SUMUTPOS.CO – Pemain Timnas U-19 Egy Maulana Vikri mengaku pengin fokus membela timnas di ajang kuakifikasi Piala Asia U-19 2018. Namun, Egy juga tak membantah sudah punya harapan soal kariernya.
“Sekarang fokusnya ke sini dulu. Tapi soal klub, kalau diajak main di luar negeri pasti mau,” katanya, saat ditemui usai latihan.
Egy memastikan, untuk bisa main di luar negeri perlu pertimbangan yang matang. Dia pun sudah memiliki kriteria atau prasyarat bagi klub yang ingin dibelanya di luar negeri. “Saya tentu lihat dulu bagaimana struktur manajemen. Kemudian saya nanti sering main apa tidak,” ungkapnya.
“Pertimbangan saya, main di tim kecil di Eropa nggak masalah yang penting dapat kesempatan main. Kalau klub gede tapi nggak main ya saya akan tolak,” katanya.
Beberapa waktu terakhir muncul kabar bahwa Egy akan diberikan fasilitas untuk menimba ilmu di Eropa. Namun, klub mana yang bakal dituju oleh Egy belumlah diketahui.
Pemain asal Medan tersebut saat ini sedang fokus bersama dengan Timnas U-19 yang akan mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-19, akhir Oktober mendatang di Korea Selatan. Untuk itu, Egy belum terlalu memikirkan kelanjutan kariernya.
Sebelumnya, sudah ada pertemuan serius tentang kelanjutan karir Egy di pentas sepakbola level internasional.
Pertemuan itu melibatkan Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, pelatih Indra Sjafri, dan Subagja Suihan (perwalikan Egy). Termasuk agen asing.
Kabar ini juga dibicarakan media asing, seperti kolumnis FOX Sports Asia, Gabriel Tan. Gabriel Tan bahkan menilai bahwa Egy masuk kategori wonderkid di sepak bola Indonesia.
Namun dirinya juga menyoroti sering kali para pemain muda asal Asia Tenggara terlalu dibebani ekspektasi tinggi dari masyarakat negaranya untuk sukses di Eropa. Hal itu yang sering menggagalkan para pemain muda itu.
Mulai dari pesepak bola asal Malaysia, Nazmi Faiz gagal unjuk gigi di klub Portugal, Beira Mar. Bintang belia Thailand, Chanathip Songkrasin, masih kesulitan menembus posisi inti di klub Jepang, Consadole Sapporo.
Lalu ada beberapa pemain pendahulu Egy seperti Arthur Irawan dan Evan Dimas yang gagal berama Espanyol. “Terlalu sering, tidak hanya di Asia Tenggara tapi di seluruh dunia, prospek yang luar biasa telah gagal memenuhi potensi mereka semata-mata karena beban berat dan harapan yang terlalu tinggi,” tulis Gabriel Tan.
Walau diyakini punya peluang besar buat sukses jika ingin berkarier di Eropa, Gabriel Tan mengingatkan pada pencinta sepak bola Indonesia tak membebani Egy Maulana Vikri secara berlebihan. “Penting bagi penggemar setia Indonesia untuk bersabar.”(dkk/jpnn/don)