JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan Branding Wonderful Indonesia sapu bersih 5 kategori dalam 30th Aseanta Awards for Excellence 2017 pada 8 Agustus 2017 di Jakarta. Untuk merebut 5 kategori itu, Indonesia mengikutkan 28 karya yang siap bersaing dengan negara lain.
“Sebanyak 28 karya terbaik, semuanya world class telah kita daftarkan, kita ikut  5 dari 6 kategori yang diperlombakan. Do the Best, saatnya sapu bersih,” kata Menpar Arief Yahya.
Event yang bersamaan dengan ulang tahun ASEAN ke-50 ini ada enam kategori yang dilombakan tahun ini. Dari mulai Best Aseanta Tourism Photo, Best Aseanta Travel Article, Best Aseanta Marketing & Promotional Campaign, Best Aseanta New Tourism Attraction, Best Aseanta Airlaine Programme For ASEAN hingga Best Aseanta Cultural Preservation Efforts, semua dikompetisikan. Wonderful Indonesia tampil di lima kategori. Hanya Best Aseanta Marketing & Promotional Campaign yang tidak diikuti Wonderful Indonesia (lebih lengkap lihat grafis).
Sapu Bersih? Apa yang mendasarinya? Kata Menpar, target itu harus dicanangkan. Karena kebanggaan dan prestasi itu bisa menularkan virus kompetisi internal kita, destinasi, pelaku bisnis, seniman, pemerhati, dan semua pihak yang concern di pariwisata.
“Nah, semakin ketat kompetisi, semakin banyak karya yang bisa dipromosikan ke mancanegara. ASEAN itu mendapatkan lebih dari 100 juta inbound setahun. Itu pasar yang sangat potensial, dekat secara geografis, dekat secara cultural dan aksesnya pun lebih mudah dan cepat,” jelas Mantan Dirut Telkom itu.
Pria asal Banyuwangi ini mengatakan, 28 karya ini sudah lolos seleksi, sudah dikirim dan dipresentasikan untuk diadu ASEAN beradu kreasi, bersaing menjadi yang terbaik, untuk menarik wisman negara tetangga.
“Aseanta Award ini bisa dijadikan tumpangan untuk mempopulerkan destinasi wisata Indonesia. Kita punya kans besar memenangkannya,” lanjut Menpar Arief Yahya.
Tahun 2016 lalu, saat dihelat di Manila, Filipina, Wonderful Indonesia menjadi juara umum dengan memenangi 3 kategori sekaligus dari 6 kategori Aseanta 2016 yang diperlombakan. Kemenangan di Manila itu terdiri dari kategori Best ASEAN Tourism Photo Agung Parameswara – Morning In Bromo, Indonesia. Kemudian, kategori Best ASEAN Cultural Preservation Effort Saung Angklung Mang Udjo, Indonesia, dan kategori Best ASEAN Travel Article The Perfect Wave – Colour Magazine, Garuda Indonesia. Malaysia sendiri mendapatkan 2 award dan Singapura 1 Awards. (Rel)
Berikut 28 Karya Nominator Indonesia di Aseanta Awards 2017:
BEST ASEAN TRAVEL ARTICLE
1. Surabaya, Â karya Ayos Purwoaji yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
2. Ternate, karya Tim Rock yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
3. Wild Wehea, karya penulis David Burden yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
4. Wakatobi-Tears in Paradise, karya penulis Mark Eveleigh, dipublikasikan di Colour’s Magazine
5. Ironman 70.3 Bintan, World Class Triathlon Competition in Bintan, Penulis Ahmad Sultan, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
6. Bandaneira, The Land Rich in Spice Flavored History, penulis Raiyani Muharamah, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
7. Dancing on the Cascade of Nimanga River, penulis Detha Arya Defada, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
8. Breathe of Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) in Ngaben Ceremony, penulis Titik Kartitiani, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan Branding Wonderful Indonesia sapu bersih 5 kategori dalam 30th Aseanta Awards for Excellence 2017 pada 8 Agustus 2017 di Jakarta. Untuk merebut 5 kategori itu, Indonesia mengikutkan 28 karya yang siap bersaing dengan negara lain.
