26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Timsus Anti Begal Rutin Patroli

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Timsus Anti Begal resmi dibentuk dan sudah sudah beroperasi. Tim ini akan mengamankan warga dari kejahatan jalanan yang belakangan ini menghantui, Begal.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, tim yang terdiri dari personel lintas fungsi akan bekerja secara komplek mengawasi, memetakan dan memberantas begal. “Ada fungsi intelijen, sosialisasi, hingga patroli. Untuk teknis lebih tergantung satker nya masing-masing. Itu yang saya terangkan soal secara garis besarnya saja,” kata Rina, Kamis (5/10).

Selain itu, lanjutnya, akan dilakukan patroli skala besar di jalan. Tujuannya untuk mengawasi jam dan lokasi rawan. “Patroli Blue Light dalam skala besar akan kita lakukan, itu bagian dari Timsus Anti Begal. Kerjanya tidak sekadar mengungkap kejadian, tapi lebih kepada pencegahan aksi begal,” ungkapnya.

Begitupun perwira polisi berpangkat tiga melati emas ini mengingatkan kepada masyarakat tetap awas bila berkeluaran di malam hari, khususnya pengendara wanita. “Karena aksi begal terjadi bukan di satu tempat saja, lebih kepada momen, ketika ada kesempatan pelaku begal beraksi,” ujar Rina.

Kabar soal dibentuknya Timsus Anti Begal ditanggapi beragam oleh masyarakat, ada yang pesimis ada yang mengapresiasi.

Bolon, warga Jalan Prona Helvetia mengatakan warga Medan belakangan ini takut keluar malam, apa lagi menjelang larut. Khususnya bagi pengendara sepedamotor, menurutnya untuk melintas di di seputaran kawasan Jalan Kapten Sumarsono harus pikir dua sampai tiga kali. “Kondisi jalanan yang gelap tanpa penerangan menjadikan pelaku begal leluasa beraksi. Ya harapan kita patroli harus benar-benar digalakkan, jangan sekadar wacana,” katanya, kemarin malam.

Dia mengamini juga apa yang diutarakan Kabid Humas Polda Sumut soal buruknya infrastruktur jadi salah satu maraknya aksi begal. “Coba kalau jalanan terang, tak berlubang, pengemudi kan tak harus memperlambat laju kendaraannnya. Kondisi kendaraan melambat menjadi sasaran empuk, ya mudah-mudahan bisa didengar lah aspirasi kita ini,” ungkap Bolon.

Tak cuma dia, Riski warga Simpang Selayang Medan malah pesimis. Menurutnya, di kawasan tempat tinggalnya aksi kejahatan banyak terjadi tapi sedikit terungkap. “Entah kenapa gitu. Kalau setingkat polsek tak usah diharap lah. Rawan juga kawasan Setiabudi Ujung ini,” kata Riski.

Dia menyebut bila memang polisi sudah membentuk Timsus Anti Begal untuk memberantas Begal dia mengaku siap mendukung, melaporkan informasi ke polisi. “Kita dukung, tapi dikerjakan lah. Sama saja kalau dilapor tapi tak dikerjakan. Intinya jangan buat apatisme warga makin besar,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting.

MEDAN, SUMUTPOS.CO  – Timsus Anti Begal resmi dibentuk dan sudah sudah beroperasi. Tim ini akan mengamankan warga dari kejahatan jalanan yang belakangan ini menghantui, Begal.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, tim yang terdiri dari personel lintas fungsi akan bekerja secara komplek mengawasi, memetakan dan memberantas begal. “Ada fungsi intelijen, sosialisasi, hingga patroli. Untuk teknis lebih tergantung satker nya masing-masing. Itu yang saya terangkan soal secara garis besarnya saja,” kata Rina, Kamis (5/10).

Selain itu, lanjutnya, akan dilakukan patroli skala besar di jalan. Tujuannya untuk mengawasi jam dan lokasi rawan. “Patroli Blue Light dalam skala besar akan kita lakukan, itu bagian dari Timsus Anti Begal. Kerjanya tidak sekadar mengungkap kejadian, tapi lebih kepada pencegahan aksi begal,” ungkapnya.

Begitupun perwira polisi berpangkat tiga melati emas ini mengingatkan kepada masyarakat tetap awas bila berkeluaran di malam hari, khususnya pengendara wanita. “Karena aksi begal terjadi bukan di satu tempat saja, lebih kepada momen, ketika ada kesempatan pelaku begal beraksi,” ujar Rina.

Kabar soal dibentuknya Timsus Anti Begal ditanggapi beragam oleh masyarakat, ada yang pesimis ada yang mengapresiasi.

Bolon, warga Jalan Prona Helvetia mengatakan warga Medan belakangan ini takut keluar malam, apa lagi menjelang larut. Khususnya bagi pengendara sepedamotor, menurutnya untuk melintas di di seputaran kawasan Jalan Kapten Sumarsono harus pikir dua sampai tiga kali. “Kondisi jalanan yang gelap tanpa penerangan menjadikan pelaku begal leluasa beraksi. Ya harapan kita patroli harus benar-benar digalakkan, jangan sekadar wacana,” katanya, kemarin malam.

Dia mengamini juga apa yang diutarakan Kabid Humas Polda Sumut soal buruknya infrastruktur jadi salah satu maraknya aksi begal. “Coba kalau jalanan terang, tak berlubang, pengemudi kan tak harus memperlambat laju kendaraannnya. Kondisi kendaraan melambat menjadi sasaran empuk, ya mudah-mudahan bisa didengar lah aspirasi kita ini,” ungkap Bolon.

Tak cuma dia, Riski warga Simpang Selayang Medan malah pesimis. Menurutnya, di kawasan tempat tinggalnya aksi kejahatan banyak terjadi tapi sedikit terungkap. “Entah kenapa gitu. Kalau setingkat polsek tak usah diharap lah. Rawan juga kawasan Setiabudi Ujung ini,” kata Riski.

Dia menyebut bila memang polisi sudah membentuk Timsus Anti Begal untuk memberantas Begal dia mengaku siap mendukung, melaporkan informasi ke polisi. “Kita dukung, tapi dikerjakan lah. Sama saja kalau dilapor tapi tak dikerjakan. Intinya jangan buat apatisme warga makin besar,” pungkasnya. (dvs/ila)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/