25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kemenpar Gelar Penguatan Jejaring Wisata Morotai

Kemenpar di bawah komando Arief Yahya menggelar Penguatan Jejaring Wisata Morotai yang digelar di Hotel Grand Dafam Bela Ternate dari tanggal 6 hingga 8 November 2017.

TERNATE, SUMUTPOS.CO – Terus meningkatkan branding 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo dilaksanakan dengan massif oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Buktinya, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggelar Penguatan Jejaring Wisata Morotai yang digelar di Hotel Grand Dafam Bela Ternate dari tanggal 6 hingga 8 November 2017.

Seperti diketahui, 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kemenpar adalah Danau Toba, Morotai, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Penguatan Jejaring Kemenpar Hidayat mengatakan, perhelatan ini digelar sebagai wujud sinkronisasi dengan semua pihak untuk meningkatkan promosi Morotai dan memperkuat jaringan para industri terkait di bidang pariwisata.

”Sehingga kita satu tujuan, untuk menaikan level pariwisata di Morotai ke kelas dunia,”ujar Esthy yang juga diamini Hidayat. Hidayat menambahkan, pihaknya mengundang semua unsur pariwisata di Ternate dan Morotai. Kata dia, pentingnyaPentahelix untuk penguatan jejaring di destinasi wisata. Kata Hidayat, itulah jurus lima unsur yang oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya disebut sebagai penentu kesuksesan pariwisata.

”Rumusnya ABCGM. Yakni Academician, Business, Community, Government dan Media. Lima unsur itu harus kompak, saling support, membangun iklim pariwisata yang kondusif dan profesional, termasuk di Ternate maupun di Morotai ini,”ujar Hidayat.

Hal itu pun dilaksanakan dengan baik oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara. Kemenpar menterjemahkan konsep penthahelix itu dari menyamakan dan memperkuat jejaring di seluruh daerah terutama 10 destinasi prioritas.

Dalam acara tersebut hadir pembicara-pembicara andal yang kompeten. Pembicara perdana yakni PIC Morotai Pokja 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Ari Surhendro, Anggota DPR RI Irine Yusiana Roba Putri, Praktisi MICE Wisnu Budi Sulaiman dan Praktisi Pariwisata dari Kanada Paul Hammel.

Diving di Morotai saksikan peninggalan Perang Dunia II.

Dalam paparannya, Ari mengatakan kepada seluruh peserta untuk sama-sama menggolkan target Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang telah ditetapkan pemerintah yakni 20 Juta Wisman di tahun 2019. Ari juga menjelaskan bahwa Morotai memiliki target mendatangkan 500 ribu wisman ke Morotai pada tahun 2019, untuk tahun 2017 sebesar 11 ribu wisman atau 31 wisman per hari.

”Sebagai satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas, paling lambat tahun 2019 Morotai sudah mempunyai atraksi kelas dunia. Atraksi meliputi daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan. Dalam rangka menyiapkan atraksi kelas dunia tahun 2019, dilakukan peningkatan di beberapa obyek wisata unggulan,”ujar Ari.

Ari juga mengatakan, progress aksesbilitas juga berjalan dengan baik dan lancar. Rencananya, paling lambat tahun 2019 Morotai sudah mempunyai bandara internasional. Dalam rangka mempersiapkan bandara Morotai menjadi bandara Internasional, dilakukan upaya peningkatan bandara sisi udara dan sisi darat.

Kata Ari, di tahun 2017 pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mendukung Morotai dengan tiga program, yaitu : Jalan Masuk Bandara, Pagar Pengaman Bandara, dan Gedung Terminal Penumpang Bandara. Tiga kontrak sudah ditandatangani, pekerjaan lapangan sedang berjalan, ditargetkan akhir tahun 2017 sudah selesai.

”Setelah itu menyusul program Pengerasan Landasan Bandara di tahun 2017 atau 2018, kontrak juga sudah ditanda-tangani. Diharapkan tahun depan ada program fisik pelebaran Landasan Bandara dan pekerjaan terkait lainnya, sehingga paling lambat tahun 2019 bandara di Morotai sudah berkelas internasional,”beber Ari.

Lebih lanjut Ari mengatakan, untuk tahun 2019 Morotai sudah mempunyai international Chain Hotel dan amenitas lainnya. Dalam rangka menyiapkan kesemuanya, telah dilakukan kerjasama oleh beberapa pihak terkait. Juga program homestay. ” Salah satunya dengan menguatkan jejaring yang telah digelar oleh Kemenpar ini. Mari kita bersatu untuk Pariwisata Indonesia dan Morotai,”kata Ari. (Rel)

Kemenpar di bawah komando Arief Yahya menggelar Penguatan Jejaring Wisata Morotai yang digelar di Hotel Grand Dafam Bela Ternate dari tanggal 6 hingga 8 November 2017.

