26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Hutan Mangrove, Dulu Dirusak Kini Memikat

Foto: BAMBANG/SUMUT POS
DIKUNJUNGI: Hutan mangrove Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat dikunjungi wisatawan beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Sebuah kawasan hutan di Kabupaten Langkat dulunya dirusak oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Kini, hutan mangrove tersebut dirawat dan menjadi daya tarik wisatawan.

“SELAMAT datang di kawasan Wisata Mangrove, Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat”. Itu adalah tulisan yang terpampang di pintu masuk menuju kawasan wisata hutan mangrove tersebut.

Dengan luas lahan sekitar 105 hektar, kawasan ini dulunya rusak parah. Itu akibat penebangan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sepuluh tahun lalu, warga desa setempat sepakat untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai tempat biota laut dan tempat berkembangnya mangrove. Warga dan kelompok tani juga sepakat untuk menjaga kawasan ini, agar tetap asri dan terjaga dari pembalakan liar.

Kini kawasan hutan mangrove sudah kembali tumbuh subur dan hijau. Selain sebagai kawasan konservasi, kelompok tani dan warga setempat juga menjadikan kawasan ini sebagai objek wisata dan lokasi edukasi.

Bahkan, setiap harinya sejumlah warga berdatangan untuk melihat langsung kawasan mangrove ini. “Indah dan hijau, terasa segar saat kita berada disini. Sangat cocok untuk menghilangkan kepenatan karena sibuk melakukan aktivitas di dalam kota yang cukup padat dan ramai,” ucap Salim, salah seorang warga Binjai, Rabu (3/5).

Tidak hanya menikmati indah serta hijaunya hutan mangrove, tempat ini juga cocok dijadikan spot foto para pengunjung. Aksi peduli warga dan kelompok tani di Desa Lubuk Kertang ini berawal dari rasa prihatin terhadap pembalakan liar yang terus terjadi.

Warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan, mengaku kekurangan hasil tangkapan. Itu akibat tidak adanya tempat bagi ikan dan biota laut untuk bertelur dan berkembang biak.

“Sejak kembalinya fungsi hutan mangrove, tingkat ekonomi warga juga naik. Sebab, hasil tangkapan ikan kembali meningkat,” ucap Dian Batubara, Ketua Kelompok Tani Mekar, Desa Lubuk Kertang.

Selain itu, lanjut Dian, pendapatan warga juga ikut meningkat karena banyaknya wisatawan yang datang ke wisata mangrove. “Semoga kita semua dapat melestarikan hutan mangrove ini. Karena, hutan mangrove sangat penting untuk kelangsungan hidup kita semua,” harap dia.(bam/ala)

 

Foto: BAMBANG/SUMUT POS
DIKUNJUNGI: Hutan mangrove Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat dikunjungi wisatawan beberapa waktu lalu.

SUMUTPOS.CO – Sebuah kawasan hutan di Kabupaten Langkat dulunya dirusak oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Kini, hutan mangrove tersebut dirawat dan menjadi daya tarik wisatawan.

“SELAMAT datang di kawasan Wisata Mangrove, Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat”. Itu adalah tulisan yang terpampang di pintu masuk menuju kawasan wisata hutan mangrove tersebut.

Dengan luas lahan sekitar 105 hektar, kawasan ini dulunya rusak parah. Itu akibat penebangan liar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sepuluh tahun lalu, warga desa setempat sepakat untuk mengembalikan fungsi kawasan hutan sebagai tempat biota laut dan tempat berkembangnya mangrove. Warga dan kelompok tani juga sepakat untuk menjaga kawasan ini, agar tetap asri dan terjaga dari pembalakan liar.

Kini kawasan hutan mangrove sudah kembali tumbuh subur dan hijau. Selain sebagai kawasan konservasi, kelompok tani dan warga setempat juga menjadikan kawasan ini sebagai objek wisata dan lokasi edukasi.

Bahkan, setiap harinya sejumlah warga berdatangan untuk melihat langsung kawasan mangrove ini. “Indah dan hijau, terasa segar saat kita berada disini. Sangat cocok untuk menghilangkan kepenatan karena sibuk melakukan aktivitas di dalam kota yang cukup padat dan ramai,” ucap Salim, salah seorang warga Binjai, Rabu (3/5).

Tidak hanya menikmati indah serta hijaunya hutan mangrove, tempat ini juga cocok dijadikan spot foto para pengunjung. Aksi peduli warga dan kelompok tani di Desa Lubuk Kertang ini berawal dari rasa prihatin terhadap pembalakan liar yang terus terjadi.

Warga yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan, mengaku kekurangan hasil tangkapan. Itu akibat tidak adanya tempat bagi ikan dan biota laut untuk bertelur dan berkembang biak.

“Sejak kembalinya fungsi hutan mangrove, tingkat ekonomi warga juga naik. Sebab, hasil tangkapan ikan kembali meningkat,” ucap Dian Batubara, Ketua Kelompok Tani Mekar, Desa Lubuk Kertang.

Selain itu, lanjut Dian, pendapatan warga juga ikut meningkat karena banyaknya wisatawan yang datang ke wisata mangrove. “Semoga kita semua dapat melestarikan hutan mangrove ini. Karena, hutan mangrove sangat penting untuk kelangsungan hidup kita semua,” harap dia.(bam/ala)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/