31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Pelebaran Sungai Bederah, Belasan Rumah Dirubuhkan

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Petugas dari Dinas TRTB merubuhkan sejumlah bangunan yang berdiri di pinggir Jalan Asrama Helvetia Medan, Kamis (15/9). Bangunan dibongkar karena berdiri di atas aliran Sungai Bederah.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Petugas dari Dinas TRTB merubuhkan sejumlah bangunan yang berdiri di pinggir Jalan Asrama Helvetia Medan, Kamis (15/9). Bangunan dibongkar karena berdiri di atas aliran Sungai Bederah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belasan rumah yang berdiri di sepanjang Jalan Asrama, Kelurahan Dwikora dan Cinta Damai, Medan Helvetia dirubuhkan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Kamis (15/9) pagi. Perubuhan bangunan dilakukan untuk melakukan normalisasi Sungai Bederah, yang sejak 10 tahun lebih ditutup warga menjadi rumah dan halaman.

Perubuhan bangunan kios, rumah dan rumah toko di dua kelurahan sepanjang 70 meter di Jalan Asrama itu dilakukan Pemko Medan melalui Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) dan Dinas Bina Marga dibantu Sat Pol PP, Camat Medan Helvetia dan jajarannya serta Dinas Perhubungan, Polisi dan TNI.

Sejak 10 tahun lebih, Sungai Bederah semakin mengecil, lebar awalnya 3-4 meter dan sesaat sebelum dibongkar penutup beton lebar sungainya hanya selebar 1 meter. Saat dibongkar penutup dan hendak dilebarkan, sejumlah sampah diangkat, seperti baju-baju bekas, kain sprei, plastik, kayu-kayu, dan lainnya.

Selain diperkecil oleh warga dan pemilik tanah, Sungai Bederah juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan Septic Tank, dan pembuangan bekas-bekas cucian baik baju dan sisa makanan. Akibatnya banyak lemak-lemak menumpuk di bebatuan dinding sungai tersebut.

Sejumlah warga di sekitar Sungai Bederah mendukung upaya Pemko Medan memperlebar sungai tersebut, sebab selama ini sejumlah rumah warga seperti di Perumahan Bumi Asri, dan rumah-rumah warga lainnya kerap tergenang air jika hujan deras turun.

Seorang warga yang mendirikan rumah toko dan membuka usaha tempel ban, Ita, mengatakan  beberapa waktu lalu Pemko Medan melalui pihak kecamatan sudah mengirimkan surat kepadanya sebanyak tiga kali. Surat tersebut merupakan perintah untuk mengosongkan rumah, karena akan dilakukan normalisasi.

“Kami memilih bertahan, karena hanya tempat ini tempatnya mencari makan sejak 10 tahun lalu,” katanya. “Kami sudah tahu di belakang rumah ada sungai yang ditutup,” tambahnya yang pasrah pindahkan barang-barangnya.

Warga lainnya, Agustina (44) mengatakan, surat pemberitahuan diterimanya, Rabu (14/9) siang. Sebelumnya telah diberikan surat dari Pemko Medan terkait penggusuran tersebut karena normalisasi arus sungai.

“Kami dikasih waktu 1x24jam. Kemudian, tanah sudah dibebaskan dan telah diserahkan kompensasi pada tahun 2002 lalu, kompensasi yang diterima sebesar Rp600 juta atas tanah seluas 1.500 meter persegi,” sebutnya.

Dia berharap Pemko Medan membuat jembatan serta dinding sungai, supaya tidak terjadi erosi. “Tapi, semua bangunan di atas sungai harus dibongkar, jangan hanya di Jalan Asrama, tapi di sepanjang Sungai Bederah,” ujarnya.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS Petugas dari Dinas TRTB merubuhkan sejumlah bangunan yang berdiri di pinggir Jalan Asrama Helvetia Medan, Kamis (15/9). Bangunan dibongkar karena berdiri di atas aliran Sungai Bederah.
Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Petugas dari Dinas TRTB merubuhkan sejumlah bangunan yang berdiri di pinggir Jalan Asrama Helvetia Medan, Kamis (15/9). Bangunan dibongkar karena berdiri di atas aliran Sungai Bederah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Belasan rumah yang berdiri di sepanjang Jalan Asrama, Kelurahan Dwikora dan Cinta Damai, Medan Helvetia dirubuhkan Pemerintah Kota (Pemko) Medan, Kamis (15/9) pagi. Perubuhan bangunan dilakukan untuk melakukan normalisasi Sungai Bederah, yang sejak 10 tahun lebih ditutup warga menjadi rumah dan halaman.

Perubuhan bangunan kios, rumah dan rumah toko di dua kelurahan sepanjang 70 meter di Jalan Asrama itu dilakukan Pemko Medan melalui Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) dan Dinas Bina Marga dibantu Sat Pol PP, Camat Medan Helvetia dan jajarannya serta Dinas Perhubungan, Polisi dan TNI.

Sejak 10 tahun lebih, Sungai Bederah semakin mengecil, lebar awalnya 3-4 meter dan sesaat sebelum dibongkar penutup beton lebar sungainya hanya selebar 1 meter. Saat dibongkar penutup dan hendak dilebarkan, sejumlah sampah diangkat, seperti baju-baju bekas, kain sprei, plastik, kayu-kayu, dan lainnya.

Selain diperkecil oleh warga dan pemilik tanah, Sungai Bederah juga dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan Septic Tank, dan pembuangan bekas-bekas cucian baik baju dan sisa makanan. Akibatnya banyak lemak-lemak menumpuk di bebatuan dinding sungai tersebut.

Sejumlah warga di sekitar Sungai Bederah mendukung upaya Pemko Medan memperlebar sungai tersebut, sebab selama ini sejumlah rumah warga seperti di Perumahan Bumi Asri, dan rumah-rumah warga lainnya kerap tergenang air jika hujan deras turun.

Seorang warga yang mendirikan rumah toko dan membuka usaha tempel ban, Ita, mengatakan  beberapa waktu lalu Pemko Medan melalui pihak kecamatan sudah mengirimkan surat kepadanya sebanyak tiga kali. Surat tersebut merupakan perintah untuk mengosongkan rumah, karena akan dilakukan normalisasi.

“Kami memilih bertahan, karena hanya tempat ini tempatnya mencari makan sejak 10 tahun lalu,” katanya. “Kami sudah tahu di belakang rumah ada sungai yang ditutup,” tambahnya yang pasrah pindahkan barang-barangnya.

Warga lainnya, Agustina (44) mengatakan, surat pemberitahuan diterimanya, Rabu (14/9) siang. Sebelumnya telah diberikan surat dari Pemko Medan terkait penggusuran tersebut karena normalisasi arus sungai.

“Kami dikasih waktu 1x24jam. Kemudian, tanah sudah dibebaskan dan telah diserahkan kompensasi pada tahun 2002 lalu, kompensasi yang diterima sebesar Rp600 juta atas tanah seluas 1.500 meter persegi,” sebutnya.

Dia berharap Pemko Medan membuat jembatan serta dinding sungai, supaya tidak terjadi erosi. “Tapi, semua bangunan di atas sungai harus dibongkar, jangan hanya di Jalan Asrama, tapi di sepanjang Sungai Bederah,” ujarnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/