI Madrid dengan beberapa operator perjalanan (tour operator) Spanyol yang mempunyai program kunjungan ke Indonesia.

Festival Tidore sendiri, Rabu, 5 April 2017 dilaunching Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya bersama Sultan Tidore Huseinsyah, dan Walikota Tidore Ali Ibrahim. Tempatnya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta,  Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Puncak festivalnya sendiri, dilangsungkan 10-11 April mendatang. Kali ini Festival Tidore 2017 mengangkat tema “Merawat Tradisi, Mempertegas Jati Diri Bangsa Maritim”. Festival ini sekaligus dalam rangka memperingati hari jadi Tidore serta sebagai upaya menggali, mengembangkan sekaligus melestarikan warisan sejarah budaya Kesultanan Tidore.

Ketua DPRD Kota Tidore, Merlisa Adam Marsaoly yang memimpin rombongan promosi pariwisata Ternate dan Tidore ke Spanyol, menyampaikan bahwa pada tahun 1521 Ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Juan Sebastian El Cano telah singgah dan membeli rempah-rempah dari penduduk Tidore.

Untuk mengenang pendaratan Ekspedisi El Cano di Tidore tersebut maka Kedutaan Besar Spanyol di Jakarta pada 1993 membangun sebuah Monumen di Tidore, menambah jumlah bangunan peninggalan Spanyol seperti Torre Fort dan yang di Ternate seperti Kalamata Fort dan Tolukko Fort yang dibangun pada 1606.

Erwati Safiun, staf pemasaran Asya Travel dari Tidore pada kesempatan tersebut menyampaikan paparan tentang pariwisata Maluku Utara. Para operator perjalanan Spanyol sangat tertarik dengan informasi yang disampaikannya. Ditambah informasi dari anggota rombongan lainnya, seperti misalnya tentang Tari Persembahan yang busananya berwarna merah dan kuning, sangat mirip dengan tarian rakyat Spanyol. Begitu juga beberapa pesta rakyat yang mirip dengan pesta rakyat di Spanyol seperti Legu Gam – Festival Obor dimana para pria pembawa obor berbusana kemeja warna merah dan kuning.

Demikian pula Jailolo Festival yang merupakan pesta nelayan di pinggir pantai, para penari pria mengenakan ikat kepala berwarna merah dan kuning, demikian pula para penari wanitanya juga mengenakan selendang berwarna merah dan kuning, warna bendera Spanyol. Mereka juga terkesan dengan nama danau cantik di Maluku Utara, “Danau Laguna” karena dalam bahasa Spanyol “Laguna” adalah danau. Besar kemungkinan penamaan danau tersebut dilakukan oleh orang Spanyol yang mendarat di wilayah tersebut.

Peninggalan-peninggalan Spanyol di Ternate dan Tidore serta keindahan alam danau dan pantai – pantainya yang putih bersih serta gunung – gunung yang menjulang di kedua pulau tersebut ditambah keindahan alam bawah laut di Halmahera dan Morotai juga menarik pehatian para operator perjalanan Spanyol. Mereka langsung jatuh cinta kepada pulau-pulau kecil berpasir putih bersih yang bertaburan di sekitar Ternate dan Tidore. Decak kagum tak pernah berhenti, sejak awal penyajian destinasi-destinasi menarik tersebut.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/