BINJAI, SUMUTPOS.CO -Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham didampingi Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirtasari Muhammad Idham melihat bendungan yang jebol di Instalasi Pengolahan Air Bersih, Jalan Gunung Sinabung, Kelurahan Marcapada, Binjai Selatan, Senin (12/2).
Pasca sepekan air tak mengalir ke pelanggan PDAM Tirtasari tepat Selasa (6/2) lalu, orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemko) Binjai itu memohon maaf atas hal tersebut.
Idaham menyatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pengerjaan pembangunan bendungan sementara berupa bronjong.
“Saya mohon maaf kepada masyarakat karena ketergangguan ini. Kita sedang melakukan upaya sementara membuat bendungan sementara,” kata Idaham usai meninjau pengerjaan bendungan sementara.
Menurut dia, pembangunan bendungan sementara yang dikerjakan Pemko Binjai mendapat hibah kawat dari Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS).
“Kita menggunakan dana tak terduga membuat bendungan ini,” jelas Idaham.
Dia menargetkan, pembangunan bronjong tersebut dapat rampung dalam 4 hari kedepan. Dengan catatan, cuaca harus bagus?
“Jikalau memang ada banjir, mungkin 8 hari kedepan baru selesai,” tambah mantan Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan ini.
Dia berharap, pembangunan bronjong dengan tinggi 3 meter itu dapat membantu pasokan air masuk ke saluran penghisapan. Menurut dia, saat ini PDAM Tirtasari hanya mampu mengaliri air ke 50 persen pelanggan saja.
“Belum mampu untuk semuanya,” katanya.
Dia menegaskan, jika pembangunan bendungan sementara rampung dapat mengaliri air hingga ke 80 persen pelanggan.
“Kita juga mencoba ke pemerintah atasan untuk masalah ini supaya bisa kembali pasokan air ke masyarakat,” jelasnya.
Disoal apa penyebab bendungan yang dibangun BWSS itu jebol, kata Idaham, karena arus sungai yang kencang hingga menimbulkan banjir. Alhasil, bendungan tersebut tak mampu membendung arus sungai sehingga terjadi erosi.
“Karena kuatnya arus waktu itu menyebabkan banjir dan tingginya sedimentasi sehingga daya dukung bendungan itu tidak mampu,” jelasnya.
Dia juga berharap, pembangunan bronjong yang jebol nanti dapat dibentuk dengan bagus. Sehingga dapat mampu menguras debit air ketika meninggi.
“Ya nanti untuk sementara dengan bronjong supaya air masuk ke intake dan bisa hisap. Kalau tidak ada bendungan, debit air turun seperti sekarang jadi air tidak bisa ditarik air. Saat ini 2 pompa yang beroperasi. Semoga bisa cepat (rampung) bendungan sementara kita,” tandas Idaham.
Sementara, Direktur PDAM Tirtasari, Muhammad Idham menyatakan, pelanggan mereka sebanyak 12.200. Kata dia, ada 7 unit mesin pompa di PDAM Tirtasari.
“Hari selasa pukul 23.15 WIB kejadiannya. Kami langsung kordinasi dengan Pak Wali dan Dinas PU dan Balai Wilayah Sungai Sumatera,” ujarnya.
Dia menambahkan, material kawat yang dihibahkan BWSS tiba di IPAB Marcapada pada Kamis (8/2).
“2,5 meter tinggi air, jadi berdampak. Kendalanya jadi sumbat karena naik pasir itu,” tandasnya. (ted)