26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dikenalkan Majikan , Cewek TKI Dinikahi Pria Kaya Taiwan

Foto: Cecep/radarcirebon
Zhou Hong Ze dan Jayanti menikah.

CIREBON, SUMUTPOS.CO – Jayanti (23) dan Zhou Hong Ze (34), dua insan beda negara itu sedang berbahagia. Kamis (27/4) pagi tadi, mereka menikah di kediaman mempelai wanita, di Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Jayanti adalah seorang tenaga kerja wanita (TKW), sementara suaminya adalah pria kaya Taiwan, pemilik empat perusahaan. “Kami dipertemukan 27 Januari 2017. Saya dijodohkan sama mertua saya (majikannya),” kata Jayanti.

Hanya sekitar tiga bulan saling mengenal satu sama lain, Jayanti dan Zhou Hong Ze sepakat untuk menikah. “Saya memberikan syarat kepada mereka (Hong Ze dan keluarganya). Seperti harus menikah melalu adat daerah saya. Jadi saya juga enggak bisa menolak (saat dilamar). Mereka menyanggupi persyaratan. Apalagi kami juga sudah saling suka,” ucap Jayanti.

Tak hanya syarat harus menikah dengan adat Cirebon, Zhou Hong Ze juga harus memenuhi persyaratan lain. Masuk Islam dan disunat.

Tanpa ragu dan demi cintanya, Zhou Hong Ze pun menyanggupi. Senin (24/4) kemarin, Hong Ze masuk Islam. “Dia masuk Islam dengan syahadat di KUA Panguragan. Ya mau tidak mau karena dia suka sama saya, jadi ya harus memenuhi syarat yang saya ajukan,” kata Jayanti.

Setelah membacakan syahadat, Hong Ze juga menjalani persyaratan selanjutnya, yakni disunat. Zhou Hong Ze pun bersedia disunat Rabu (26/4), di Desa Karanganyar.

Sebelum Zhou Hong Ze disunat, pasangan tersebut diarak naik kuda mengelilingi Desa Karanganyar, Rabu (26/4).

Kepada radarcirebon (Grup SUMUTPOS.CO), Jayanti bercerita. Pertemuannya dengan Zhou Hong Ze bermula saat Jayanti bekerja mengurus ayah Zhou Hong Ze, Zhou Huan Rong (64) di Taiwan. Ternyata Huan Rong menyukai karakter Jayanti.

Nah, Huan Rong memiliki anak yang sudah cukup umur tetapi belum juga menikah. Sehingga, terbersit di benak Zhou Huan Rong untuk menjodohkan anaknya dengan Jayanti.

“Waktu itu, Zhou Huan Rong menanyakan ke saya mau atau tidak menikah dengan anaknya. Namun, saya belum menjawab. Akhirnya, kami saling tukar nomor HP. Nomor HP saya diminta, sedangkan nomor anaknya dikasihkan ke saya,” kenang Jayant.

Foto: Cecep/radarcirebon
Zhou Hong Ze bersama Jayanti menunggangi kuda diarak keliling desa sebagai ungkapan kegembiraannya sebelum akad nikah.

Setelah keduanya saling memegang nomor kontak, Jayanti dan Zhou Hong Ze belum juga berhubungan, mengingat tempat tinggal mereka juga berjauhan.

Sehingga calon mertua Jayanti, Zhou Huan Rong kembali menegur agar mereka segera menjalin kontak dan membuat janji untuk bertemu.

Atas saran dari sang camer, akhirnya mereka bertemu di salah satu tempat yang tidak jauh dari rumah Zhou Huan Rong. “Waktu pertemuan memang tidak lama, cuma satu jam, namun kesan pertama, saat itu suami saya agak malu-malu, terlihat lucu,” ungkap Jayanti.

Setelah pertemuan pertama, mereka berdua lebih sering lagi berhubungan melalui handphone, sehingga hubungan mereka semakin dekat, dan mengadakan pertemuan kedua.

“Pada saat pertemuan kedua kami, memang agak lama karena kita jalan bareng di tempat hiburan. Saat itu, suami saya ini menyatakan cinta ke saya, saya juga sebenarnya suda punya firasat kalau dia suka sama saya dari pertemuan pertama,” kata Jayanti sambil tersenyum.

