SUMUTPOS.CO – Berbagai kegiatan dilakukan para Narapidana (Napi) wanita narkotika kelas tiga di Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat. Di antaranya, kegiatan seni membatik khas Melayu yang dipandu oleh tenaga ahli.
“Kita berharap, dengan adanya pelajaran seni membatik, nantinya bisa berguna bagi para napi bila sudah bebas kelak,” harap Kepala Lembaga Permasyarakatab Kelas III Hinai DS Meliala, Minggu (17/9).
Meski masih belajar, ternyata hasil karya batik khas Melayu, buatan napi tidak kalah mewah dan dapat bersaing di pasaran. Sebab, selain rapi, para napi terlihat sangat trampil dalam menuangkan seni ke dalam kain yang akan dibatik.
“Sejauh ini semua hasil karya seni membatik para napi sangat bagus, karena kita juga mendatangkan tenaga ahli agar para napi bisa bertukar pikiran dan mengapresiasikan seni ini,” jelas dia.
Dari hasil latihan seni ini, ternyata juga dapat menghasilkan uang untuk para napi sendiri. Di mana hasil karya batik ini nantinya dijual dan uangnya akan diberikan kepada para napi yang membuat batik dengan bentuk tabungan.
“Sejauh ini kita memasarkan hasil karya para napi hanya untuk para pegawai saja. Selain itu, kita juga memasarkanya dengan menggandeng Dinas Koperasi. Kita harapkan hasil karya ini dapat berkembang dan banyak peminatnya,” harap Kalapas.
“Pelatihan dilakukan selama tiga kali dala seminggu. Keterampilan yang kita buat untuk para napi sesuai intruksi dari Kemenkumham, agar para napi tidak merasa bosan dan jenuh, serta ilmu yang kita beri bisa berguna bagi mereka kelak,” timpal Kalapas.
Sementara seorang napi, Oca Andri mengaku, sangat senang mengikuti program belajar membantik ini. Sebab, selain berguna bagi mereka kelak. Dengan mengikuti proses belajar ini dapat menghasilkan uang tambahan.
“Semoga saya khusunya dan rekan-rekan lain tidak lagi terjerumus di dalam lembah hitam. Makanya saya sangat senang mengikuti program yang dapat memberikan keterampilan dan menghasilkan uang tabungan,” kata wanita berhijab ini. (bam/azw)