MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan warga Kota Medan yang tinggal di pinggiran Sungai Deli, terpaksa menunda untuk merayakan hari pertama Idul Fitri. Hal itu karena rumah mereka dilanda banjir akibat luapan Sungai Deli, Minggu (25/6) dini hari WIB.
“Bagaimana mau merayakan Idul Fitri, kalau kondisi rumah seperti ini. Kami terpaksa menunda Lebaran,” ujar Fitri, warga Lingkungan IV, Kelurahan Aur, sambil membersihkan rumahnya kepada Sumut Pos.
Fitri mengaku kecewa karena batal merayakan lebaran pada hari pertama. Padahal, seharusnya sanak saudaranya berkunjung pada hari ini. “Terpaksa saudara menunda datang. Baju lebaran saya juga masih perawan,” tambahnya berseloroh sambil menyiram lantai rumahnya.
Andi, warga yang sama menuturkan, banjir melanda rumah warga akibat hujan deras yang melanda Kota Medan mulai Sabtu (24/6) malam. Sekitar pukul 12.00 WIB, Sungai Deli mulai naik. “Air kemudian membanjiri rumah warga sekitar pukul 02.00 WIB. Kemudian terus naik, hingga rumah kami banjir setinggi satu setengah meter,” tambah Andi.
Akibat banjir tersebut, Andi juga gagal merayakan hari pertama lebaran. Bahkan, saudara Andi yang telah datang, terpaksa kembali. “Ya, terpaksa saya menyuruh keluarga abang itu kembali. Tidak mungkin mereka masuk ke rumah, sementara di dalam masih berlumpur,” sebutnya.
Menurut data dari Badan Pengelola Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, banjir tersebut melanda Kelurahan Aur dan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, dengan korban sekitar 339 Kepala Keluarga (KK). Rinciannya kelurahan Aur sebanyak 137 KK dan Sei Mati sebanyak 202 KK.
Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya saja, warga terpaksa batal merayakan hari pertama lebaran, karena sibuk membersihkan rumahnya. “Iya, bagaimana mau merayakan lebaran kalau rumah mereka banjir. Itulah resiko tinggal di penggiran sungai,” ujarnya.
Dijelaskan, rumah paling banyak terendam banjir berada di Lingkungan VII Gang Bidan Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. “Di sana ada 82 KK yang teredam banjir dengan jumlah mencapai 315 jiwa. Pemukiman mereka memang sudah sejajar dengan sungai, sehingga asal meluap, maka banjir,” paparnya.
Begitu pun, pihaknya sudah mendirikan posko pemantuan Tim Reaksi Cepat (TRC) di beberapa lokasi. Tim tersebut akan bergerak cepat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita sudah menghimbau warga untuk tetap waspada, karena menurut BMKG, curah hujan di Kota Medan akan meningkat tajam pada Lebaran ini,” sebutnya.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ribuan warga Kota Medan yang tinggal di pinggiran Sungai Deli, terpaksa menunda untuk merayakan hari pertama Idul Fitri. Hal itu karena rumah mereka dilanda banjir akibat luapan Sungai Deli, Minggu (25/6) dini hari WIB.
“Bagaimana mau merayakan Idul Fitri, kalau kondisi rumah seperti ini. Kami terpaksa menunda Lebaran,” ujar Fitri, warga Lingkungan IV, Kelurahan Aur, sambil membersihkan rumahnya kepada Sumut Pos.
Fitri mengaku kecewa karena batal merayakan lebaran pada hari pertama. Padahal, seharusnya sanak saudaranya berkunjung pada hari ini. “Terpaksa saudara menunda datang. Baju lebaran saya juga masih perawan,” tambahnya berseloroh sambil menyiram lantai rumahnya.
Andi, warga yang sama menuturkan, banjir melanda rumah warga akibat hujan deras yang melanda Kota Medan mulai Sabtu (24/6) malam. Sekitar pukul 12.00 WIB, Sungai Deli mulai naik. “Air kemudian membanjiri rumah warga sekitar pukul 02.00 WIB. Kemudian terus naik, hingga rumah kami banjir setinggi satu setengah meter,” tambah Andi.
Akibat banjir tersebut, Andi juga gagal merayakan hari pertama lebaran. Bahkan, saudara Andi yang telah datang, terpaksa kembali. “Ya, terpaksa saya menyuruh keluarga abang itu kembali. Tidak mungkin mereka masuk ke rumah, sementara di dalam masih berlumpur,” sebutnya.
Menurut data dari Badan Pengelola Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan, banjir tersebut melanda Kelurahan Aur dan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, dengan korban sekitar 339 Kepala Keluarga (KK). Rinciannya kelurahan Aur sebanyak 137 KK dan Sei Mati sebanyak 202 KK.
Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Hanya saja, warga terpaksa batal merayakan hari pertama lebaran, karena sibuk membersihkan rumahnya. “Iya, bagaimana mau merayakan lebaran kalau rumah mereka banjir. Itulah resiko tinggal di penggiran sungai,” ujarnya.
Dijelaskan, rumah paling banyak terendam banjir berada di Lingkungan VII Gang Bidan Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun. “Di sana ada 82 KK yang teredam banjir dengan jumlah mencapai 315 jiwa. Pemukiman mereka memang sudah sejajar dengan sungai, sehingga asal meluap, maka banjir,” paparnya.
Begitu pun, pihaknya sudah mendirikan posko pemantuan Tim Reaksi Cepat (TRC) di beberapa lokasi. Tim tersebut akan bergerak cepat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita sudah menghimbau warga untuk tetap waspada, karena menurut BMKG, curah hujan di Kota Medan akan meningkat tajam pada Lebaran ini,” sebutnya.