23.7 C
Medan
Saturday, January 18, 2025

Para Sahabat Kehilangan Sosok yang Mengayomi

Almarhum Waginto.

SUMUTPOS.CO – Suasana berkabung menyelimuti keluarga besar DPRD Kota Medan. Adalah Anggota DPRD Kota Medan Waginto, Minggu (2/7) pagi, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Bunda Thamrin, Jalan Sei Batang Hari Medan. Waginto meninggal dunia di usia 58 tahun, meninggalkan istri, Syahrani Lubis dan tiga anaknya, Winda, Della, Wisnu.

Berdasar informasi yang diperoleh Sumut Pos, pria yang mengawali karir politik di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Medan ini, mengalami kondisi drop paska melayani masyarakat dalam acara halalbihalal di kediamannya, Jalan Starban Gg. Bilal, Medan Polonia, Jumat (30/6). Akhirnya Waginto dilarikan ke RS Bunda Thamrin.

“Bapak hampir gak ada sakitnya. Tiba-tiba saja kondisinya drop dan lemah,” kata Zaki, staf pribadi dan Komisi A DPRD Medan saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (2/7).

Namun saat berada di RS Bunda Thamrin, pihak keluarga mengaku kecewa dengan pelayanan RS tersebut. Sebab tidak ada seorang dokter pun yang berada di sana untuk melayani pasien. “Bapak akhirnya kebanyakan makan obat. Janji dokter saat dihubungi keluarga, akan dilakukan diagnosa lagi terhadap penyakitnya hari Sabtu. Sebab dokter itu bilang kalaupun terkena penyakit jantung, bisa dirujuk ke RS Adam Malik. Itu paska didiagnosa pertama kali. Dibilanglah ada kena paru-paru dan asam lambungnya. Namun sampai beliau menghembuskan nafas terakhir, tidak seorang dokter pun yang datang,” katanya.

Ia juga mengaku, pihak keluarga tidak ada menerima tanda-tanda apapun kalau almarhum akan pergi kehadirat Allah SWT. “Semua terkejut dengan kepergian beliau. Apalagi beliau itu rajin sekali medical check up. Minimal sebulan dua kali. Beliau hanya bilang ke saya sebelum kondisi fisiknya lemah, semua sudah dipersiapkan,” kenang Zaki.

Tak hanya keluarga, saudara dan konstituennya, kabar duka ini membuat kaget sejumlah kolega Waginto di DPRD Medan. “Kaget sekali. Saya dapat kabar jam 11 siang. Tahu juga bahwa beliau sempat dirawat di Bunda Thamrin,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Surianto.

Ia menilai Sekretaris Komisi A itu adalah sosok kebapakan, mengayomi, sabar, dan sifatnya bisa dijadikan panutan. “Orangnya juga menerima apa saja yang dia dapat. Tidak banyak menuntut. Loyal ke partai. Saya melihatnya dengan konstituen juga mengayomi. Kepentingan orang banyak selalu ia dahulukan,” katanya.

Koleganya di Komisi A juga berpandangan serupa. “Beliau itu orangnya bersahaja, serius bekerja, tak pernah sakit hati dan sosok mengayomi,” kata Ketua Komisi A Sabar Syamsurya Sitepu.

Almarhum Waginto.

SUMUTPOS.CO – Suasana berkabung menyelimuti keluarga besar DPRD Kota Medan. Adalah Anggota DPRD Kota Medan Waginto, Minggu (2/7) pagi, menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Bunda Thamrin, Jalan Sei Batang Hari Medan. Waginto meninggal dunia di usia 58 tahun, meninggalkan istri, Syahrani Lubis dan tiga anaknya, Winda, Della, Wisnu.

Berdasar informasi yang diperoleh Sumut Pos, pria yang mengawali karir politik di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Medan ini, mengalami kondisi drop paska melayani masyarakat dalam acara halalbihalal di kediamannya, Jalan Starban Gg. Bilal, Medan Polonia, Jumat (30/6). Akhirnya Waginto dilarikan ke RS Bunda Thamrin.

“Bapak hampir gak ada sakitnya. Tiba-tiba saja kondisinya drop dan lemah,” kata Zaki, staf pribadi dan Komisi A DPRD Medan saat dihubungi Sumut Pos, Minggu (2/7).

Namun saat berada di RS Bunda Thamrin, pihak keluarga mengaku kecewa dengan pelayanan RS tersebut. Sebab tidak ada seorang dokter pun yang berada di sana untuk melayani pasien. “Bapak akhirnya kebanyakan makan obat. Janji dokter saat dihubungi keluarga, akan dilakukan diagnosa lagi terhadap penyakitnya hari Sabtu. Sebab dokter itu bilang kalaupun terkena penyakit jantung, bisa dirujuk ke RS Adam Malik. Itu paska didiagnosa pertama kali. Dibilanglah ada kena paru-paru dan asam lambungnya. Namun sampai beliau menghembuskan nafas terakhir, tidak seorang dokter pun yang datang,” katanya.

Ia juga mengaku, pihak keluarga tidak ada menerima tanda-tanda apapun kalau almarhum akan pergi kehadirat Allah SWT. “Semua terkejut dengan kepergian beliau. Apalagi beliau itu rajin sekali medical check up. Minimal sebulan dua kali. Beliau hanya bilang ke saya sebelum kondisi fisiknya lemah, semua sudah dipersiapkan,” kenang Zaki.

Tak hanya keluarga, saudara dan konstituennya, kabar duka ini membuat kaget sejumlah kolega Waginto di DPRD Medan. “Kaget sekali. Saya dapat kabar jam 11 siang. Tahu juga bahwa beliau sempat dirawat di Bunda Thamrin,” ujar Ketua Fraksi Gerindra DPRD Medan Surianto.

Ia menilai Sekretaris Komisi A itu adalah sosok kebapakan, mengayomi, sabar, dan sifatnya bisa dijadikan panutan. “Orangnya juga menerima apa saja yang dia dapat. Tidak banyak menuntut. Loyal ke partai. Saya melihatnya dengan konstituen juga mengayomi. Kepentingan orang banyak selalu ia dahulukan,” katanya.

Koleganya di Komisi A juga berpandangan serupa. “Beliau itu orangnya bersahaja, serius bekerja, tak pernah sakit hati dan sosok mengayomi,” kata Ketua Komisi A Sabar Syamsurya Sitepu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/