TERNATE, SUMUTPOS.CO – Terus meningkatkan branding 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo dilaksanakan dengan massif oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Buktinya, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggelar Penguatan Jejaring Wisata Morotai yang digelar di Hotel Grand Dafam Bela Ternate dari tanggal 6 hingga 8 November 2017.

Seperti diketahui, 10 destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kemenpar adalah Danau Toba, Morotai, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Tanjung Kelayang, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Penguatan Jejaring Kemenpar Hidayat mengatakan, perhelatan ini digelar sebagai wujud sinkronisasi dengan semua pihak untuk meningkatkan promosi Morotai dan memperkuat jaringan para industri terkait di bidang pariwisata.

”Sehingga kita satu tujuan, untuk menaikan level pariwisata di Morotai ke kelas dunia,”ujar Esthy yang juga diamini Hidayat. Hidayat menambahkan, pihaknya mengundang semua unsur pariwisata di Ternate dan Morotai. Kata dia, pentingnyaPentahelix untuk penguatan jejaring di destinasi wisata. Kata Hidayat, itulah jurus lima unsur yang oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya disebut sebagai penentu kesuksesan pariwisata.

”Rumusnya ABCGM. Yakni Academician, Business, Community, Government dan Media. Lima unsur itu harus kompak, saling support, membangun iklim pariwisata yang kondusif dan profesional, termasuk di Ternate maupun di Morotai ini,”ujar Hidayat.

Hal itu pun dilaksanakan dengan baik oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara. Kemenpar menterjemahkan konsep penthahelix itu dari menyamakan dan memperkuat jejaring di seluruh daerah terutama 10 destinasi prioritas.

Dalam acara tersebut hadir pembicara-pembicara andal yang kompeten. Pembicara perdana yakni PIC Morotai Pokja 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Ari Surhendro, Anggota DPR RI Irine Yusiana Roba Putri, Praktisi MICE Wisnu Budi Sulaiman dan Praktisi Pariwisata dari Kanada Paul Hammel.

Diving di Morotai saksikan peninggalan Perang Dunia II.

Dalam paparannya, Ari mengatakan kepada seluruh peserta untuk sama-sama menggolkan target Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang telah ditetapkan pemerintah yakni 20 Juta Wisman di tahun 2019. Ari juga menjelaskan bahwa Morotai memiliki target mendatangkan 500 ribu wisman ke Morotai pada tahun 2019, untuk tahun 2017 sebesar 11 ribu wisman atau 31 wisman per hari.

”Sebagai satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas, paling lambat tahun 2019 Morotai sudah mempunyai atraksi kelas dunia. Atraksi meliputi daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan. Dalam rangka menyiapkan atraksi kelas dunia tahun 2019, dilakukan peningkatan di beberapa obyek wisata unggulan,”ujar Ari.

Ari juga mengatakan, progress aksesbilitas juga berjalan dengan baik dan lancar. Rencananya, paling lambat tahun 2019 Morotai sudah mempunyai bandara internasional. Dalam rangka mempersiapkan bandara Morotai menjadi bandara Internasional, dilakukan upaya peningkatan bandara sisi udara dan sisi darat.

Kata Ari, di tahun 2017 pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mendukung Morotai dengan tiga program, yaitu : Jalan Masuk Bandara, Pagar Pengaman Bandara, dan Gedung Terminal Penumpang Bandara. Tiga kontrak sudah ditandatangani, pekerjaan lapangan sedang berjalan, ditargetkan akhir tahun 2017 sudah selesai.

”Setelah itu menyusul program Pengerasan Landasan Bandara di tahun 2017 atau 2018, kontrak juga sudah ditanda-tangani. Diharapkan tahun depan ada program fisik pelebaran Landasan Bandara dan pekerjaan terkait lainnya, sehingga paling lambat tahun 2019 bandara di Morotai sudah berkelas internasional,”beber Ari.

Lebih lanjut Ari mengatakan, untuk tahun 2019 Morotai sudah mempunyai international Chain Hotel dan amenitas lainnya. Dalam rangka menyiapkan kesemuanya, telah dilakukan kerjasama oleh beberapa pihak terkait. Juga program homestay. ” Salah satunya dengan menguatkan jejaring yang telah digelar oleh Kemenpar ini. Mari kita bersatu untuk Pariwisata Indonesia dan Morotai,”kata Ari. (Rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/