29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ubud Writers and Readers (UWRF) 2017 Hidupkan Ekonomi Ubud Bali

BALI, SUMUTPOS.CO -Gelaran Ubud Writers and Readers  (UWRF) 2017 bukan cuma mendongkrak sektor pariwisata. Event sastra berskala internasional ini sekaligus memutar roda ekonomi di Ubud selama 4 hari event ini berlangsung.

Sejak 2004, UWRF terbukti mampu meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali . Terbukti, 2016 lalu, UWRF mampu menarik pengunjung sampai 30 ribu orang, dari dalam maupun luar negeri.

Berangkat dari sukses tahun-tahun lalu, Yayasan Mudra Swari Saraswati, selaku penggagas UWRF, melakukan inovasi agar gelaran ini semakin menguntungkan, bukan dari segi pariwisata , tetapi menghidupkan iklim bisnis di Ubud selama perhelatan ini.

Gelaran UWRF 2017 berbeda dari tahun -tahun lalu di mana panyelenggara membuka stand-stand pameran, mulai dari makanan, karya seni, sampai paket wisata di Bali . Panitia menjual tiket terusama UWRF dari US$ 400 untuk wisman dan Rp 600 ribu untuk wisnus.

Hasil penjualan tiket sangat menggiurkan, karena sampai H-1 penutupan, tercatat 4 ribu tiketterjual.  Selain menjual karcis masuk terusan UWRF, panitia juga menjual stand-stand pameran .

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty menjelaskan, UWRF efeketif untuk menjaring wisatawan, terutama dari kalangan komunitas sastra. Event ini , menurut Esthy sekaligus memutar roda ekonomi selama festival.

“Saya berharap, ke depan kemasan UWRF bisa lebih beragam. Seperti tahun ini, terdapat stand-stand pameran. Ide ini membuat bisnis wisata berjalan sehingga menumbuhkan perekonomian,”  ujar Esthy didampingi Kabid Promosi Wisata Buatan Kementrian Pariwisata, Ni Putu G. Gayatri.

Gayatri berharap,  ‘virus’ sastra untuk mengembangkan potensi pariwisata seperti UWRF bisa menjangkiti daerah lain di Indonesia. “Bukan cuma di Bali, event ini  bisa digelar di daerah lain untuk mempromosikan potensi pariwisata dan menggerakkan perekonomian melalui sastra dan budaya,” kata Gayatri.

BALI, SUMUTPOS.CO -Gelaran Ubud Writers and Readers  (UWRF) 2017 bukan cuma mendongkrak sektor pariwisata. Event sastra berskala internasional ini sekaligus memutar roda ekonomi di Ubud selama 4 hari event ini berlangsung.

Sejak 2004, UWRF terbukti mampu meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Bali . Terbukti, 2016 lalu, UWRF mampu menarik pengunjung sampai 30 ribu orang, dari dalam maupun luar negeri.

Berangkat dari sukses tahun-tahun lalu, Yayasan Mudra Swari Saraswati, selaku penggagas UWRF, melakukan inovasi agar gelaran ini semakin menguntungkan, bukan dari segi pariwisata , tetapi menghidupkan iklim bisnis di Ubud selama perhelatan ini.

Gelaran UWRF 2017 berbeda dari tahun -tahun lalu di mana panyelenggara membuka stand-stand pameran, mulai dari makanan, karya seni, sampai paket wisata di Bali . Panitia menjual tiket terusama UWRF dari US$ 400 untuk wisman dan Rp 600 ribu untuk wisnus.

Hasil penjualan tiket sangat menggiurkan, karena sampai H-1 penutupan, tercatat 4 ribu tiketterjual.  Selain menjual karcis masuk terusan UWRF, panitia juga menjual stand-stand pameran .

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty menjelaskan, UWRF efeketif untuk menjaring wisatawan, terutama dari kalangan komunitas sastra. Event ini , menurut Esthy sekaligus memutar roda ekonomi selama festival.

“Saya berharap, ke depan kemasan UWRF bisa lebih beragam. Seperti tahun ini, terdapat stand-stand pameran. Ide ini membuat bisnis wisata berjalan sehingga menumbuhkan perekonomian,”  ujar Esthy didampingi Kabid Promosi Wisata Buatan Kementrian Pariwisata, Ni Putu G. Gayatri.

Gayatri berharap,  ‘virus’ sastra untuk mengembangkan potensi pariwisata seperti UWRF bisa menjangkiti daerah lain di Indonesia. “Bukan cuma di Bali, event ini  bisa digelar di daerah lain untuk mempromosikan potensi pariwisata dan menggerakkan perekonomian melalui sastra dan budaya,” kata Gayatri.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/