25 C
Medan
Friday, November 1, 2024
spot_img

Menangis Kesakitan, Mengeluarkan Aroma Busuk

Sri Ananda Sahputra terbaring lemah di RSUP H Adam Malik Medan.

SUMUTPOS.CO – Sri Ananda Sahputra (2,8 tahun), balita dari pasangan suami istri, Dedi Sahputra (37) dan Devi Suraini (32), hanya mampu menangis menahan sakit pada salah satu bola matanya yang divonis dokter menderita tumor mata.

Bahkan, kondisinya kian memprihatinkan. Sebab, tumor pada bola matanya tersebut kian membesar bahkan berwarna hitam yang mengeluarkan aroma busuk. Benjolan yang menutupi mata tersebut terus membesar. Saat ini, Sri Ananda Sahputra kembali dirawat di Ruang Rawat Inap Anak & Perinatologi Instalasi Rindu B, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Mereka pun membutuhkan uluran tangan pemerintah dan dermawan.

Ketika ditemui Sumut Pos di RSUP H Adam Malik, Devi Suraini menceritakan,  anaknya akan terus menangis kesakitan bila sedang tidak tidur. Sejak 2 bulan lalu benjolan yang menutupi mata anaknya itu sudah mengeluarkan bau busuk karena darah dan nanah terus keluar dari benjolan itu tersebut.“ Jadi saya terus menghapus darah dan nanah yang keluar. Kalau tidak, akan bau sekali. Tapi mengelapnya harus pelan-pelan agar dia tidak terbangun,”  ujar Devi dengan mata berkaca-kaca.

Untuk pengobatan kesembuhan anaknya, lanjut Devi, suaminya tak mampu karena hanya berprofesi sebagai penarik becak. Sedangkan dirinya tak memiliki penghasilan karena hanya sebagai ibu rumah tangga. “Selama ini, anak saya terpaksa terbatas menjalani perobatan karena menggunakan BPJS Mandiri Kelas 2,” aku Devi.

Devi mengisahkan awal anaknya menderita tumor mata. Awalnya, 5 bulan lalu, ada titik kuning muncul di bola mata sebelah kanan anaknya. Ia  dan suaminya lalu membawa anak bungsunya itu berobat ke Dokter Spesialis Mata di Jalan Bromo, Medan. Namun, pasca berobat, mata anaknya memerah seperti sakit mata. Semakin hari, merah itu semakin parah.

Dia dan suaminya lantas kembali membawa anaknya ke Dokter Spesialis Mata di Jalan Bromo itu. “Saat itu, dokternya bilang, kemungkinan ada tumor di mata anak saya. Dokter lalu menyarankan untuk mengurus BPJS karena sebelumnya kami berobat pakai duit pribadi, “ ujar Devi.

Setelah membuat BPJS Mandiri, lanjut Devi, mereka membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Mata di Jalan Iskandar Muda, Medan Petisah. Setelah beberapa kali berobat, anaknya dinyatakan harus dioperasi. Namun pihak Rumah Sakit mengaku tidak dapat melakukannya  dengan alasan tidak memiliki dokter mata anak.

“Saya lalu membawa anak saya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Namun, dokter menyatakan tak sanggup  menangani penyakit anaknya.

Sri Ananda Sahputra terbaring lemah di RSUP H Adam Malik Medan.

SUMUTPOS.CO – Sri Ananda Sahputra (2,8 tahun), balita dari pasangan suami istri, Dedi Sahputra (37) dan Devi Suraini (32), hanya mampu menangis menahan sakit pada salah satu bola matanya yang divonis dokter menderita tumor mata.

Bahkan, kondisinya kian memprihatinkan. Sebab, tumor pada bola matanya tersebut kian membesar bahkan berwarna hitam yang mengeluarkan aroma busuk. Benjolan yang menutupi mata tersebut terus membesar. Saat ini, Sri Ananda Sahputra kembali dirawat di Ruang Rawat Inap Anak & Perinatologi Instalasi Rindu B, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik. Mereka pun membutuhkan uluran tangan pemerintah dan dermawan.

Ketika ditemui Sumut Pos di RSUP H Adam Malik, Devi Suraini menceritakan,  anaknya akan terus menangis kesakitan bila sedang tidak tidur. Sejak 2 bulan lalu benjolan yang menutupi mata anaknya itu sudah mengeluarkan bau busuk karena darah dan nanah terus keluar dari benjolan itu tersebut.“ Jadi saya terus menghapus darah dan nanah yang keluar. Kalau tidak, akan bau sekali. Tapi mengelapnya harus pelan-pelan agar dia tidak terbangun,”  ujar Devi dengan mata berkaca-kaca.

Untuk pengobatan kesembuhan anaknya, lanjut Devi, suaminya tak mampu karena hanya berprofesi sebagai penarik becak. Sedangkan dirinya tak memiliki penghasilan karena hanya sebagai ibu rumah tangga. “Selama ini, anak saya terpaksa terbatas menjalani perobatan karena menggunakan BPJS Mandiri Kelas 2,” aku Devi.

Devi mengisahkan awal anaknya menderita tumor mata. Awalnya, 5 bulan lalu, ada titik kuning muncul di bola mata sebelah kanan anaknya. Ia  dan suaminya lalu membawa anak bungsunya itu berobat ke Dokter Spesialis Mata di Jalan Bromo, Medan. Namun, pasca berobat, mata anaknya memerah seperti sakit mata. Semakin hari, merah itu semakin parah.

Dia dan suaminya lantas kembali membawa anaknya ke Dokter Spesialis Mata di Jalan Bromo itu. “Saat itu, dokternya bilang, kemungkinan ada tumor di mata anak saya. Dokter lalu menyarankan untuk mengurus BPJS karena sebelumnya kami berobat pakai duit pribadi, “ ujar Devi.

Setelah membuat BPJS Mandiri, lanjut Devi, mereka membawa anaknya berobat ke Rumah Sakit Mata di Jalan Iskandar Muda, Medan Petisah. Setelah beberapa kali berobat, anaknya dinyatakan harus dioperasi. Namun pihak Rumah Sakit mengaku tidak dapat melakukannya  dengan alasan tidak memiliki dokter mata anak.

“Saya lalu membawa anak saya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. Namun, dokter menyatakan tak sanggup  menangani penyakit anaknya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/