“Sebanyak 28 karya terbaik, semuanya world class telah kita daftarkan, kita ikut  5 dari 6 kategori yang diperlombakan. Do the Best, saatnya sapu bersih,” kata Menpar Arief Yahya.
Event yang bersamaan dengan ulang tahun ASEAN ke-50 ini ada enam kategori yang dilombakan tahun ini. Dari mulai Best Aseanta Tourism Photo, Best Aseanta Travel Article, Best Aseanta Marketing & Promotional Campaign, Best Aseanta New Tourism Attraction, Best Aseanta Airlaine Programme For ASEAN hingga Best Aseanta Cultural Preservation Efforts, semua dikompetisikan. Wonderful Indonesia tampil di lima kategori. Hanya Best Aseanta Marketing & Promotional Campaign yang tidak diikuti Wonderful Indonesia (lebih lengkap lihat grafis).
Sapu Bersih? Apa yang mendasarinya? Kata Menpar, target itu harus dicanangkan. Karena kebanggaan dan prestasi itu bisa menularkan virus kompetisi internal kita, destinasi, pelaku bisnis, seniman, pemerhati, dan semua pihak yang concern di pariwisata.
“Nah, semakin ketat kompetisi, semakin banyak karya yang bisa dipromosikan ke mancanegara. ASEAN itu mendapatkan lebih dari 100 juta inbound setahun. Itu pasar yang sangat potensial, dekat secara geografis, dekat secara cultural dan aksesnya pun lebih mudah dan cepat,” jelas Mantan Dirut Telkom itu.
Pria asal Banyuwangi ini mengatakan, 28 karya ini sudah lolos seleksi, sudah dikirim dan dipresentasikan untuk diadu ASEAN beradu kreasi, bersaing menjadi yang terbaik, untuk menarik wisman negara tetangga.
“Aseanta Award ini bisa dijadikan tumpangan untuk mempopulerkan destinasi wisata Indonesia. Kita punya kans besar memenangkannya,” lanjut Menpar Arief Yahya.
Tahun 2016 lalu, saat dihelat di Manila, Filipina, Wonderful Indonesia menjadi juara umum dengan memenangi 3 kategori sekaligus dari 6 kategori Aseanta 2016 yang diperlombakan. Kemenangan di Manila itu terdiri dari kategori Best ASEAN Tourism Photo Agung Parameswara – Morning In Bromo, Indonesia. Kemudian, kategori Best ASEAN Cultural Preservation Effort Saung Angklung Mang Udjo, Indonesia, dan kategori Best ASEAN Travel Article The Perfect Wave – Colour Magazine, Garuda Indonesia. Malaysia sendiri mendapatkan 2 award dan Singapura 1 Awards. (Rel)
Berikut 28 Karya Nominator Indonesia di Aseanta Awards 2017:
BEST ASEAN TRAVEL ARTICLE
1. Surabaya, Â karya Ayos Purwoaji yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
2. Ternate, karya Tim Rock yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
3. Wild Wehea, karya penulis David Burden yang dipublikasikan di Colour’s Magazine
4. Wakatobi-Tears in Paradise, karya penulis Mark Eveleigh, dipublikasikan di Colour’s Magazine
5. Ironman 70.3 Bintan, World Class Triathlon Competition in Bintan, Penulis Ahmad Sultan, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
6. Bandaneira, The Land Rich in Spice Flavored History, penulis Raiyani Muharamah, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
7. Dancing on the Cascade of Nimanga River, penulis Detha Arya Defada, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id
8. Breathe of Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) in Ngaben Ceremony, penulis Titik Kartitiani, dipublikasikan di www.nationalgeographic.co. id