Setelah beberapa kali berkenalan, mereka memutuskan saling menikah. (cecep/jpnn)

Foto: Cecep/radarcirebon
Zhou Hong Ze dan Jayanti menikah.

CIREBON, SUMUTPOS.CO – Jayanti (23) dan Zhou Hong Ze (34), dua insan beda negara itu sedang berbahagia. Kamis (27/4) pagi tadi, mereka menikah di kediaman mempelai wanita, di Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon.

Jayanti adalah seorang tenaga kerja wanita (TKW), sementara suaminya adalah pria kaya Taiwan, pemilik empat perusahaan. “Kami dipertemukan 27 Januari 2017. Saya dijodohkan sama mertua saya (majikannya),” kata Jayanti.

Hanya sekitar tiga bulan saling mengenal satu sama lain, Jayanti dan Zhou Hong Ze sepakat untuk menikah. “Saya memberikan syarat kepada mereka (Hong Ze dan keluarganya). Seperti harus menikah melalu adat daerah saya. Jadi saya juga enggak bisa menolak (saat dilamar). Mereka menyanggupi persyaratan. Apalagi kami juga sudah saling suka,” ucap Jayanti.

Tak hanya syarat harus menikah dengan adat Cirebon, Zhou Hong Ze juga harus memenuhi persyaratan lain. Masuk Islam dan disunat.

Tanpa ragu dan demi cintanya, Zhou Hong Ze pun menyanggupi. Senin (24/4) kemarin, Hong Ze masuk Islam. “Dia masuk Islam dengan syahadat di KUA Panguragan. Ya mau tidak mau karena dia suka sama saya, jadi ya harus memenuhi syarat yang saya ajukan,” kata Jayanti.

Setelah membacakan syahadat, Hong Ze juga menjalani persyaratan selanjutnya, yakni disunat. Zhou Hong Ze pun bersedia disunat Rabu (26/4), di Desa Karanganyar.

Sebelum Zhou Hong Ze disunat, pasangan tersebut diarak naik kuda mengelilingi Desa Karanganyar, Rabu (26/4).

Kepada radarcirebon (Grup SUMUTPOS.CO), Jayanti bercerita. Pertemuannya dengan Zhou Hong Ze bermula saat Jayanti bekerja mengurus ayah Zhou Hong Ze, Zhou Huan Rong (64) di Taiwan. Ternyata Huan Rong menyukai karakter Jayanti.

Nah, Huan Rong memiliki anak yang sudah cukup umur tetapi belum juga menikah. Sehingga, terbersit di benak Zhou Huan Rong untuk menjodohkan anaknya dengan Jayanti.

“Waktu itu, Zhou Huan Rong menanyakan ke saya mau atau tidak menikah dengan anaknya. Namun, saya belum menjawab. Akhirnya, kami saling tukar nomor HP. Nomor HP saya diminta, sedangkan nomor anaknya dikasihkan ke saya,” kenang Jayant.

Foto: Cecep/radarcirebon
Zhou Hong Ze bersama Jayanti menunggangi kuda diarak keliling desa sebagai ungkapan kegembiraannya sebelum akad nikah.

Setelah keduanya saling memegang nomor kontak, Jayanti dan Zhou Hong Ze belum juga berhubungan, mengingat tempat tinggal mereka juga berjauhan.

Sehingga calon mertua Jayanti, Zhou Huan Rong kembali menegur agar mereka segera menjalin kontak dan membuat janji untuk bertemu.

Atas saran dari sang camer, akhirnya mereka bertemu di salah satu tempat yang tidak jauh dari rumah Zhou Huan Rong. “Waktu pertemuan memang tidak lama, cuma satu jam, namun kesan pertama, saat itu suami saya agak malu-malu, terlihat lucu,” ungkap Jayanti.

Setelah pertemuan pertama, mereka berdua lebih sering lagi berhubungan melalui handphone, sehingga hubungan mereka semakin dekat, dan mengadakan pertemuan kedua.

“Pada saat pertemuan kedua kami, memang agak lama karena kita jalan bareng di tempat hiburan. Saat itu, suami saya ini menyatakan cinta ke saya, saya juga sebenarnya suda punya firasat kalau dia suka sama saya dari pertemuan pertama,” kata Jayanti sambil tersenyum.

Setelah beberapa kali berkenalan, mereka memutuskan saling menikah. (cecep/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/